Setelah ditemukan jumlah responden dari setiap bagian maka dilakukan tehnik penarikan sampel dengan tehnik simple random sampling untuk
menentukan siapa yang berhak menjadi responden dengan melakukan penomoran pada lembar kuesioner.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari tiga variabel penelitian yang dikembangkan sendiri oleh peneliti, dibagikan kepada
sampel penelitian yang terlebih dahulu sudah ditentukan oleh peneliti. Selain pengumpulan data dengan mengunakan kuesioner, peneliti juga melakukan studi
pustaka dengan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dengan penelitian.
Skala yang yang digunakan untuk pengukuran penelitian adalah skala likert. Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang
terhadap sesuatu. Alternatif pernyataannya, misalnya adalah dari setuju sampai tidak setuju, senang sampai tidak senang, puas sampai tidak puas atau baik sampai
tidak baik. Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala interval berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu bisa 5, 7 dan seterusnya hendaknya ganjil,
agar dapat menampung kategori yang netal atau memasukkan kategori „tidak tahu‟ Husein 2002:95.
Skala likert ini digunakan untuk setiap pertanyaan yang diberikan telah disediakan dan respondent tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Analisa Data
Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul akan dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Semua proses perhitungan statistic akan diolah
dengan menggunakan SPSS Statistical Package for Social Sciences for windows versi 16. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan Regresi
Linier Berganda Multiple Linear Regression Analysis karena penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Dengan demikian model analisis dinyatakan sebagai berikut : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Priyatno, 2009:73 Keterangan :
Y = Variabel dependen
X
1
, X
2
= Variabel independen a
= Konstanta b
= Koefisien regresi
3.6.1. Uji Validitas Data
Untuk memperoleh data yang baik dalam sebuah penelitian, maka angket yang dijadikan sebagai instrument pengumpulan data harus diuji terlebih dahulu
validitas dan reabilitasnya. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang akan diukur Umar, 2002:99 Pada penelitian ini pengujian
dilakukan dengan program SPSS, dan untuk uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson Produk Moment dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
r =
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
Keterangan: r
= Koefisien korelasi Pearso
n’s Product Moment N
= Jumlah individu dalam sampel
X =
Angka mentah untuk variabel X Y
= Angka mentah untuk variabel Y
3.6.2. Uji Reliabilitas Data
Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris
ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. “Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan suatu konsistensi suatu alat pengukur dalam
mengukur gejala yang sama.” Umar 2002:108. Semakin kecil kesalahan pengukuran, semakin reliable alat pengukur, sebaliknya semakin besar kesalahan
pengukuran semakin tidak reliabel alat pengukur. Untuk pengujian reliabilitas dalam penelitian ini digunakan metode Alpha
Cronbach dengan bantuan SPSS. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
2 2
11
1 1
t b
V k
k r
, Suharsimi, 2005:193 Keterangan :
Dimana: r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
= jumlah varian butiritem
2 t
V
= varian total
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua variabel bebas dan terikat mempunyai distribusi normal atau setidaknya
mendekati normal Priyatno, 2009:28. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya.
3.6.4 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah ada tidaknya kemiripan antara satu variabel independent dengan variabel independent lainya dalam satu
model. Menurut Santoso 2001: 39 Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas yaitu
adanya hubungan atau korelasi antar variabel independen bebas dalam model regresi Karena model korelasi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas .
3.8 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis merupakan pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis
mengenai gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi terhadap motivasi kerja secara parsial digunakan uji-t dan untuk menguji hipotesis mengenai gaya
kepemimpinan dan iklim komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai secara simultan digunakan uji F .
Universitas Sumatera Utara
1. Uji-t
Menurut Priyatno 2009:81 “Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen X
1
, X
2
……..X
n
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y. Dengan tingkat
signifikansi menggunakan α = 5 atau 0,05. Hasil uji t dapat dihitung dengan
bantuan program SPSS for Windows 16. Dengan ketentuan apabila nilai t
hitung
t
tabel
maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat, atau dengan kriteria
pengujian : - H
ditolak jika t
hitung
t
tabel
- H diterima bila t
hitung
t
tabel
Priyatno, 2009:85 2.
Uji-F
Menurut Priyatno 2009:81 “Uji simultan dengan uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen X
1
, X
2
……..X
n
secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y”. Dengan
tingkat signifikansi menggunakan α = 5 atau 0,05. Hasil uji F dapat dihitung
dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16. Dengan ketentuan apabila nilai F
hitung
F
tabel
maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan X1, iklim
komunikasi X2 dengan variable terikat yaitu motivasi kerja pegawai Y, atau dengan kriteria pengujian :
- H diterima bila F
hitung
F
tabel
- H ditolak bila F
hitung
F
tabel
Priyatno, 2009:83
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.5 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.5.1 Sejarah Berdirinya
4.5.1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di
bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20SKM1961 tentang
pembentukan Panitia Persiapan Televisi P2T. Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menteri
Penerangan saat itu, Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan dengan jadwal sebagai berikut:
1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan TVRI sekarang. 2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.
3. Mempersiapkan software program dan tenaga. Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan
dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian
pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora
Bung Karno. Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 2151963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.
Universitas Sumatera Utara
59
Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti
dengan Stasiun Medan, Surabaya, Makassar, Manado, Denpasar, dan Samarinda.
4.5.1.2 TVRI pada Era Orde Baru
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung
bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.
Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang
bersamaan menciptakan two-way traffic lalu lintas dua jalur dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah. Pada garis
besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang
aman, adil, tertib dan sejahtera, yang bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan
Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan
cepat, tepat dan baik. Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus
meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well- integrated mass media media massa yang terintegrasikan dengan baik
Pemerintah. Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan
Universitas Sumatera Utara
60
siaranKEPMenpen 1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang
diterapkan yaitu manajemen perkantoranbirokrasi.
4.5.1.3 TVRI pada Era Reformasi
Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan Perjan, yang secara
kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI. Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah
No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI untuk
urusan keuangan. Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun
2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas PT TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN.
Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang
berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani
informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI
adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan
Universitas Sumatera Utara
61
seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099 orang, terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil PNS dan 1.014 orang Tenaga
HonorKontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta. TVRI
bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002
dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa
Timur. TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB dengan substansi acara bersifat informatif,
edukatif dan entertain.
4.5.2 Visi Misi TVRI Sumatera Utara
4.5.2.1 Visi
Adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik, serta
berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa.
4.1.2.2 Misi
1 Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara netral, berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun
budaya bangsa dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman
Universitas Sumatera Utara
62
2 Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan berdaya saing
3 Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan akuntabel
4 Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas pelayanan publik
5 Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai
4.6 Hasil Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yakni dua variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu masing-masing gaya kepemimpinan X1, iklim komunikasi
X2 dan motivasi kerja pegawai Y. Setiap variabel penelitian akan diuraikan berturut-turut tentang deskripsi data, pengujian persyaratan analisis dan pengujian
hipotesis. Deskripsi hasil penelitian dimulai dari variabel gaya kepemimpinan X1, iklim komunikasi X2 dan motivasi kerja pegawai Y. Langkah berikutnya
akan dilakukan pengujian persyaratan analisis yang terdiri dari uji validitas, uji realibilitas, dan uji normalitas. Akhir dari bab ini akan dilakukan pengujian
hipotesis. 4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden
Banyaknya responden dalam penelitian ini adalah 71 responden yang merupakan pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara. Dibawah ini akan dibahas
Universitas Sumatera Utara
63
karakteristik responden secara umum menurut jenis kelamin, usia, pendidikan dan masa kerja. Karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada table berikut ini :
4.6.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan pada klasifikasi jenis kelamin, responden digolongkan menjadi dua golongan yaitu laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah
1 Laki-laki
49 69.0
2 Perempuan
22 31.0
Jumlah 71
100
Sumber : Hasil Olah Data. Dari tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa jumlah responden laki-laki lebih
banyak daripada jumlah responden wanita. Adapun responden laki-laki sebesar 49 responden 69 sedangkan responden perempuan 22 responden 31. Jadi
pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara dominan berjenis kelamin laki-laki.
