1
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah kehidupan berorganisasi, faktor manusia adalah hal yang sangat penting. Hal ini wajar karena secara alamiah manusia adalah mahluk sosial
yang hidupnya berkelompok dan saling berinteraksi satu sama lain. Adanya interaksi antar sesama manusia dalam kelompok ataupun organisasi tersebut
adalah hasil dari sebuah proses komunikasi. Dimana komunikasi merupakan saluran hubungan untuk melakukan dan menerima mekanisme perubahan, juga
sebagai sarana untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi. Tanpa adanya komunikasi, maka ide, pikiran dan perasaan tidak dapat disalurkan pada orang
lain. Komunikasi dalam hal ini adalah komunikasi antarmanusia dalam konteks organisasi. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang berfokus kepada manusia manusia dalam pencapaian tujuan organisasi. Peranan dan status setiap manusia dalam organisasi menentukan juga
bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain, dan bagaimana orang lain
berkomunikasi dengan dia sesuai dengan status dan perannya dalam organisasi.
Liliweri 2004:59-60, mendefenisikan bahwa komunikasi organisasi memproses informasi dan pesan, menafsirkannya dan bertindak berdasarkan
informasi. Komunikasi disini menekankan pada metode dan tehnik yang memungkinkan orang untuk beradaptasi dengan lingkungan organisasi. Ada
pendapat para ahli lain dapat dilihat seperti kutipan berikut :
Universitas Sumatera Utara
Wirianto dalam Romli, 2011:2 “Komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
”. Romli mengatakan komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dalam organisasi sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat surat resmi. Adapun
komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual Romli 2011:2.
Dalam sebuah organisasi formal didalamnya terdapat unsur-unsur dasar yaitu : pemimpin, pegawai, pekerjaan, struktur dan pedoman dalam perusahaan.
Unsur-unsur tersebut merupakan sub-sub sistem yang saling terkait satu sama lain dan menjadi pendukung perusahaan sebagai sebuah sistem yang memiliki tujuan.
Dalam pelaksanaan tugas dari masing-masing sub-sub sistem tersebut akan terjadi berbagai macan hubungan antara satu dengan yang lainnya yang
kesemuanya termasuk dalam konteks komunikasi. Faktor kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting karena
pemimpinlah yang akan membawa dan menggerakkan kelompoknya kearah tujuan yang akan dicapai dengan cara dan gayanya masing-masing. Pemimpin
mempersatukan kelompok dengan satu tujuan dan komitmen yang bisa diterima dan disetujui oleh setiap anggota kelompok. Bermacam macam pengertian tentang
kepemimpinan yang diberikan para ahli, namun pada intinya kepemimpinan adalah bagaimana proses menggerakan, mengarahkan dan membimbing dan
mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan organisasi.
Menurut Getol 2012:2 bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi sekelompok orang yang memiliki kebutuhan yang
Universitas Sumatera Utara
sama dan mengarahkan mereka agar mereka bersedia melakukan pekerjaan sesuai dengan pengarahannya dan pada akhirnya mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
bersama sama
tersebut. Sementara
Anoraga mengemukakan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi pihak lain melalui
komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang orang agar dengan penuh pengertian kesadaran dan senang
hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu. dalam Romli 2011:93 Tidak mudah menjadi seorang pemimipin dalam organisasi karena harus
memahami berbagai macam karakter dan prilaku bawahan yang berbeda. Ini disebabkan karena yang dipimpin adalah manusia yang punya perasaan akal dan
berbagai jenis dan sifatnya masing-masing. Dalam struktur perusahaan pemimpin berada pada strata teratas, sehingga dia bertanggung jawab terhadap setiap
kebijakan yang dikeluarkan. Serta dalam pengoperasiannya pemimpin memiliki gaya tersendiri dalam pelaksanaannya dapat mempengaruhi kinerja pegawai
dalam satu organisasi. Defenisi gaya kepemimpinan menurut Thoha 2007:303 adalah norma
prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut berusaha mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dengan menerapkan gaya
kepemimpinan yang tepat maka seorang pemimpin dapat memotivasi anggota kelompok untuk bekerja secara maksimal. Dapat diartikan bahwa jika kelompok
