14
transport glukosa ke dalam sel. Sedangkan proses sintesis lemak dan sintesis protein masih tetap berjalan, sehingga sering penderita tipe 2 memiliki berat
badan berlebihanobesitas. Komplikasi akut dari tipe 2 yang umum yaitu terjadi hiperosmolar hiperglikemia non ketogenik HHNK tetapi bila mana mendapatkan
stresor yang berlebihan, dapat juga mengalami DKADiabetic Ketoacidosis meskipun sangat kecil kemungkinannya.
Apabila penanganan DM tidak adekuat, maka penderita DM dapat mengalami komplikasi di berbagai sistem organ dan bersifat akut maupun kronik. Komplikasi
akut meliputi diabetik ketoasidosisIDDM, hiperosmolar hiperglikemi non ketogenikNIDDM dan komplikasi hipoglikemia karena efek terapi insulin.
Komplikasi kronik meliputi mikroangiopatinephropati, retinopati dan neuropati dan makroangiopatiCAD, stroke, penyakit pembuluh darah periferLewis, 2000.
2.1.4 Klasifikasi DM
Menurut Inzucchi 2004, DM dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu:
a. DM tipe I Insulin Dependen Diabetes Mellitus atau IDDM
DM Tipe I IDDM muncul pada saat pankreas tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin sehingga insulin dalam tubuh kurang atau tidak ada
sama sekali. Glukosa di dalam darah menumpuk karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. DM tipe ini tergantung pada insulin, oleh karena itu penderita memerlukan
suntikan insulin Tandra, 2007.
Universitas Sumatera Utara
15
DM Tipe I IDDM merupakan suatu gangguan autoimunautoimmune disorder yang ditandai dengan kerusakan sel-sel beta Langerhans pankreas. Karena
itu, DM jenis ini kebanyakan ditemukan pada anak usia muda, minimal sebelum usia 35 tahun. Sebaliknya, DM II akan kebanyakan menyerang usia lanjut, karena
berhubungan dengan degenerasi atau kerusakan organ dan faktor gaya hidup Bustan, 2007.
Menurut Brunner Suddarth DM Tipe I disebabkan oleh faktor genetik, di mana penderita DM mewarisi predisposisikecenderungan terhadap terjadinya DM
Tipe I, biasanya ditemukan pada individu yang memiliki antigen H. Selain itu disebabkan oleh faktor imunologi, adanya respon autoimun yang abnormal, serta
adanya kerusakan sel beta pankreas. b.
DM tipe II Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau NIDDM. DM Tipe II NIDDM merupakan DM yang paling sering ditemukan di
Indonesia. Penderita tipe ini biasanya ditemukan pada usia di atas 40 tahun disertai berat badan yang berlebih. Selain itu diabetes tipe II ini dipengaruhi oleh faktor
genetik, keluarga, obesitas, diet tinggi lemak, serta kurang gerak badan Nabil, 2009. Kemungkinan lain terjadinya DM adalah karena sel-sel jaringan tubuh tidak
peka atau resisten terhadap insulin. Resistensi terhadap insulin pada DM tipe II ini terjadi karena turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa
oleh jaringan perifer dan menghambat produksi oleh sel hati Tandra, 2007. Menurut Nabil 2009, DM juga dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan
yaitu: 1 Diabetes Gestational adalah jenis DM yang muncul pada saat ibu hamil. Hal
Universitas Sumatera Utara
16
ini terjadi karena pengaruh beberapa hormon pada ibu hamil menyebabkan resisten terhadap insulin. DM ini dapat ditemukan sekitar 2-5 dalam kehamilan. Umumnya
gula darah kembali normal bila sudah melahirkan, tetapi risiko ibu terkena DM tipe II akan lebih besar. 2 Diabetes Sekunder adalah diabetes yang disebabkan oleh
penyakit lain yang menyebabkan produksi insulin terganggu atau meningkatkan kadar gula darah meningkat. Penyakit yang dimaksud misalnya infeksi berat, radang
pankreas, penggunaan kortikosteroid, obat anti hipertensi.
2.1.5 Epidemiologi DM