4.6.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia, digolongkan menjadi empat golongan yaitu 25-35 tahun, 36-45 tahun, 46-
55 tahun, dan ≥56 tahun.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia
Jumlah
1 25-35 tahun
4 5.6
2 36-45 tahun
10 14.1
3 46-55 tahun
55 77.5
4 ≥56 tahun
2 2.8
Jumlah 71
100 Sumber : Hasil Olah Data
Universitas Sumatera Utara
64
Dari tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa responden dengan usia 46-55 lebih banyak yaitu sebesar 55 responden 77,5 dan paling sedikit responden dengan
usia ≥56 sebanyak 2 responden 2,8. Jadi prosentase terbesar pegawai di LPP TVRI berada di rentang 46-55 tahun.
4.6.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan, digolongkan menjadi empat golongan yaitu pendidikan SLTA, DIII, S1 dan S2.
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan
Jumlah
1 SLTA
44 62.0
2 DIII
1 1.4
3 S1
20 28.2
4 S2
6 8.5
Jumlah 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Dari tabel 4.3 di atas diperoleh hasil bahwa responden dengan pendidikan SLTA lebih besar yaitu sebanyak 44 responden 62 , atau lebih dari separoh
responden berpendidikan SMA dan paling sedikit responden dengan pendidikan DIII sebanyak 1 responden 1,4.
4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja, digolongkan menjadi empat golongan yaitu 1-10 tahun, 11-20 tahun, 21-30 tahun, dan 31-40 tahun.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No Masa Kerja
Jumlah
1 1-10 tahun
4 5.6
2 11-20 tahun
17 23.9
3 21-30 tahun
33 46.5
4 31-40 tahun
17 23.9
Jumlah 71
100
Sumber : Hasil Olah Data. Dari tabel 4.4 dapat diperoleh hasil bahwa responden dengan masa kerja
21-30 tahun memiliki peringakat paling tinggi yaitu sebanyak 33 responden 46,5 dan paling sedikit responden dengan masa kerja 1-10 tahun sebanyak 4
responden 5,6.
4.6.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 71 responden melalui penyebaran kuesioner, untuk mendapatkan kecenderungan jawaban
responden terhadap jawaban masing-masing variabel akan didasarkan pada rentang skor jawaban sebagaimana pada lampiran 4.
4.2.2.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan X1
Variabel gaya kepemimpinan X1 terdiri dari 10 item pernyataan yang terbagi dalam 4 empat sub variabel, yaitu : 1 Sportif, 2 Direktif, 3 Partisipatif,
dan 4 Achievement Oriented. Masing-masing di uraikan seperti berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
66
4.2.2.1.1 Sub Variabel Sportif
Sub variabel sportif terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada tabel di
bawah in:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sportif
Per nyataan
Tanggapan Responden
Total Sang dan
tidak setuju at
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral Setuju
Sangat Setuju
f f
f F
f
1 -
- 9
12,7 14
19,7 37
52,1 11 15,5 71
100 2
- -
3 4,2
15 21,1
47 66,2
6 8,5
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.1 yaitu pimpinan memberikan perhatian terhadap
kebutuhan dan kesejahteraan adalah sebanyak 37 responden 52,1 menyatakan setuju, 11 responden 15,5 menyatakan sangat setuju, 14 responden 19,7
bersikap netral, dan 9 responden 12,7 menyatakan tidak setuju serta tidak seorangpun yang menyatakan sangat tidak setuju. Ini menggambarkan bahwa
pimpinan di TVRI telah memberikan perhatian terhadap kebutuhan dan kesejahteraan para pegawai di lingkungan tersebut. Kondisi seperti ini tentu
sangat diharapkan dalam sebuah organisasi. Tanggapan responden untuk pernyataan no. 2 yaitu pimpinan menciptakan
suasana yang bersahabat dan bergaul di lingkungan kerja adalah sebanyak 47 responden 66,2 menyatakan setuju, netral sebanyak 15 orang 21,1 sangat
Universitas Sumatera Utara
67
setuju 6 0rang 8,5 dan tidak setuju sebanyak 3 orang 4,2. Ini menggambarkan telah terciptanya suasana yang bersahabat yang di lakukan oleh
pimpinan dilingkungan kerja. Akan tetapi perlu penambahan lagi untuk meningkatkan kondisi ini melihat masih adanya jawaban netral dari responden
yang bersifat ragu-ragu yakni sebesar 21.
4.2.2.1.2 Sub Variabel Direktif
Sub variabel direktif terdiri dari 3 tiga item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Direktif
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f F
f f
3 -
- 5
7,0 19
26,8 36 50,7
11 15,5 71
100 4
- -
4 5,6
21 29,6 44
62,0 2
2,8 71
100 5
- -
13 18,3 25 35,2 28
39,4 5
7,0 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan No.3 yaitu pimpinan memberikan pedoman kerja yang jelas
adalah sebanyak 36 responden 50,7 menyatakan setuju, netral 19 responden 26,8 sangat setuju 11 responden15,5 5 responden 7,0 yang menyatakan
tidak setuju. Ini menggambarkan kondisi yang baik dimana dalam mendelegasikan tugas pimpinan telah memberikan pedoman yang jelas bagi
pegawai. Namun adanya jawaban netral sebanyak 19 responden dan jawaban
Universitas Sumatera Utara
68
tidak setuju sebanyak 5 responden mengindikasikan masih adanya ketidak jelasan pedoman kerja yang diberikan sehingga masih perlu peningkatan lagi.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no. 4 yaitu pimpinan meminta untuk mengikuti peraturan peraturan dan prosedur yang telah ditentukan adalah
sebanyak 44 responden 62,0 menyatakan setuju dan hanya 4 responden 5,6 yang menyatakan tidak setuju. Tanggapan ini menyatakan bahwa sebagian besar
pegawai telah mengikuti peraturan dan prosedur yang telah ditentukan ,hal ini menujukan bahwa pimpinan telah berhasil dalam memberikan peraturan dan
prosedur kerja dengan baik. Tanggapan responden terhadap pernyataan no.5 yaitu pimpinan
mengkoordinasikan pekerjaan dan membuat jadwal kerja adalah sebanyak 28 responden 39,4 menyatakan setuju dan sebanyak 25 responden 35,2
bersikap netral. Hasil dari tanggapan responden tersebut sebenarnya telah memberikan gambaran adanya pengkoordinasian pekerjaan serta pembuatan
jadwal kerja oleh pimpinan, namun jawaban netral dari responden mengindikasikan bahwa masih perlunya penjadwalan kembali mengenai tugas-
tugas yang akan dilaksanakan di LPP TVRI Sumatera Utara.