memiliki kemampuan dan tingkat kesiapan yang tinggi akan termotivasi bila pemimpin dapat mendelegasikan sebagian besar wewenangnya. Rezeki 2010
telah meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja, menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
Dalam sebuah organisasi hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana menciptakan sebuah iklim komunikasi yang kondusif. Iklim dipandang
sebagai suatu kualitas pengalaman yang subyektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi. Pentingnya iklim
komunikasi dalam organisasi disadari oleh Redding, ia mengatakan bahwa “Iklim
komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada ketrampilan atau tehnik-tehnik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif Pace
And Faules 2001:148. Sejalan dengan pemikiran Redding, Kriyantono 2008:313 mendefinisikan Iklim komunikasi sebagai persepsi mengenai seberapa
jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka, menaruh perhatian, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta
memberi penghargan atas standar kinerja yang baik. Hal tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja bagi pegawai. Ini disebabkan karena
terpenuhinya keinginan pegawai sebagai seorang yang merasa dihargai, didengar, diperhatikan, dan mendapat dukungan dari atasan. Demikian juga dengan ide
ataupun gagasan yang muncul harus dikomunikasikan agar didengarkan oleh anggota yang lain.
“Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota
yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan Muhammad
Universitas Sumatera Utara
2007:85” Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting karena menjembatani praktek-praktek pengelolaan sumber daya manusia dengan
produktivitas. Setiap pemimpin yang memiliki pengetahuan luas tentang iklim komunikasi organisasi, akan dapat memahami secara lebih baik apa yang
mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu. Keputusan yang diambil anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan yang
efektif, merasa bagian dari organisasi, memiliki semangat, mengedepankan kejujuran, kreatifitas, inovasi, mampu mencari peluang dalam organisasi, dan
mendukung anggota lain untuk memiliki kinerja yang lebih baik, merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh iklim organisasi positif. Hal inilah yang sepatutnya
dijaga dan dibina secara terus menerus oleh setiap anggota agar organisasi berjalan sesuai dengan tujuannya. Sebaliknya iklim yang negatif benar-benar
dapat merusak keputusan yang dibuat anggota organisasi mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. Pada akhirnya akan
berpengaruh buruk juga terhadap motivasi kerja pegawai. Pegawai adalah salah satu sumber daya terbesar dalam sebuah perusahaan
yang diposisikan sebagai bawahan. Salah satu tantangan yang cukup berat bagi seorang pemimpin adalah bagaimana memotivasi bawahan agar dapat bekerja
penuh semangat dan bersedia mengerahkan seluruh kemampuannya yang terbaik untuk kepentingan lembaga ataupun perusaha annya. Ada anggapan bahwa
peningkatan kemampuan pegawai tidak perlu melalui kepemimpinan, tetapi cukup melalui motivasi dari diri mereka sendiri untuk maju, tetapi pandangan yang
Universitas Sumatera Utara
demikian itu tidaklah benar karena bagaimanapun tingginya motivasi seseorang untuk maju jika tidak didukung oleh pimpinannya tidak akan berhasil.
“Motivasi diartikan sebagai alat pembangkit, penguat, penggerak seorang karyawan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan hasil “ Nasution 2000:191
Sementara Hasibuan
dalam Romli
2011: 72 mengatakan “Motivasi
mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan
untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Jika motivasi kerja pegawai tinggi, maka produktivitas juga akan meningkat, sebaliknya jika motivasi rendah maka
produktivitas juga ikut melemah. Berdasarkan hal itu maka pemimpin dituntut untuk selalu memotivasi bawahannya agar senantiasa mau bekerja dengan penuh
gairah dalam melaksanakan tugas tugasnya. Arif Suadi 1996:35 menyatakan bahwa: “Seperti apapun mahirnya managemen, mereka tidak akan berhasil kalau
mereka tidak mampu memotivasi dan memimpin pegawainya untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui motivasi kerja.
