12. Peraturan BI 216PBI2000 tentang perubahan SK Direksi BI
31177KEPDIR1998 tentang batas maksimum pemberian kredit 13.
Peraturan BI 321PBI2001 tentang kewajiban penyediaan modal minimum bank
14. Peraturan BI 322PBI2001 tentang transparansi kondisi keuangan
bank 15.
Peraturan BI 625PBI2004 tentang rencana bisnis bank umum 16.
Peraturan BI 74PBI2005 tentang prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi asset bagi bank umum
17. Dll
C. Pentingnya Prinsip Kehati-hatian dalam Perjanjian Kredit
Dalam praktik perbankan dikenal beberapa prinsip yang digunakan dalam pemberian kredit pada pihak debitur. Prinsip- prinsip itu antara lain :
57
1. Prinsip kepercayaan, maksudnya bahwa kredit adalah kepercayaan
kreditur bagi debitur, sekaligus kepercayaan bahwa debitur akan me. ngembalikan utangnya.
2. Prinsip kehati-hatian, adalah salah satu konkretisasi dari prinsip
kepercayaan dalam suatu pemberian kredit. 3.
Prinsip 5 C’s , meliputi : a.
Watak character, yaitu kepribadian, moral dan kejujuran pemohon kredit.
57
Rudyanti Dorotea Tobing, Hukum Perjanjian Kredit, 2015, Yogyakarta : Laksbang Grafika, Hlm, 184
Universitas Sumatera Utara
b. Modal capital, yaitu modal dari pemohon kredit, yang untuk
mengembangkan usahanya memerlukan bantuan bank. c.
Kemampuan capacity, yaitu kemampuan untuk mengendalikan, memimpin, menguasai, bidang usahanya, kesungguhan dan melihat
perspektif masa depan, sehingga usaha pemohon berjalan dengan baik dan memberikan untung rendable.
d. Kondisi ekonomi condition of economic, yaitu situasi ekonomi pada
waktu dan jangka waktu tertentu, dimana kredit diberikan bank pada pemohon.
e. Jaminan collateral, adalah kekayaan yang dapat diikat sebagai
jaminan, guna kepastian pelunasan dibelakang hari, kalau penerima kredit tidak melunasi utangnya.
4. Prinsip 5 P, meliputi :
a. Para pihak party, dilakukan penggolongan calon debitur yang dibagi
dalam beberapa golongan berdasarkan character, capacity, dan capital. b.
Tujuan purpose, maksudnya analisis tentang tujuan penggunaan kredit yang telah disampaikan oleh calon debitur.
c. Pembayaran payment, artinya sumber pembayaran dari calon debitur
d. Perolehan laba profitability yaitu, penilaian terhadap kemampuan
calon debitur untuk memperoleh keuntungan dalam usahanya. e.
Perlindungan protection, merupakan analisis terhadap sarana perlindungan terhadap kreditur.
5. Prinsip 3 R meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Return, adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan
peminjam setelah memperoleh kredit. b.
Repayment, adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran kredit oleh debitur, tetapi perusahaannya tetap
berjalan. c.
Risk bearing ability, adalah besarnya kemampuan perusahaan debitur untuk menghindari risiko perusahaan debitur besar atau kecil.
Prinsip kehati-hatian prudent adalah salah satu konkretisasi dari prinsip kepercayaan dalam suatu pemberian kredit. Disamping pula seagai suatu
perwujudan dari prinsip prudent banking dari seluruh kegiatan perbankan. Untuk mewujudkan prinsip ini dalam pemberian kredit berbagai usaha pengawasan
dilakukan baik pengawasan internal dalam bank itu sendiri maupun pihak eksternal pihak luar. Untuk itulah Bank Indonesia mengeluarkan berbagai
macam ketentuan antara lain mengenai batas maksimum pemberian kredit legal- lending-limit
58
Kredit merupakan kegiatan yang utama dari bank, maka rencana kredit merupakan hal yang mutlak harus dilakukan, dalam rangka memperlengkapi
penentuan policy perkreditan secara menyeluruh. Tanpa rencana kredit maka policy kredit tidaklah lengkap dan berarti. Aspek-aspek penting yang harus
diperhatikan dalam pertimbangan penyusunan kredit yang mantap dan terarah adalah :
59
58
Neni Sri Imaniyati, Op.cit, hlm. 143
59
Muchdarsyah Sinungan, Managemen Dana Bank, 1993, Jakarta : PT Bumi Aksara, hlm. 234
Universitas Sumatera Utara
1. Kondisi perekonomian dan perdagangan, ini mutlak harus dilakukan oleh
bank sebagai lembaga keuangan bergerak di dalam kegiatan perekonomian dan perdagangan. Harus dipertimbangkan bagaimana keadaan sekarang
serta bagaimana kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul selama rencana disusun serta selama pelaksanaan rencana tersebut.
2. Line of business, beberapa indikator-indikator ekonomi yang berhubungan
erat dengan line of business perlu diteliti dan diadakan analisis yang mendalam. Setiap sektor yang berpengaruh langsung terhadap ruang
lingkup kegiatan bank harus diadakan analisis yang mendalam. 3.
Keadaan para nasabah yang ada, dari sektor nasabah diadakan pengelompokan nasabah yang dibagi menurut kelancaran usaha dan sektor
usaha secara lengkap beserta komoditinya. 4.