4.2.2.1.3 Sub Variabel Partisipatif
Sub variable partisipatif terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada
tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Partisipatif
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju F
f f
f f
6 -
- 13
18,3 25
35,2 28
39,4 5
7,0 71
100 7
- -
15 21,1
19 26,8
33 46,5
4 5,6
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan table 4.7 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.6 yaitu pimpinan berkonsultasi tentang pekerjaan yang
dilakukan adalah sebanyak 28 responden 39,4 menyatakan setuju dan 25
responden 35,2 bersikap netral. Berdasarkan tanggapan responden tersebut
pada dasarnya pimpinan telah berkonsultasi dengan dengan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, namun jawaban netral dari 25 responden serta jawaban
tidak setuju sebanyak 13 responden masih perlu di tingkatkan lagi, hal ini bisa terjadi dengan meningkatkan komunikasi antara pimpinan dan bawahan.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.7 yaitu pimpinan mendengarkan opini dan saran adalah sebanyak 33 responden 46,5
menyatakan setuju dan sebanyak 15 responden 21,1 menyatakan tidak setuju.
Tanggapan tersebut menyatakan bahwa pimpinan telah mendengarkan opini dan
saran dari pegawai dalam memberi masukan demi tercapainya kesuksesan organisasi. Prosentasi yang diberikan masih dalam kategori baik.
Universitas Sumatera Utara
70
4.2.2.1.4 Sub Variabel Achievement Oriented orintasi pada keberhasilan
Sub variabel achievement oriented terdiri dari 3 tiga item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut
diuraikan pada table berikut ini:
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Achievement Oriented
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju F
f f
f f
8 -
- 7
9,9 23
32,4 35
49,3 6
8,5 71
100 9
- -
5 7
16 22,5
48 67,6
2 2,8
71 100
10 -
- 3
4,2 19
26,8 35
49,3 14 19,7 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan No.8 yaitu Pimpinan menetapkan tujuan-tujuan yang lebih
baik atau menantang berhubungan dengan pekerjaan adalah sebanyak 35 responden 49,3 menyatakan setuju dan sebanyak 7 responden 9,9
menyatakan tidak setuju. Berdasarkan tanggapan yang diberikan responden bahwa pimpinan telah memiliki dan menetapkan tujuan-tujuan yang lebih baik
berhubungan dengan pekerjaan para pegawai sehinnga pegawai dapat memiliki kegairahan dalam melakukan pekerjaan.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.9 yaitu pimpinan selalu menginginkan perbaikan dalam kinerja adalah sebanyak 48 responden 67,6
menyatakan setuju dan sebanyak 5 responden 7 menyatakan tidak setuju.
Perbaikan dalam kinerja adalah faktor yang paling dominan yang di inginkan oleh
Universitas Sumatera Utara
71
pimpinan. Ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan setuju terhadap pernyataan ini.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.10 yaitu pimpinan percaya bahwa akan mencapai standart kerja yang tinggi dan bekerja lebih maksimal
adalah sebanyak 35 responden 49,3 menyatakan setuju dan sebanyak 3
responden 4,2 menyatakan tidak setuju. Tanggapan responden tersebut
menggambarkan bahwa pimpinan telah memiliki kepercayaan terhadap pegawai dalam melakukan tugas sesuai standart dan memberikan hasil yang maksimal. Hal
ini menggambarkan bahwa kepercayaan dari pimpinan dapat memacu dalam memaksimalkan pekerjaan.
Berdasarkan statistic deskriftif yang telah diuraikan , yang terdiri dari gaya suportif, direktif, partisipatif, dan achievement oriented . Pada table tersebut telah
dijelaskan hasil dari tanggapan dari responden. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka gaya kepemimpinan Suportif adalah gaya yang paling dominan dari pada
gaya kepemimpinan yang lain. Tanggapan responden untuk pernyataan no. 2 yaitu pimpinan menciptakan suasana yang bersahabat dan bergaul di lingkungan kerja
adalah sebanyak 47 responden 66,2 menyatakan setuju, demikian juga pernyataan no.1 yaitu pimpinan memberikan perhatian terhadap kebutuhan dan
kesejahteraan adalah sebanyak 37 responden 52,1 menyatakan setuju, kedua peryataan tersebut mempunyai tanggapan yang paling tinggi dibanding dengan
peryataan lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa motivasi kerja pegawai akan meningkat apabila pimpinan dalam menjalankan tugas dan fungsinya menerapkan
gaya kepemimpinan suportif di LPP TVRI Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
72
4.2.2.2 Tanggapan Responden terhadap Variabel Iklim Komunikasi X2
Variabel iklim komunikasi X2 terdiri dari 17 item pernyataan yang terbagi dalam 6 enam sub variabel, yaitu : 1 Kepercayaan, 2 Pembuatan
Keputusan Bersama, 3 Kejujuran, 4 Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, 5 Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, dan 6 Perhatian dalam tujuan
kinerja tinggi.
4.2.2.2.1 Sub Variabel Kepercayaan
Sub variabel kepercayaan terdiri dari 3 tiga item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Kepercayaan
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju F
f F
F f
1 -
- 9
12,7 16
22,5 35
49,3 11 15,5 71
100 2
- -
3 4,2
17 23,9
45 63,4
6 8,5
71 100
3 -
- 7
9,9 18
25,4 34
47,9 12 16,9 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.1 yaitu
Pimpinan memiliki kepercayaan yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
adalah sebanyak 35 responden 49,3 menyatakan setuju , netral 16 responden, sangat setuju 11 responden dan sebanyak 3 responden 4,2
menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar dari jawaban responden bahwa kondisi dalam organisasi dalam keadaan
Universitas Sumatera Utara
73
baik. Ini menunjukan bahwa atasan sepenuhnya memiliki kepercayaan yang terhadap bawahannya sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.2 yaitu
responden memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pimpinan
adalah sebanyak 45 responden 63,4
menyatakan setuju dan sebanyak 3 responden 4,2 menyatakan tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki rasa percaya yang tinggi terhadap atasannya. Dalam menjalankan dan menerima perintah ataupun
kebijakan dari pimpinan pegawai percaya sepenuhnya terhadap atasan. Tanggapan responden terhadap pernyataan no.3 yaitu
responden memiliki kepercayaan terhadap teman sejawat
adalah sebanyak 34 responden 47,9, menyatakan setuju , netral 18 responden dan sebanyak 7 responden 9,9
menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa diantara rekan rekan sejawat
memiliki rasa saling percaya antara mereka dalam menjalankan tugas sehari-hari. Adanya jawaban netral dan tidak setuju dari responden kemungkinan disebabkan
adanya komunikasi yang kurang baik diantara beberapa pegawai, namun tidak berpengaruh besar terhadap motivasi pegawai dalam bekerja.
4.2.2.2.2
Sub Variabel Pembuatan Keputusan Bersama
Sub variabel pembuatan keputusan bersama terdiri dari 3 tiga item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan
tersebut diuraikan pada tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
74
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Pembuatan Keputusan Bersama
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju F
f F
F f
4 -
- 3
4,2 26
36,6 39
54,9 3
4,2 71
100 5
- -
11 15,5
21 29,6
34 47,9
5 7,0
71 100
6 -
- 1
1,4 3
4,2 54
76,1 13 18,3 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.4 yaitu
responden diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah yang berhubungan dengan kedudukan dalam organisasi
adalah sebanyak 39 responden 54,9 menyatakan setuju dan hanya 3 responden 4,2
menyatakan tidak setuju. Semua personel diajak berkomunikasi dan berkonsultasi
mengenai masalah yang berkaitan dengan kedudukan dalam organisasi. Ini membuktikan terciptanya komunikasi yang abaik dalam organisasi.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.5 yaitu
responden diajak berkomunikasi dan berkonsultasi untuk berperan serta dalam preoses pembuatan
keputusan
adalah sebanyak 34 responden 47,9 menyatakan setuju dan 21
responden 29,6 bersikap netral. Tanggapan responden terhadap pernyataan
tersebut menggambarkan bahwa atasan dalam mengambil kebijakan organisasi turut memperhatikan masukan dari bawahan dan dapat melibatkan mereka dalam
mengambil keputusan. Tanggapan responden terhadap pernyataan no.6 yaitu responden
diajak berkomunikasi dan berkonsultasi agar berperan serta dalam penentuan tujuan organisasi
adalah sebanyak 54 responden 76,1 menyatakan setuju dan hanya 1 responden
Universitas Sumatera Utara
75
1,4 menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menyatakan setuju terhadap
pernyataan tersebut. Ini berarti bahwa pegawai diajak dalam berkomunikasi dan berkonsultasi agar berperan serta dalam penetuan tujuan organisasi.
