Pendekatan Sistem Kesehatan dalam Program Malaria

dapat dilaksanakan LSM dan organisasi-organisasi pemasaran sosial. Tujuannya untuk memdidik dan berkomunikasi dengan masyarakat mengenai pencegahan, diagnosis, pengobatan dini malaria. b. Partisipasi: membentuk kesempatan dan peluang resmi bagi masyarakat untuk mengkomunikasikan pendapat mereka mengenai pelayanan kesehatan yang diperoleh dan penyedia pelayanan kesehatan itu sendiri. c. Komunikasi resmiumpan balik: pembentukan jabatan yang dibayar resmi yang bertugas mensupervisimemastikan kepatuhan penyedia pelayanan kesehatan swasta, seperti badan Ombudsman dalam rangka menginisiasi hubungan publik-swasta yang mempunyai kapasitas untuk merekomendasikan dan menjatuhkan sanksi. 4. Pendekatan inovasi produk Disini kerjasama mengembangkan produk product development partnerships PDPs seperti inovasi pengembangan obat malaria dan insektisida, yang hasilnya dapat dipasarkan dengan menggunakan insentif keuangan yang lebih besar seperti dalam bentuk dana hibah, subsidi, insentif pajak, subsidi berbasis perusahaan dan dukungan dari dalam untuk mempengaruhi penyedia pelayanan kesehatan swasta.

2.5. Pendekatan Sistem Kesehatan dalam Program Malaria

Menurut WHO 2007d ada enam blok pembangun sistem kesehatan dengan manusia sebagai pusatnya, yang terdiri dari 1 Governance tata kelola disini termasuk leadership kepemimpinan yang memastikan kerangka kebijakan strategis yang dikombinasikan dengan pandangan efektifitas, membangun koalisi, Universitas Sumatera Utara akuntabilitas, transparansi, regulasi, insentif, dan desain sistem, 2 Tenaga kesehatan diartikan sebagai responsif, adil, efisien dalam penyediaan sumber daya dan kondisi yang mendukung, dan tersedia dengan jumlah yang memadai, 3 Pembiayaan, meningkatkan anggaran yang adekuat untuk kesehatan dengan menjamin masyarakat dapat menggunakan layanan yang dibutuhkan dan terlindungi dari katastropi biaya dan pemiskinan akibat membayar biaya kesehatan, 4 Obat – obatan dan teknologi, menjamin produk obat, vaksin, diagnosis, dan teknologi lain yang terjamin kualitas, keamanan, efikasi, biaya-efektif, 5. Informasi, menjamin produksi, analisis, diseminasi dan penggunaan informasi yang realibel dan tepat waktu mengenai determinan kesehatan, kinerja sistem kesehatan, dan status kesehatan, 6 Pelayanan kesehatan, termasuk intervensi kesehatan individu dan masyarakat yang efektif, aman dan berkualitas yang tersedia bagi yang membutuhkan termasuk infrastruktur, dengan meminimalisir pembuangan sumber daya. Menurut the MalERA Consultative Group on Health System and Operational Research 2011 yang mengadaptasi system thinking untuk mengetahui eradikasi malaria dalam sistem kesehatan, dibentuk suatu matriks 6 x 5 yang terdiri dari tingkatan sistem kesehatan yang terdiri dari tingkat komunitas, tingkat fasilitas, tingkat kabupaten, tingkat nasional, tingkat regional dan global, dan terakhir tingkat intersektor di setiap keenam blok pembangun sistem kesehatan. Secara khusus model pada tingkat kabupaten dapat diterapkan yaitu, pada 1 blok governance tentang model apa yang dapat digunakan oleh pemerintah kabupaten untuk mencapai dan Universitas Sumatera Utara memelihara eliminasi malaria?, 2 blok tenaga kesehatan tentang apa organisasi dan manajemen yang tepat, keterampilan, struktur sumber daya manusia dan faktor-faktor pendukung efektifitas pelayanan kesehatan?, 3 blok pembiayaan tentang alat-alat untuk pengembangan administrasi dan pengambilan keputusan terdesentralisasi yang efisien?, 4 blok informasi tentang bagaimana melibatkan penyedia pelayanan kesehatan swasta dan mendapatkan data dari mereka, 5 gabungan blok pelayanan kesehatan dan obat –obat dan teknologi, yang membahas bagaimana keterlibatan penyedia pelayanan kesehatan swasta dalam tatalaksana kasus, surveilans dan pengendalian vektor malaria dapat dimanfaatkan?. Lebih lanjut, the MalERA Consultative Group on Health System and Operational Research 2011 dan WHO 2006; 2007d pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan dan komunitas juga mendukung keterlibatan pelayanan kesehatan swasta. Pada tingkat fasilitas, karakteristik petugas sektor swasta, ketersediaan alat dan obat, karakteristik pekerjaan, pengetahuan, dan perilaku atau keterampilan teknis WHO, 2007d; WHO, 2007e; Lonnorth et al., 2004. Perilaku komunitas masyarakat dalam pemilihan penyedia pelayanan kesehatan dan pengobatan malaria dipengaruhi oleh banyak faktor seperti : 1 biaya, 2 kenyamanan, 3 ketersediaan fasilitas, 4 persepsi kualitas pelayanan, 5 tingkat keparahan penyakit, 6 jenis kelamin, 7 umur, 8 budaya, 9 status ekonomi dan faktor-faktor intra-rumah tangga WHO, 2007d. Universitas Sumatera Utara

2.6. Landasan Teori