Keadaan keuangan bank, hal ini merupakan faktor yang sangat penting oleh karena kekuatan keuangan banklah yang menentukan langkah-
langkah nyata bagi perencanaan kredit dalam arti kata berupa jumlah uang yang akan dioperasikan. Tegasnya harus dengan jelas diketahui berapa
jumlah uang yang tersedia dan benar-benar dapat dilepaskan. Setiap bank sesuai dengan ketentuan Bank Sentral harus memelihara ketentuan Cash
Ratio yang merupakan suatu reserve untuk memenuhi atau menutup kewajiban-kewajiban yang dpat timbul sewaktu-waktu.
5. Organisasi Bank, besar kecilnya suatu bank cukup besar pengaruhnya
dalam penyusunan rencana kredit. Maka perlu diadakan pengaturan tentang wewenang pemutusan kredit. Pemberian wewenang disertai
Universitas Sumatera Utara
dengan suatu tanggung jawab untuk berusaha agar kredit itu lancar dan menguntungkan serta kewajiban untuk berusaha agar kredit itu lancar dan
menguntungkan serta kewajiban untuk berusaha menghimpun dan untuk operasi kredit masa-masa selanjutnya.
6. Skill dari personel-personel kredit di seluruh organisasi, skill pejabat-
pejabat kredit sangat penting untuk diperhatikan dan malahan bila perlu harus diadakan spesialisasi. Sesuai dengan fungsi-fungsi dan langkah-
langkah kredit perlu dispesialisasikan pejabat-pejabat untuk perencana- perencana kredit, analisis-analisis kredit, credit officer, tenaga-tenaga
administrasi, tenaga-tenaga pengawas credit controler dan pembina- pembina kredit.
Dalam pemberian kredit, perlu juga dilakukan analisis kredit untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, sebelum kredit
diberikan bank terlebih dulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan
yang diberikan, serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang yang
disalurkan pasti kembali.
60
Pemberian kredit
tanpa analisis
terlebih dahulu
akan sangat
membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data- data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan.
60
Kasmir, Managemen Perbankan, 2012, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hlm. 82
Universitas Sumatera Utara
Akibatnya, jika salah dalam menganalisis kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih alias macet.
61
Oleh karena itu, menganalisis kredit, mengatur administrasi, mengikat jaminan, mengasuransikan serta mengawasi jalannya kredit adalah merupakan
langkah pengamanan yang bersifat technical, artinya dilakukan dengan teknik- teknik dan cara yang intensif.
62
Pengamanan kredit merupakan suatu aspek yang paling penting dalam managemen kredit, karena proses pengamanan berjalan terus-menerus, berulang-
ulang, dan mengkaitkan suatu kegiatan yang satu dengan yang lain. Merencanakan alokasi kredit secara sektoral maupun regional dengan
mempertimbankan risiko-risiko yang timbul adalah langkah pengamanan safety. Menganalisis kredit merupakan langkah yang lebih teknis, demikian pula langkah
mengawasi kredit.
63
Jadi, pengamanan kredit merupakan suatu mata rantai kegiatan yang tidak pernah terputus. Ia dijalankan terus-menerus dalm rangka
menjamin kelangsungan usaha bank. Setiap bank, seperti halnya setiap badan usaha, tujuannya tidaklah hanya
mencapai keuntungan yang besar tetapi tujuan yang lebih penting adalah berusaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup. Karena tugas pokok bank
adalah dalam pemberian kredit maka pengamanan kredit merupakan fungsi yang amat penting dalam perkreditan sesuatu bank. Bila langkah-langkah pengamanan
berjalan baik, maka perkreditan bank itu akan berjalan baik pula, sebaliknya bila
61
Ibid, hlm. 83
62
Muchdarsyah Sinungan, Op.cit, hlm. 263
63
Ibid, hlm. 264
Universitas Sumatera Utara
langkah-langkah dalam perkreditan lemah, berarti perkreditan bank itu berjalan tidak baik.
64
Dalam praktiknya, banyaknya jumlah kredit yang disalurkan juga harus diikuti oleh kualitas kredit tersebut. Artinya, makin berkualitas kredit yang
diberikan atau memang layak untuk disalurkan, akan memperkecil risiko terhadap kemungkinan kredit tersebut bermasalah. Perbankan dihadapkan pada prinsip
kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit, artinya keputusan pemberian kredit perlu memperhatikan kualitas kredit. Bukan tidk ungkin kredit yang jumlahnya
cukup banyak akan mengakibatkan kerugian apabila kredit yang disalurkan tersebut ternyata tidak berkualitas dan mengakibatkan kredit tersebut
bermasalah.
65
Untuk menjaga agar kredit yang disalurkan tidak menimbulkan masalah, dalam melepas kreditnya agar berkualitas pihak perbankan perlu memperhatikan
hal-hal berikut ini :
66
1. Tingkat perolehan laba return. Artinya jumlah laba yang akan diperoleh
atas penyaluran kredit. Jumlah perolehan laba tersebut harus memenuhi ketentuan yang berlaku apabila ingin dinilai baik kesehatannya.
2. Tingkat risiko risk. Artinya tingkat risiko yang akan dihadapi terhadap
kemungkinan melesetnya perolehan laba bank dari kredit yang disalurkan.
D. Jaminan Kredit