4.2.2.2.3
Sub Variabel Kejujuran
Sub variabel kejujuran terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Kejujuran
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
F f
7 1
1,4 1
1,4 3
4,2 56
78,9 10 14,1 71
100 8
1 1,4
2 2,8
3 4,2
41 57,7 24 33,8
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.7 yaitu
suasana keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi hubungan di seluruh tingkat dalam organisasi
adalah sebanyak 56 responden 78,9 menyatakan setuju dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan sangat tidak setuju.
Dapat diartikan bahwa para pegawai mempunyai kepercayaan dan kejujuran
kepada semua anggota organisasi dalam peleksanaan tugas sehari hari.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.8 yaitu
responden menceritakan kondisi sebenarnya tentang permasalahan yang terjadi dalam penyelesaian
pekerjaan
adalah sebanyak 41 responden 57,7 menyatakan setuju dan hanya 1
Universitas Sumatera Utara
76
responden 1,4 menyatakan sangat tidak setuju. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari para pegawai dapat menceritakan tentang kondisi yang sebenarnya
terjadi dalam penyelesaian tugas tugas mereka.
4.2.2.2.4
Sub Variabel Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah
Sub variable keterbukaan dalam komunikasi keatas terdiri dari 4 empat item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item
pernyataan tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
F f
9 1
1,4 -
- 26
36,6 36
50,7 8
11,3 71
100 10
1 1,4
1 1,4
14 19,7
51 71,8
4 5,6
71 100
11 1
1,4 1
1,4 19
26,8 45
63,4 5
7,0 71
100 12
- -
2 2,8
37 52,1
25 35,2
7 9,9
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan table 4.12 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.9 yaitu responden menerima informasi yang dapat
menigkatkan kemampuan untuk mengkoordinasikan pekerjaan dengan bagian lain adalah sebanyak 36 responden 50,7 menyatakan setuju dan hanya 1 responden
1,4 menyatakan sangat tidak setuju. Tanggapan responden tersebut
menggambarkan bawha responden setuju menerima informasi yang diberikan atasan dapat meningkatkan kemampuan untuk mengkoordinasikan pekerjaan
dengan bagian lain.
Universitas Sumatera Utara
77
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.10 yaitu atasan memberikan tugas atau wewenang secara objektif adalah sebanyak 51 responden 71,8
menyatakan setuju dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan sangat tidak setuju.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.11 yaitu responden relatif mudah memperoleh informasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaan, kecuali
untuk informasi rahasia adalah sebanyak 45 responden 63,4 menyatakan setuju dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan sangat tidak setuju. Ini
menggambarkan bahwa responden telah mendapatkan informasi secara mudah
yang berkaitan dengan pekerjaan kecuali yang untuk informasi bersifat rahasia. Organisasi telah dapat memberikan informasi yang memadai yang sesuai daengan
kebutuhan dalam melaksanakan pekerjaan. Tanggapan responden
terhadap pernyataan
no.12 yaitu atasan
berkomunikasi secara intensif dalam membantu mengatasi masalah pekerjaan yang timbul adalah sebanyak 37 responden 52,1 bersikap netral dan sebanyak
25 responden 35,2 menyatakan setuju. Hal ini menggambarkan bahwa pimpinan belum sepenuhnya berkomunikasi secara intensif dalam mengatasi
masalah pekerjaan yang timbul. Ada permasalahan yang semestinya bisa dipecahkan dengan baik namun terkendala akibat kurangnya komunikasi yang
intensif.
4.2.2.2.5 Sub Variabel Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas
Sub variable mendengarkan dalam komunikasi ke atas terdiri dari 4 empat item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item
pernyataan tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
78
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
F f
13 1
1,4 15
21,1 6
8,5 46
64,8 3
4,2 71
100 14
- -
23 32,4
40 56,3
7 9,9
1 1,4
71 100
15 -
- 8
11,3 17
23,9 36
50,7 10 14,1 71
100 16
- -
7 9,9
14 19,7
45 63,4
5 7,0
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.13 yaitu pimpinan senantiasa terbuka atas kritikan dalam komunikasi formal maupun informal
adalah sebanyak 46 responden 64,8 menyatakan setuju dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan sangat tidak setuju. Ini berarti bahwa pimpinan dalam
melaksanakan tugasnya dapat menerima kritikan dari bawahan baik secara formal maupun informal. Dan menerima masukan dari bawahan yang bersifat positif.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.14 yaitu pimpinan selalu menghargai suatu perbedaan pendapat dalam proses pengambilan keputusan
adalah sebanyak 40 responden 56,3 bersikap netral dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan sangat setuju. Ini berarti bawha pimpinan terbuka terhadap
perbedaan pendapat dan menghargai pendapat orang lain sehingga ditemukan suatu keputusan yang benar-benar diambil atas kepututusan bersama.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.15 yaitu pimpinan secara terbuka mau mendengarkan saran, laporan masalah adalah sebanyak 36 responden
50,7 menyatakan setuju dan sebanyak 8 responden 11,3 menyatakan tidak setuju. Bahwa keterlibatan bawahan dalam organisasi sudah cukup memadai
Universitas Sumatera Utara
79
karena atasan mau terbuka dan menerima saran ataupun laporan dari masalah
yang dihadapi para personal.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.16 yaitu Informasi dianggap penting untuk dilaksanakan, kecuali ada petunjuk yang berlawanan adalah
sebanyak 45 responden 63,4 menyatakan setuju dan sebanyak 7 responden 9,9 menyatakan tidak setuju. Ini berarti bahwa pegawai sudah mendapatkan
kepercayaan mengenai informasi yang diberikan , informasi dari pegawi dianggap penting untuk dilaksanakan kecuali petunjuk yang berlawanan.
4.2.2.2.6 Sub Variabel Perhatian dalam Tujuan Kinerja Tinggi
Sub variabel perhatian dalam tujuan kinerja tinggi terdiri dari 1 satu item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan
tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Perhatian dalam Tujuan Kinerja Tinggi
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
F f
17 -
- 3
4,2 16
22,5 36
50,7 16 22,5 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan table 4.14 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.17 yaitu atasan selalu menghargai usulan-usulan yang
kreatif dan inovatif adalah sebanyak 36 responden 50,7 menyatakan setuju dan
hanya 3 responden 4,2 menyatakan tidak setuju. Maka dapat diartikan bahwa
Universitas Sumatera Utara
80
atasan sudah menghargai usulan-usulan yang kreatif dan inovatif yang dapat mengarahkan perusahaan menjadi lebih baik.
Jika dilihat dari seluruh sub variable mengenai iklim komunikasi maka berdasarkan hasil dari tanggapan responden ditemukan prosentasi yang paling
tinggi adalah pada variable kejujuran yaitu pada pernyataan no 7
suasana keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi hubungan di seluruh tingkat dalam
organisasi
adalah sebanyak 56 responden 78,9. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara akan
lebih baik jika seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki suasana keterus terangan serta kejujuran meliputi seluruh
tingakat dalam organisasi.
