101
Besaran koefisien regresi b
2
sebesar 0,340 dapat diartikan bahwa variabel
iklim komunikasi X
2
berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai Y. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan iklim komunikasi sebesar 1
satuan, maka motivasi kerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,340 satuan. Dengan demikian semakin tinggi peningkatan iklim komunikasi,
maka akan mengakibatkan semakin tingginya motivasi kerja pegawai LPP TVRI Sumatera Utara
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data statistic dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi maka akan
meningkatkan motivasi kerja pegawai LPP TVRI Sumatera Utara baik secara simultan maupun parsial. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang di ajukan
sebelumnya. Secara simultan penelitian ini tidak dapat dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya yaitu penelitian Rezeki 2010. Oleh karena ada perbedaan pada variable independent dan variable dependent. Rezeki menggunakan variabel iklim
komunikasi dan motivasi sebagai variabel indevenden sedangkan penelitian ini menggunakan variabel independent adalah gaya kepemimpinan dan iklim
komunikasi dan variabel motivasi sebagai variabel dependent. Dari hasil uji serempak ditemukan nilai F
hitung
F
tabel ,
yakni 14,0383,126 menunjukan bahwa
pada taraf signifikasi 95 gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi secara
Universitas Sumatera Utara
102
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara.
Berdasarkan uji secara parsial pada masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut : Dari pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi
kerja pegawai secara parsial dengan uji regresi diketahui koefisien gaya kepemimpinan bernilai positif yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif
antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara. Gaya kepemimpinan berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja pegawai
pada taraf signifikan 95. Setiap peningkatan gaya kepemimpinan sebesar 100, maka akan meningkatkan motivasi kerja pegawai sebesar 29,4 Tabel 4.30. Hal
ini sesuai landasan teori bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu cara pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin dalam mengelola suatu organisasi untuk tujuan
bersama. Apabila gaya kepemimpinan dilakukan secara tepat dan baik dengan mempengaruhi bawahanya sedemikian rupa sehingga para pegawai dapat
termotivasi untuk lebih giat bekerja. Dapat diartikan kepemimpinan yang tepat dapat memotivasi anggota kelompok untuk bekerja secara maksimal.
Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini adalah gaya suportif, gaya direktif, gaya partisipatif dan gaya orientasi pada keberhasilan. Diantara gaya
kepemimpinan tersebut maka gaya suportif adalah gaya yang paling dominan diantara gaya kepemimpinan yang lain. Gaya suportif adalah gaya seorang
pemimpin yang selalu mendukung dan memperhatikan kebutuhan para pegawainya. Hal tersebut menunjukan bahwa motivasi pegawai akan lebih
meningkat apabila seorang pemimpin menerapkan gaya suportif di lembaga ini.
Universitas Sumatera Utara
103
Hasil pembahasan ini telah membuktikan bahwa teori telah sejalan dengan penelitian ini.
.Dari pengaruh iklim komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai secara parsial dengan uji regresi diketahui koefisien korelasi iklim komunikasi bernilai
positif yang berarti semakin tinggi iklim komunikasi maka semakin tinggi pula motivasi kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara. Iklim komunikasi
berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja pegawai pada taraf signifikan 95. Setiap peningkatan iklim komunikasi sebesar 100, maka akan meningkatkan
motivasi sebesar 34,0 Tabel 4.30. Hal ini sesuai dengan landasan teoritis yang menyatakan bahwa iklim komunikasi sebagai persepsi mengenai seberapa jauh
anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka, menaruh perhatian, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta
memberi penghargan atas standar kinerja yang baik. Hal tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja bagi pegawai. Ini disebabkan karena
terpenuhinya keinginan pegawai sebagai seorang yang merasa dihargai, didengar, diperhatikan, dan mendapat dukungan dari atasan. Demikian juga dengan ide
ataupun gagasan yang muncul harus dikomunikasikan agar didengarkan oleh anggota yang lain.
Iklim komunikasi dalam penelitian ini terdiri dari: Kepercayaan, kejujuran, pembuatan keputusan bersama, keterbukaan dalam komunikasi kebawah,
mendengarkan dalam komunikasi keatas, dan perhatian pada tujuan kinerja tinggi. Diantara iklim komunikasi tersebut maka sub variabel kejujuran adalah yang
paling dominan diantara iklim komunikasi lainya. Yaitu suasana keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi hubungan di seluruh tingkat dalam organisasi
Universitas Sumatera Utara
104
Setiap pegawai dapat menceritakan kondisi sebenarnya tentang permasalahan yang terjadi dalam penyelesaian pekerjaan. Ini menggambarkan bahwa Motivasi
kerja pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara akan lebih baik apabila kejujuran dan keterusterangan serta keterbukaan diantara anggota organisasi dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil pembahsan ini telah membuktikan bahwa teori sejalan dengan penelitian ini.
Dari hasil analisis hubungan aantara variabel gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi dengan motivasi kerja, terlihat bahwa hasil hubungan gaya
kepemimpinan sebesar 29,4 dan iklim komunikasi sebesar 34,0. Ini menjelaskan bahwa iklim komunikasi lebih dominan berpengaruh dibandingkan
dengan gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja di lembaga ini..Hal ini mengindikasikan bahwa iklim komunikasi sangat diperlukan agar pegawai merasa
senang dan nyaman berada dalam suatu lembaga untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di lingkungan kerja LPP TVRI Sumatera Utara.
4.4 Keterbatasan Penelitian