67
Tabel 4.10 Pengaruh Diet dengan Kejadian Gangren pada Penderita Diabetes Mellitus di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara
Diet Kejadian Gangren
p OR
95 Cl χ
2
Ya Tidak
n n
Tidak Baik 20
64,5 12
38,7 0,042
2,87 1,02;8,07
4,133 Baik
11 35,5
19 61,3
Jumlah 31
100 31
100
4.3.4 Pengaruh Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Gangren pada
Penderita Diabetes Mellitus
Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat pasien diabetes DM dengan kejadian gangren dengan OR=3,32 95 CI = 1,17-9,44. Hal
ini berarti pasien DM yang mengalami gangren berpeluang 3 kali tidak patuh minum obat dibandingkan pasien DM yang tidak mengalami gangren.
Tabel 4.11 Pengaruh Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Gangren pada Penderita Diabetes Mellitus di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara
Patuh Kejadian Gangren
p OR
95 Cl χ
2
Ya Tidak
n n
Tidak patuh 12
38.7 21
67.7 0,022
3,32 1,17;9,44
5,248 Patuh
19 61.3
10 32.3
Jumlah 31
100 31
100
4.5 Analisis Multivariat
Untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kadar gula, diet dan kepatuhan minum obat pasien DM terhadap kejadian gangren menggunakan uji
regresi logistik ganda multiple logistic regression. Regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel
Universitas Sumatera Utara
68
independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda adalah
variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariatnya.
Tabel 4.12 Hasil Analisis yang Memenuhi Asumsi Multivariat Kandidat Variabel
P
Kadar gula darah 0,002
Aktivitas Fisik 0,437
Diet 0,042
Kepatuhan minum obat 0,022
Keterangan : variabel yang memenuhi syarat Variabel yang memiliki nilai probabilitas p lebih kecil dari 0,25 adalah
variabel kadar gula darah, diet, dan kepatuhan minum obat. Selanjutnya seluruh variabel tersebut dengan metode Backward LR dimasukkan secara bersama-sama
kemudian variabel yang nilai p0,05 akan dikeluarkan secara otomatis dari komputer sehingga dapat variabel yang berpengaruh. Variabel yang terpilih dalam model akhir
regresi logistik ganda dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13 Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Variabel
B Sig.
Exp BOR
95CI
Kadar Gula Darah 1,749
0,004 5,75
1,75-18,89 Kepatuhan Minum Obat
1,197 0,039
3,31 1,06-10,30
Konstanta -1,736
0,004 0,17
Setelah dilakukan analisis multivariat, diperoleh hasil bahwa kadar gula darah
p=0,004, dan kepatuhan minum obat p=0,039 berpengaruh terhadap kejadian gangren pada DM di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Variabel yang paling
dominan memengaruhi kejadian gangrene pada pesien diabetes di RSU Cut Meutia
Universitas Sumatera Utara
69
Kabupaten Aceh Utara adalah kadar gula darah dengan nilai koefisien regresi 1,749 dan nilai Exp B OR 5,75 artinya jika pasien mengalami gangren 6 kali lebih besar
kemungkinannya memiliki KGD tidak baik dibanding dengan penderita DM yang
tidak mengalami gangren.
Nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 69,4 yang artinya variabel kadar gula darah dan kepatuhan minum obat menjelaskan pengaruhnya terhadap kejadian
gangren pada pasien DM di di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara sebesar 69,4, sedangkan sisanya sebesar 30,6 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
termasuk dalam variabel penelitian ini. Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi kadar
gula darah dan kepatuhan minum obat yang memengaruhi kejadian gangren pada pasien DM di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara adalah sebagai berikut:
197 ,
1 0749
, 1
736 ,
1
2 1
1 1
X X
e y
p
+ +
− −
+ =
Keterangan: P
: probabilitas kejadian gangrene pada pasien diabetes mellitus X
1
: kadar gula, koefisien regresi 1,749 X
2
: Kepatuhan minum obat, koefisien regresi 1,197 a
: Konstanta Persamaan di atas diketahui bahwa pasien DM yang kadar gula darah tidak
baik, dan tidak patuh minum obat kemungkinan untuk mengalami kejadian gangren sebesar 80.
Universitas Sumatera Utara
70
Berdasarkan nilai OR, kita dapat memperkirakan kekuatan pengaruh variabel kadar gula darah dan kepatuhan minum obat dalam pengaruhnya terhadap kejadian
gangren pada pasien DM. Makin besar nilai OR, makin kuat pengaruh variabel tersebut terhadap kejadian gangren pada pasien DM. Variabel dengan nilai OR
terbesar merupakan variabel paling dominan atau berisiko dalam pengaruhnya terhadap kejadian gangren pada pasien DM.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan seberapa besarkah gangren dapat dicegah bila kadar gula darah KGD diperbaiki dapat dilihat dari population
attributable risk proportion PAR:
��� = pr
− 1 pr
− 1 + 1 x 100
��� = 0,8065,750
− 1 0,806 5,750
− 1 + 1 x 100 = 0,793 = 79
Dimana: p
= proporsi kasus yang mempunyai faktor terpajan r
= Rasio odds variabel yang paling dominan kadar gula darah Sehingga dari hasil perhitungan PAR yang diperoleh dapat diambil
kesimpulan bahwa hampir 79 kasus dengan kejadian gangren dapat dicegah dengan memperbaiki faktor risiko yaitu kadar gula darah yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
71
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Kadar Gula Darah dengan Kejadian Gangren pada Penderita
Diabetes Mellitus di Klinik di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara
Berdasarkan hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa kadar gula darah pada penderita DM yang mengalami kejadian gangren maoyoritas memiliki kadar
gula dalam darah yang tidak baik ≥ 200 mgdl sebesar 80,6 dan yang memiliki
kadar gula dalam darah yang baik 200 mgdl sebesar 19,4. Analisis pengaruh antara kadar gula dengan kejadian gangren pada penderita DM diperoleh OR sebesar
5,76. Hal ini berarti pasien DM yang mengalami gangren berpeluang 5,76 kali kemungkinan KGD tidak baik
≥ 2 00 mgdl dibandingkan pasien DM yang tidak mengalami gangren dan secara statistik menjelaskan bahwa ada hubungan yang
signifikan dengan nilai p 0,05. DM merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat kadar
gula darah yang tinggi. Kadar gula darah tinggi disebabkan karena DM merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat kadar gula darah yang tinggi
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati
dan otot. Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu humoral faktor seperti hormon insulin, glukagon dan kortisol sebagai
sistem reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas yang dilakukan Lestari, 2013.
71
Universitas Sumatera Utara