4.2.2.3 Tanggapan Responden terhadap Variabel Motivasi Kerja Pegawai
Variabel Motivasi Kerja Pegawai Y terdiri dari 17 item pernyataan yang terbagi dalam 9 sembilan sub variabel, yaitu : 1 Prestasi, 2 Pengakuan, 3
Pekerjaan itu sendiri, 4 Pengembangan potensi individu, 5 Gajiupah, 6 Kondisi kerja, 7 Kebijakan dan administrasi perusahaan, 8 Hubungan antar pribadi, dan
9 Kualitas Supervisi.
4.2.2.3.1 Sub Variabel Prestasi
Sub variabel prestasi terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada
tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
81
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Prestasi
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
f f
1 -
- -
- 4
5,6 54
76,1 13 18,3 71
100 2
- -
1 1,4
4 5,6
56 78,9 10 14,1
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan table 4.15 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.1 yaitu responden terdorong untuk meningkatkan prestasi
kerja melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan adalah sebanyak 54 responden 76,1 menyatakan setuju dan hanya 4 responden 5,6 yang
bersikap netral. Pegawai yang memiliki prestasi kerja terdorong oleh peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan perusahaan. Sehingga dapat
meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik lagi.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.2 yaitu responden memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari rekan sekerja yang lain
adalah sebanyak 56 responden 78,9 menyatakan setuju dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan tidak setuju. Ini membuktikan bahwa responden mempunyai
semangat untuk melaksanakan pekerjaan lebih baik dari rekan kerja yang lain untuk dapat memberikan prestasi yang menjadi kebanggaan pribadi maupun
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
82
4.2.2.3.2 Sub Variabel Pengakuan
Sub variabel pengakuan terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Pengakuan
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
F f
3 -
- 2
2,8 4
5,6 41
57,7 24 33,8 71
100 4
- -
- -
27 38,0
36 50,7
8 11,3
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.3 yaitu untuk giat bekerja, penghargaan terhadap prestasi
kerja merupakan dorongan bagi responden adalah sebanyak 41 responden 57,7 menyatakan setuju dan hanya 2 responden 2,8 menyatakan tidak setuju. Ini
menjelsakan bahwa pegawai LPP TVRI Sumatera Utara menjadi lebih giat
bekerja apabila mendapatkan penghargaan terhadap prestasi kerja yang mereka lakukan.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.4 yaitu responden merasa diperlakukan sebagai orang yang bernilai adalah sebanyak 36 responden 50,7
menyatakan setuju dan sebanyak 27 responden 38 bersikap netral. Ini
menggambarkan bahwa pegawai merasa sebagai orang yang bernilai dalam kantor ini.
Universitas Sumatera Utara
83
4.2.2.3.3 Sub Variabel Pekerjaan itu Sendiri
Sub variable pekerjaan itu sendiri terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut
diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Pekerjaan itu Sendiri
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
F f
5 -
- 1
1,4 15
21,1 51
71,8 4
5,6 71
100 6
- -
1 1,4
20 28,2
45 63,4
5 7,0
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.5 yaitu pekerjaan responden saat ini dapat membawa
responden menjadi memiliki arti atau makna dikantor ini adalah sebanyak 51 responden 71,8 menyatakan setuju dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan
tidak setuju. Tanggapan responden tersebut mengartikan bahwa dengan melakukan pekerjaan yang diemban responden membuatnya merasa memiliki arti
di kantor ini sehingga membuatnya lebih semangat dalam bekerja. Tanggapan responden terhadap pernyataan no.6 yaitu pekerjaan yang
sekarang telah memberikan kebanggaan adalah sebanyak 45 responden 63,4 menyatakan setuju dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan tidak setuju. Ini
menjelaskan bahwa pegawai merasa bangga dengan pekerjaan yang mereka miliki di lembaga ini .
Universitas Sumatera Utara
84
4.2.2.3.4 Sub Variabel Pengembangan Potensi Individu
Sub variabel pengembangan potensi individu terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan
tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Pengembangan Potensi Individu
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
F f
7 -
- 2
2,8 37
52,1 25
35,2 7
9,9 71
100 8
- -
15 21,1
7 9,9
46 64,8
3 4,2
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.7 yaitu responden optimis terhadap peluang peningkatan
karir dalam organisasi adalah sebanyak 37 responden 52,1 bersikap netral dan sebanyak 25 responden 35,2 menyatakan setuju. Tanggapan responden
menyatakan netral terhadap pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa adanya kergu-raguan terhadap peluang peningkatan karir dalam perusahaan. Ini bisa
berdampak kurangnya motivasi pegawai dalam bekerja. Tanggapan responden terhadap pernyataan no.8 yaitu responden
mendapatkan kesempatan pendidikanpelatihan baik secara formal ataupun informal adalah sebanyak 46 responden 64,8 menyatakan setuju dan sebanyak
15 responden 21,1 menyatakan tidak setuju. Ini menjelaskan bahwa sebagian besar pegawai telah mendapatkan kesempatan pendidikanpelatihan baik secara
Universitas Sumatera Utara
85
formal maupun informal yang dapat meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja.
4.2.2.3.5
Sub Variabel GajiUpah
Sub variabel gaji atau upah terdiri dari 1 satu item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi GajiUpah
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f F
F f
9 -
- 23
32,4 40
56,3 7
9,9 1
1,4 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.9 yaitu gaji yang diterima responden sekarang ini telah
cukup memadai dan memuaskan adalah sebanyak 40 responden 56,3 bersikap netral dan sebanyak 23 responden 32,4 menyatakan tidak setuju dan hanya 1
responden 1,4 yang menyatakan sangat setuju. Tanggapan responden tentang pernyataan tersebut menjelaskan bahwa gaji yang di terima pegawai belum sesuai
dengan apa yang mereka harapkan . Peningkatan pendapatan atau kenaikan gaji menjadi perhatian penting di lembaga ini sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
86
4.2.2.3.6 Sub Variabel Kondisi Kerja
Sub variabel kondisi kerja terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut diuraikan pada
table berikut ini:
Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Kondisi Kerja
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju F
f F
F f
10 -
- 14 19,7 26
36,6 28
39,4 3
4,2 71
100 11
1 1,4 14 19,7 22
31,0 32
45,1 2
2,8 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.10 yaitu kondisi kerja yang ada cukup mendukung dan
membuat responden senang bekerja adalah sebanyak 28 responden 39,4
menyatakan setuju dan sebanyak 26 responden 36,6 bersikap netral.
Tanggapan yang hampir berimbang antara setuju dan netral menggambarkan bahwa pada dasarnya kondisi kerja sudah memadai namun jawan ragu-ragu dari
responden memungkinkan adanya pasilitas yang belum memadai semisal peralatan kantor dan kondisi fisik kantor namun belum sampai kepada tingkat
yang mengkhawatirkan. Tanggapan responden terhadap pernyataan no.11 yaitu suasana kerja
responden saat ini cukup memadai dan kondusif, sehingga mendorong untuk bekerja optimal adalah sebanyak 32 responden 45,1 menyatakan setuju dan
hanya 1 responden 1,4 menyatakan sangat tidak setuju. Ini menunjukan bahwa
Universitas Sumatera Utara
87
telah terciptanya suasana kondusuif sehingga mendorong motivasi mereka untuk lebih giat bekerja.
4.2.2.3.7 Sub Variabel Kebijakan dan Administrasi Perusahaan
Sub variabel kebijakan dan administrasi terdiri dari 3 tiga item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan
tersebut diuraikan pada table berikut ini:
Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Kebijakan dan Administrasi Perusahaan
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
F f
F f
12 -
- 19
26,8 13
18,3 37
52,1 2
2,8 71
100 13
- -
21 29,6
19 26,8
29 40,8
2 2,8
71 100
14 -
- 10
14,1 17
23,9 38
53,5 6
8,5 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.12 yaitu ada dukungan yang kuat dari atasan dalam
menjalankan pekerjaan adalah sebanyak 37 responden 52,1 menyatakan setuju dan sebanyak 19 responden 26,8 bersikap netral. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat katakan bahwa para pegawai telah mendapat dukungan yang kuat dari atasan dalam menjalakan tugasnya, sedangkan yang bersifat netral masih
ditemukan namun hal ini tidak begitu dominan. Tanggapan responden terhadap pernyataan no.13 yaitu pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas di kantor tidak terlalu ketat adalah sebanyak 29
Universitas Sumatera Utara
88
responden 40,8 menyatakan setuju dan sebanyak 21 responden 29,6
menyatakan tidak setuju. Bahwa pengawasan di lembaga ini tidak terlalu ketat
terhadap pelaksanaan tugas, para pegawai dapat bekerja dengan baik tanpa banyaknya pengawasan karena sudah mendapatkan kepercayaan dari atasan.
Tanggapan responden terhadap pernyataan no.14 yaitu jabatanpekerjaan responden sesuai dengan latar belakang pendidikan formal adalah sebanyak 38
responden 53,5 menyatakan setuju dan sebanyak 10 responden 14,1 menyatakan tidak setuju. Ini berarti bahwa mayioritas pegawai menduduki
jabatan telah sesuai dengan latar belakang pendidikan formal yang mereka miliki.
4.2.2.3.8 Sub Variabel Hubungan Antar Pribadi
Sub variable hubungan antar pribadi terdiri dari 1 satu item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut
diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Hubungan Antar Pribadi
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju F
f F
F f
15 1
1,4 11
15,5 7
9,9 39
54,9 13 18,3 71
100 16
3 4,2
19 26,8
28 39,4
18 25,4
3 4,2
71 100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.15 yaitu perhatian yang besar terhadap responden menjadi
pemicu semangat kerja adalah sebanyak 39 responden 54,9 menyatakan setuju
Universitas Sumatera Utara
89
dan hanya 1 responden 1,4 menyatakan sangat tidak setuju. Tanggapan
terhadap pernyataan tersebut menyatakan bahwa perhatian yang besar dari atasan menjadi pemicu semangat bekerja para pegawai . hal ini berarti atasan telah
berusaha selalu memotivasi pegawai untuk dapat bekerja lebih optimal. Tanggapan responden terhadap pernyataan no.16 yaitu terdapat hubungan
informal diluar jam kerja untuk mempererat hubungan responden dengan atasan adalah sebanyak 28 responden 39,4 bersikap netral dan hanya 3 responden
4,2 menyatakan sangat tidak setuju. Tanggapan tersebut menyatakn bahwa
jarangnya terjadi komunikasi informal yang dilakukan oleh atasan terhadap pegawai diluar jam kerja. Sehingga hubungan yang erat antara atasan dengan
bawahan belum maksimal terjadi.
4.2.2.3.9 Sub Variabel Kualitas Supervisi
Sub variabel kualitas supervisi terdiri dari 2 dua item pernyataan. Analisa tanggapan responden dari masing-masing item pernyataan tersebut
diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Kualitas Supervisi
Per nyataan
Tanggapan Responden Total
Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Netral
Setuju Sangat
Setuju f
f f
F f
17 1
1,4 4
5,6 11
15,5 49
69,0 6
8,5 71
100
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan no.17 yaitu responden dalam melakukan pekerjaan tidak
Universitas Sumatera Utara
90
banyak diatur dan diarahkan karena sudah diberikan tangung jawab dan kewenangan adalah sebanyak 49 responden 69 menyatakan setuju dan hanya 1
responden 1,4 menyatakan sangat tidak setuju. Artinya dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari pegawai sudah tidak banyak diatur dan diarahkan , para pegawai telah mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan job
description yang telah diberikan. Berdasarkan hasil dari tanggapan responden terhadap variable motivasi
kerja pegawai, ditemukan prosentasi yang paling tinggi adalah pada sub variable prestasi. Pada pernyataan no.2 yaitu responden memiliki keinginan untuk
melakukan pekerjaan lebih baik dari rekan sekerja yang lain adalah sebanyak 56 responden 78,9. Ini menjelaskan bahwa para pegawai di LPP TVRI Sumatera
Utara termotivasi untuk bekerja lebih giat didorong oleh keinginan untuk melekukan pekerjaan lebih baik dari rekan kerja yang lain. Kemudian pernyataan
no.1 yaitu responden terdorong untuk meningkatkan prestasi kerja melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan adalah sebanyak 54 responden
76,1 menyatakan setuju dan hanya 4 responden 5,6 yang bersikap netral. Jadi pegawai yang memiliki prestasi kerja terdorong oleh peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan perusahaan. Sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik lagi. Artinya pegawai di LPP TVRI
Sumatera utara akan meningkat motivasinya apabila pemimpin dominan menggunakan atau memperhatikan sub variable prestasi.
Universitas Sumatera Utara
91
4.2.3 Uji prasyarat analisis 4.2.3.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dengan demikian suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen dikatakan kurang valid berarti mempunyai validitas rendah Hamidi, 2011 : 52. Untuk memperoleh hasil
pengujian yang benar-benar valid, maka dalam proses pengolahannya penulis menggunakan Program SPSS 16 Versi Windows 2003.
Untuk mengetahui validitas daftar pertanyaan ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total
skor. Alat analisisnya adalah koefisien korelasi Product Moment Pearson yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu program SPSS 16 Versi Windows
2003. Dari hasil uji validitas terhadap variabel-variabel yang diteliti, diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.24. Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Gaya Kepemimpinan X1
Butir Pernyataan
Koefisien Korelasi r
hitung
Harga r
tabel
Sig.2-tailed Status
1 0,305
0,233 0,000
Valid 2
0,538 0,233
0,000 Valid
3 0,682
0,233 0,000
Valid 4
0,474 0,233
0,000 Valid
5 0,513
0,233 0,000
Valid 6
0,814 0,233
0,000 Valid
7 0,780
0,233 0,000
Valid 8
0,731 0,233
0,000 Valid
9 0,617
0,233 0,000
Valid 10
0,731 0,233
0,000 Valid
Sumber : Hasil Olah Data.
Universitas Sumatera Utara
92
Dari tabel 4.24 hasil uji validitas terhadap 10 butir pernyataan gaya kepemimpinan X
1
di atas seluruhnya dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasi r
hitung
dan sig.2-tailed tiap-tiap butir pernyataan, bahwa semua nilai koefisien korelasi r
hitung
lebih besar dari nilai r
tabel
0,233 dan nilai sig.2-tailed lebih kecil dari taraf sign ifikansi α=5, sehingga
keseluruhan butir pernyataan gaya kepemimpinan adalah valid.
