Pemurnian Minyak Clarification Proses Produksi

Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light Tenera Dust Separating LTDS. Inti sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit, cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan. 6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan claybath . Prinsip kerja claybath adalah menggunakan kalsium karbonat CaCO3 dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis. 7. Pengeringan Kernel Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan. Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo berbeda-beda.

2.5.6. Pemurnian Minyak Clarification

Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut: 1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk Universitas Sumatera Utara silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. Fungsinya untuk mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar. 2. Penyaringan minyak Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen. Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak. 3. Pemanasan minyak Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar crude oil tank. 4. Pemisahan minyak dari partikel padat Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan decanter . Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk. 5. Pemurnian minyak Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,3-0,4 , kadar kotoran hingga 0,01-0,15 dan temperatur 90-95 C. Universitas Sumatera Utara 6. Pengeringan minyak Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1-0,15 dan kadar kotoran hingga 0,013-0,015. 7. Penampungan minyak sawit kasar CPO Penampungan minyak sawit kasar CPO sebelum pengiriman ke Departemen Refinery dilakukan di storage tank ST. CPO harus selalu dipanaskan dengan xcara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur 50-55 C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA. 8. Penampungan sludge Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. 9. Pengambilan minyak kembali Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena kadar minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 didalam sludge. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya kemajuan suatu perusahaan atau usaha dipengaruhi oleh permintaan konsumen yang sangat bervariasi. Hal ini berimbas pula pada produksi minyak kelapa sawit CPO yang dilakukan oleh Pabrik Kelapa Sawit PT. London Sumatra Lonsum Bagerpang. Permintaan CPO, terutama pada tingkat nasional, selalu meningkat setiap tahun dengan persentase rata-rata sebesar 4,59 dan diproyeksikan pada tahun 2019 akan mencapai 4,2 juta ton, sedangkan untuk produksi CPO pada tahun 2019 diproyeksikan dapat mencapai 37 juta ton dengan pertumbuhan sebesar 5,5. Pada tingkat internasional, volume ekspor CPO dapat mencapai lebih dari 70 total produksi CPO Indonesia. Hal ini berarti produksi minyak sawit yang digunakan untuk konsumsi domestik rata-rata sebesar 30 dari total produksi. Oleh karena itu, industri pengolahan kelapa sawit menempati posisi yang strategis untuk berkembang di Indonesia. Berdasarkan data di atas, PT. Lonsum Bagerpang Estate, yang mengambil bagian dalam memenuhi permintaan CPO ini, memerlukan adanya suatu usaha agar proses produksi berjalan lancar dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia serta dapat mencapai keuntungan. Begitu pula yang dilakukan oleh pihak perusahaan yang selalu berupaya memasok setiap bahan baku yang tersedia di kebun untuk diolah pada Pabrik Kelapa Sawit, sehingga diperlukan adanya Universitas Sumatera Utara