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia LPP TVRI Sumatera Utara adalah salah satu organisasi ataupun lembaga yang bergerak di
bidang penyiaran di Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Putri Hijau Medan. Televisi Republik Indonesia TVRI merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia
dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 penduduk Indonesia. TVRI sempat
memonopoli siaran di wilayah indonesia sebelum lahirnya televisi swasa seperti RCTI, TPI, SCTV di awal tahun 1989. Dalam perjalananya TVRI banyak
Universitas Sumatera Utara
mengalami perubahan. Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan Perjan,
yang secara kelembagaan berada dibawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI. Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan
Pemerintah No.64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI dibawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI
untuk urusan keuangan. Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No.9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas PT TVRI
dibawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN. Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002
tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari
lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial.
Perubahan ini dilakukan agar TVRI dapat melakukan pembenahan disegala bidang baik dari segi management, SDM, struktur organisasi, program acara dan
lain sebagainya. Dalam kompetisi dunia pertelevisian saat ini TVRI Sumut sudah jauh
tertinggal dibandingkan dengan stasiun televisi lainnya, baik dari segi SDM, serta program program acara yang disiarkan. Orang orang lebih memilih televisi swasta
karena dianggap lebih menarik dan lebih berkualitas. Melihat kondisi diatas TVRI Sumut akan semakin memprihatinkan dan akan mendapat peringkat terbawah bila
tidak dikelola dengan baik. Disinilah dibutuhkan seorang pemimpin yang tepat
Universitas Sumatera Utara
serta iklim komunikasi yang kondusif dalam mengelola dan membenahi stasiun ini secara baik dan benar agar TVRI Sumut tidak kehilangan pemirsanya dan tetap
dijadikan sebagai media yang memiliki kekuatan untuk mengokohkan kesatuan rakyat Sumatera Utara. Sejalan dengan kebutuhan akan perubahan di lembaga
TVRI saat ini TVRI Sumatera Utara sedang dalam pembenahan, berbagai kebijakan baru serta berbagai program acara telah dirancang terutama yang
memuat kearifan lokal yang menjadi unggulan. Kepala LPP TVRI Sumatera Utara saat ini Ir.Safrullah nampaknya serius dalam mengelola stasiun ini. Hal tersebut
dapat dilihat dalam kutipan pemberitaan berikut:
TRIBUN -MEDAN.com, MEDAN
-Televisi Republik Indonesia TVRI lahir kembali Reborn Memasuki usianya yang ke-41 tahun, TVRI Stasiun
Sumatera Utara akan mengangkat kearifan lokal sebagai program unggulan mereka.
Lahirnya kembali TVRI ini bertujuan untuk menjadikan Lembaga Penyiaran Publik ini benar- benar milik rakyat. Dengan jangkauan siar
yang lebih luas dan mengIndonesia, bukan hal sulit untuk mewujudkan ambisi ini.
Semangat inilah yang terungkap dalam perayaan milad ke-41 TVRI Sumatera Utara, Rabu 2812. Dengan tema Reborn Dengan
Paradigma Baru dan Komitmen Baru, stasiun televisi plat merah ini mencoba bangkit ditengah sengitnya persaingan dunia penyiaran di
Sumatera Utara.
Sengitnya pertarungan itulah yang disadari Kepala Lembaga Penyiaran Publik TVRI Stasiun Sumatera Utara Ir Syafrullah.