Tabel 4.25. Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Iklim Komunikasi X2
Butir Pernyataan
Koefisien Korelasi r
hitung
Harga r
tabel
Sig.2-tailed Status
1 0,662
0,233 0,000
Valid 2
0,503 0,233
0,000 Valid
3 0,658
0,233 0,000
Valid 4
0,433 0,233
0,000 Valid
5 0,439
0,233 0,000
Valid 6
0,646 0,233
0,000 Valid
7 0,584
0,233 0,000
Valid 8
0,449 0,233
0,025 Valid
9 0,662
0,233 0,000
Valid 10
0,609 0,233
0,000 Valid
11 0,567
0,233 0,000
Valid 12
0,550 0,233
0,000 Valid
13 0,553
0,233 0,000
Valid 14
0,239 0,233
0,000 Valid
15 0,415
0,233 0,000
Valid 16
0,505 0,233
0,000 Valid
17 0,580
0,233 0,000
Valid
Sumber : Hasil Olah Data
Dari tabel 4.25 hasil uji validitas terhadap 18 butir pernyataan iklim komunikasi X
2
didapati 1 pernyataan dinyatakan tidak valid. Untuk itu pernyataan tersebut harus dibuang. Sisanya 17 butir pernyataan seperti di atas
dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasi r
hitung
Universitas Sumatera Utara
93
dan sig.2-tailed tiap-tiap butir pernyataan, bahwa semua nilai koefisien korelasi r
hitung
lebih besar dari nilai r
tabel
0,233 dan nilai sig.2-tailed lebih kecil dari taraf signifikansi α=5, sehingga keseluruhan butir pernyataan iklim komunikasi
adalah valid.
Tabel 4.26. Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Motivasi kerja pegawai Y
Butir Pernyataan
Koefisien Korelasi r
hitung
Harga r
tabel
Sig.2-tailed Status
1 0,584
0,233 0,000
Valid 2
0,422 0,233
0,000 Valid
3 0,403
0,233 0,000
Valid 4
0,709 0,233
0,000 Valid
5 0,653
0,233 0,000
Valid 6
0,573 0,233
0,000 Valid
7 0,639
0,233 0,000
Valid 8
0,488 0,233
0,000 Valid
9 0,304
0,233 0,025
Valid 10
0,575 0,233
0,000 Valid
11 0,621
0,233 0,000
Valid 12
0,601 0,233
0,000 Valid
13 0,260
0,233 0,018
Valid 14
0,329 0,233
0,023 Valid
15 0,517
0,233 0,000
Valid 16
0,304 0,233
0,050 Valid
17 0,540
0,233 0,000
Valid Sumber : Hasil olah data
Dari tabel 4.26 hasil uji validitas terhadap 20 butir pernyataan motivasi kerja pegawai Y didapati 3 pernyataan dinyatakan tidak valid. Untuk itu
pernyataan tersebut harus dibuang. Sisanya 17 butir pernyataan seperti di atas dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasi r
hitung
dan sig.2-tailed tiap-tiap butir pernyataan, bahwa semua nilai koefisien korelasi r
hitung
lebih besar dari nilai r
tabel
0,233 dan nilai sig.2-tailed lebih kecil dari
Universitas Sumatera Utara
94
taraf signifikansi α=5, sehingga keseluruhan butir pernyataan motivasi kerja pegawai adalah valid.
4.2.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih. Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik Hamidi, 2011 : 56. Sebagaimana halnya dengan pengujian validitas, proses pengujian
reliabilitas juga menggunakan program yang sama yaitu dengan menggunakan Program SPSS 16 Versi Windows 2003, sehingga hasil pengujian yang diperoleh
akan benar-benar valid dan reliabel. Program SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha
α. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Priyatno,
2009:26 Dari hasil pengukuran reliabilitas tiap variabel yang diteliti diperoleh hasil
seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.27. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koef. Alpha
Status
Gaya kepemimpinan X1 0,820
Reliabel Iklim komunikasi X2
0,838 Reliabel
Motivasi kerja pegawai Y 0,795
Reliabel Sumber : Hasil Olah Data
Universitas Sumatera Utara
95
Dari tabel 4.27 hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dikatakan semua
konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak
digunakan sebagai alat ukur.
4.2.3.3 Uji Normalitas
Syarat uji Normalitas sebaran adalah melihat Netral probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari distribusi Netral. Distribusi Netral akan membentuk garis lurus diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data adalah Netral, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Gambar 4.1. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : Hasil Olah Data
Universitas Sumatera Utara
96
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa distribusi data adalah normal karena garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya telah mengikuti garis
diagonalnya.
4.2.3.4 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas yaitu adanya hubungan atau
korelasi antar variabel independen bebas dalam satu model regresi. Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor
VIF pada model regresi. Menurut Santoso 2001: 39 pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas
dengan variabel bebas lainnya. Adapun hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.28 di bawah ini :
Tabel 4.28. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant Gaya Kepemimpinan X1
.588 1.701
Iklim Komunikasi X2 .588
1.701 a. Dependent Variable: Kesejahteraan Anggota
Sumber : Hasil Olah Data Dari Tabel 4.28 di atas dapat diketahui bahwa nilai variance factor VIF
kedua variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan X1 dan iklim komunikasi X2 adalah 1,701 lebih kecil dari 5, sehingga disimpulkan bahwa antar variabel bebas
tidak terjadi persoalan multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
97
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji F Pengujian Hipotesis Secara Simultan Atau Bersama-Sama
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama dengan menggunakan uji F. Dengan ketentuan : - H
ditolak jika F
hitung
t
tabel
- H diterima jika F
hitung
t
tabel
Tabel 4.29. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5.771 2
2.885 14.038
.000
a
Residual 13.976
68 .206
Total 19.746
70 a. Predictors: Constant, Iklim Komunikasi, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Motivasi Kerja Pegawai
Sumber : Hasil Olah Data Dari Tabel 4.29 uji F atau uji Anova diperoleh F
hitung
sebesar 14,038 pada α = 5 atau 0,05 dengan tingkat signifikan 0,000. Dengan jumlah data n=71 dan
tingkat signifikansi 0,05 diperoleh f
tabel
sebesar 3,126. Karena nilai F
hitung
F
tabel
yakni 14,0383,126 maka H ditolak dan H
a
diterma. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan: “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan dan iklim komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara” diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jika gaya
kepemimpinan X
1
dan iklim komunikasi X
2
secara bersama-sama mengalami kenaikan, maka akan berdampak pada kenaikan motivasi kerja pegawai Y di
linngkungan kerja LPP TVRI Sumatera Utara. Tetapi sebaliknya jika gaya kepemimpinan X
1
dan iklim komunikasi X
2
secara bersama-sama mengalami
Universitas Sumatera Utara
98
penurunan, maka akan berdampak terhadap penurunan motivasi kerja pegawai Y di LPP TVRI Sumatera Utara.
4.2.4.2 Uji t Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 dalam penelitian ini menggunakan uji parsial atau uji t. Apakah terdapat pengaruh variable independen secara parsial
terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi alpha 5 atau 0,05, dengan ketentuan: - H
ditolak jika t
hitung
t
tabel
- H diterima jika t
hitung
t
tabel
Tabel 4.30. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.121 .452
2.479 .016
Gaya Kepemimpinan .294
.136 .287
2.153 .035
Iklim Komunikasi .340
.146 .310
2.330 .023
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja Pegawai
Sumber : Hasil Olah Data 1. Uji Hipotesis 1
Perumusan hipotesis: H
Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera
Utara. H
a
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai LPP TVRI Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara
99
Dari hasil uji statistik secara parsial diperoleh nilai t
hitung
untuk variabel gaya kepemimpinan sebesar 2,153 dan t
tabel
n=71 adalah 1,667, karena nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
2,1531,667 maka H ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian hipotesis penelitian yang berbunyi: “ Teradapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai
di LPP TVRI Sumatera Utara “ diterima.
2. Uji Hipotesis 2.
Perumusan hipotesis. H
: Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Iklim
Komunikasi dengan motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara.
H
a
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklim komunikasi dengan motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera
Utara.
Berdasarkan uji statistic secara parsial pada table 4.30 ditemukan nilai t
hitung
untuk variabel iklim komunikasi adalah 2,330 dan nilai t
tabel
n=71 adalah 1,667, Oleh karena nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
yakni 2,330 1,667 maka H di tolak dan Ha diterima . Dengan demikian maka hipotesis yang berbunyi:
”Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Iklim Komunikasai dengan motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara” diterima.
Universitas Sumatera Utara
100
4.2.5 Hasil Persamaan Regresi linier Berganda
Model persamaan regressi yang baik adalah yang telah memenuhi persyaratan analisis antara lain uji normalitas atau semua data berdistribusi normal
dan terbebas dari gejala multikolinieritas. Dari hasil analisis sebelumnya telah terbukti bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini telah memenuhi
persyaratan dan dianggap baik.
Dari hasil analisis regresi pada Tabel 4.30 dapat dibuat rumusan fungsi regresi sebagai berikut:
Ŷ = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Berdasarkan rumusan tersebut dapat diketahui persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini dari 71 responden yaitu :
Y = 1,121 + 0,294X
1
+ 0,340X
2
Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa, nilai konstanta sebesar 1,121 dapat diartikan jika variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan X
1
dan iklim komunikasi X
2
sama dengan nol, maka secara rata-rata variabel diluar model regresi ini akan tetap meningkatkan motivasi kerja pegawai LPP TVRI
sebesar 1,121. Besaran koefisien regresi b
1
sebesar 0,294 dapat diartikan bahwa variabel gaya kepemimpinan X
1
berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai Y. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya gaya kepemimpinan
sebesar 1 satuan, maka motivasi kerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,294 satuan. Dengan demikian semakin besar peningkatan gaya
kepemimpinan, mengakibatkan semakin tingginya motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
101
Besaran koefisien regresi b
2
sebesar 0,340 dapat diartikan bahwa variabel
iklim komunikasi X
2
berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai Y. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan iklim komunikasi sebesar 1
satuan, maka motivasi kerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,340 satuan. Dengan demikian semakin tinggi peningkatan iklim komunikasi,
maka akan mengakibatkan semakin tingginya motivasi kerja pegawai LPP TVRI Sumatera Utara
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data statistic dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi maka akan
meningkatkan motivasi kerja pegawai LPP TVRI Sumatera Utara baik secara simultan maupun parsial. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang di ajukan
sebelumnya. Secara simultan penelitian ini tidak dapat dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya yaitu penelitian Rezeki 2010. Oleh karena ada perbedaan pada variable independent dan variable dependent. Rezeki menggunakan variabel iklim
komunikasi dan motivasi sebagai variabel indevenden sedangkan penelitian ini menggunakan variabel independent adalah gaya kepemimpinan dan iklim
komunikasi dan variabel motivasi sebagai variabel dependent. Dari hasil uji serempak ditemukan nilai F
hitung
F
tabel ,
yakni 14,0383,126 menunjukan bahwa
pada taraf signifikasi 95 gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi secara
Universitas Sumatera Utara
102
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara.
Berdasarkan uji secara parsial pada masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut : Dari pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi
kerja pegawai secara parsial dengan uji regresi diketahui koefisien gaya kepemimpinan bernilai positif yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif
antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara. Gaya kepemimpinan berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja pegawai
pada taraf signifikan 95. Setiap peningkatan gaya kepemimpinan sebesar 100, maka akan meningkatkan motivasi kerja pegawai sebesar 29,4 Tabel 4.30. Hal
ini sesuai landasan teori bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu cara pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin dalam mengelola suatu organisasi untuk tujuan
bersama. Apabila gaya kepemimpinan dilakukan secara tepat dan baik dengan mempengaruhi bawahanya sedemikian rupa sehingga para pegawai dapat
termotivasi untuk lebih giat bekerja. Dapat diartikan kepemimpinan yang tepat dapat memotivasi anggota kelompok untuk bekerja secara maksimal.
Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini adalah gaya suportif, gaya direktif, gaya partisipatif dan gaya orientasi pada keberhasilan. Diantara gaya
kepemimpinan tersebut maka gaya suportif adalah gaya yang paling dominan diantara gaya kepemimpinan yang lain. Gaya suportif adalah gaya seorang
pemimpin yang selalu mendukung dan memperhatikan kebutuhan para pegawainya. Hal tersebut menunjukan bahwa motivasi pegawai akan lebih
meningkat apabila seorang pemimpin menerapkan gaya suportif di lembaga ini.
Universitas Sumatera Utara
103
Hasil pembahasan ini telah membuktikan bahwa teori telah sejalan dengan penelitian ini.
.Dari pengaruh iklim komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai secara parsial dengan uji regresi diketahui koefisien korelasi iklim komunikasi bernilai
positif yang berarti semakin tinggi iklim komunikasi maka semakin tinggi pula motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara. Iklim komunikasi
berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja pegawai pada taraf signifikan 95. Setiap peningkatan iklim komunikasi sebesar 100, maka akan meningkatkan
motivasi sebesar 34,0 Tabel 4.30. Hal ini sesuai dengan landasan teoritis yang menyatakan bahwa iklim komunikasi sebagai persepsi mengenai seberapa jauh
anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka, menaruh perhatian, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta
memberi penghargan atas standar kinerja yang baik. Hal tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja bagi pegawai. Ini disebabkan karena
terpenuhinya keinginan pegawai sebagai seorang yang merasa dihargai, didengar, diperhatikan, dan mendapat dukungan dari atasan. Demikian juga dengan ide
ataupun gagasan yang muncul harus dikomunikasikan agar didengarkan oleh anggota yang lain.
Iklim komunikasi dalam penelitian ini terdiri dari: Kepercayaan, kejujuran, pembuatan keputusan bersama, keterbukaan dalam komunikasi kebawah,
mendengarkan dalam komunikasi keatas, dan perhatian pada tujuan kinerja tinggi. Diantara iklim komunikasi tersebut maka sub variabel kejujuran adalah yang
paling dominan diantara iklim komunikasi lainya. Yaitu suasana keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi hubungan di seluruh tingkat dalam organisasi
Universitas Sumatera Utara
104
Setiap pegawai dapat menceritakan kondisi sebenarnya tentang permasalahan yang terjadi dalam penyelesaian pekerjaan. Ini menggambarkan bahwa Motivasi
kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara akan lebih baik apabila kejujuran dan keterusterangan serta keterbukaan diantara anggota organisasi dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil pembahsan ini telah membuktikan bahwa teori sejalan dengan penelitian ini.
Dari hasil analisis hubungan aantara variabel gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi dengan motivasi kerja, terlihat bahwa hasil hubungan gaya
kepemimpinan sebesar 29,4 dan iklim komunikasi sebesar 34,0. Ini menjelaskan bahwa iklim komunikasi lebih dominan berpengaruh dibandingkan
dengan gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja di lembaga ini..Hal ini mengindikasikan bahwa iklim komunikasi sangat diperlukan agar pegawai merasa
senang dan nyaman berada dalam suatu lembaga untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di lingkungan kerja LPP TVRI Sumatera Utara.
4.4 Keterbatasan Penelitian