Tak heran jika dia pun mulai pasang kuda-kuda, menyiapkan program baru yang bermuatan lokal sebagai mata acara unggulan. Beberapa yang
patut disebutkan adalah program Markombur. Dari namanya sudah pasti program ini akan berbau cakap-cakap semacam talkshow dengan
kemasan ala Sumatera Utara. Ada pula program Jelajah Negeri yang bakal menggali keindahan dan potensi alam serta pariwisata Sumatera
Utara. Kemudian acara Negeri Cinta spesial menampilkan kearifan dan keramahan warga Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Melihat isi pemberitaan tersebut terlihat adanya keinginan dari pimpinan TVRI untuk membenahi dari segi isi content siaran. Ini di lakukan untuk dapat
mengimbangi tingkat persaingan dengan competitor-competitor lainnya.Tetapi Pembenahan content saja tidak cukup tanpa membenahi keseluruhan dari
lembaga ini. Pembenahan dari segala bidang adalah hal yang paling penting agar lembaga ini dapat berjalan dengan baik. Pembenahan program tidak akan
maksimal jika tidak dibarengi dengan pembenahan individu yang bekerja didalamnya.
Untuk membenahi lembaga ini sangat dibutuhkan seorang pemimpin yang tepat agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai penanggung jawab
setiap kebijakan dalam sebuah lembaga pemimpin mempunyai tugas yang sangat penting, seperti memberi arahan, menetapkan program, memotivasi, dan
menerima masukan serta keluhan dari bawahan. Gerungan mengatakan: Tugas utama seorang pemimpin adalah: 1 Memberi struktur yang jelas terhadap situasi
situasi rumit yang dihadapi kelompok, 2 merasakan dan menerangkan kebutuhan kelompok pada dunia luar, baik mengenai sikap-sikap, harapan, tujuan dan
kekhawatiran kelompok. dalam Romli 2011:97, karena motivasi yang tinggi dapat menggerakan dan mendorong para pegawai untuk bekerja lebih giat dalam
melaksanakan ide ataupun gagasan baru yang telah direncanakan. Dimana untuk mencapai keberhasilan suatu lembaga sebagian besar tergantung kepada motivasi
pegawai untuk melaksanakan pekerjaanya. Sebagai organisasi besar, LPP TVRI Sumatera utara didalamnya terdiri
dari kumpulan individu yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
Universitas Sumatera Utara
organisasi dan saling melakukan kontak antara satu dengan yang lain. Secara umum iklim komunikasi di TVRI Sumut berfungsi dalam memberikan motivasi
kerja terhadap pegawai. Namun dalam pelaksanaan tugas oleh pegawai sangat mungkin terjadi persoalan persoalan dalam komunikasi. Biasanya terjadi apabila
individu yang satu berperan lebih besar dari individu lainnya dalam organisasi, ketidak percayaan antara sesama anggota organisasi, dan pembawaan atau sifat
individu itu sendiri akan memicu terjadinya konflik antar sesama individu dalam organisasi.
Komunikasi yang terjadi diantara sesama anggota organisasi sangat penting agar pesan dapat diterima dengan baik oleh seluruh anggota organisasi.
Apabila tidak ada komunikasi para pegawai TVRI tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, pimpinan tidak dapat memperoleh masukan-masukan dari
pegawai, serta tidak dapat memberikan intruksi yang tepat. Koordinasi tidak tercapai, kerjasama tidak terlaksana karena orang orang yang berada didalamnya
tidak dapat menyampaikan keinginan dan persaanya kepada pihak lain. Faktor- faktor tersebut harus selalu dijaga agar tidak terjadi penurunan kualitas iklim
komuikasi di lembaga ini. Untuk itu penting memelihara iklim komunikasi di lembaga ini.
Pemikiran-pemikiran tersebut melatar belakangi peneliti untuk melakukan telaah lebih dalam mengenai gaya kepemimpinan, iklim komunikasi dan motivasi
kerja. Disamping itu belum pernah dilakukan penelitian tentang gaya kepemimpinan, iklim komunikasi dan motivasi dilingkungan tersebut. Sehingga
penulis membuat suatu penelitian dengan judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Universitas Sumatera Utara
dan Iklim Komunikasi terhadap Motivasi kerja Pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara”
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan penelitian sebagai berikut:
“Bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Iklim Komunikasi terhadap Motivasi kerja
Pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara?”
1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui pengaruh Ilkim Komunikasi terhadap Motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian