Asas Hukum Perjanjian Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (Studi PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Medan)

tanahnya, tetapi tidak cukup dananya untuk membeli rumah tersebut secara tunai. 3. Bank, dalam hal ini pihak yang bersedia menyediakan menyalurkan dananya

D. Asas Hukum Perjanjian

Dalam hukum perjanjian dikenal beberapa asas , yaitu asas konsualisme, asas kebebasan berkontrak dan asas kepribadian. 32 Asas konsensualisme, sesuai dengan artinya, bahwa konsensualisme adalah kesepakatan, maka asas ini menetapkan terjadinya suatu perjanjian setelah tercapainya kata sepakat oleh kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian. Sebagaimana telah diketahui, kata sepakat diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang merupakan salah satu syarat sahnya perjanjian. Dengan tercapainya kata sepakat, telah menunjukkan pada saat itu suatu perjanjian mulai berlaku dan mengikat para pihak. Asas kebebasan berkontrak , menurut asas ini semua orang mempunyai kebebasan untuk mengadakan suatu perjanjian yang berisi apa saja dan macam apa saja, asalkan perjanjian itu tidak bertentangan dengan kepatutan, kebiasaan, dan undang-undang .Dalam KUH Perdata asas kebebasan berkontrak terdapat dalam pasal 1339 . Asas tersebut sebenarnya malah membatasi kebebasan seseorang, karena tidak dapat menikmati kebebasan yang sebebas-bebasnya. 32 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit, 1995, Jakarta : Djambatan., hlm. 41 Universitas Sumatera Utara Meskipun demikian, asas ini dimaksudkan agar setiap orang selalu dapat membuat perjanjian demi kebaikan dan tidak merugikan pihak lain. Asas kepribadian, menurut asas ini seseorang hanya diperbolehkan mengikatkan diri untuk kepentingan dirinya sendiri dalam suatu perjanjian. Asas tersebut terdapat dalam pasal 1315 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji daripada untuk dirinya sendiri. Pihak ketiga tidak dapat diperjanjikan oleh pihak yang mengadakan perjanjian, karena salah satu syarat sahnya perjanjian harus ada kata sepakat, yang berarti dalam perjanjian itu pihak ketiga tidak memberikan kata sepakat. Logikanya, kalau dalam suatu perjanjian ditetapkan suatu janji untuk pihak ketiga, maka akan merugikan pihak ketiga yang tidak tau apa-apa dan tidak mengikatkan dirinya. Namun demikian, undang- undang memberikan kekecualian terhadap asas ini sebagaimana ditetapkan dalam pasal 1316 KUH Perdata. Pihak yang mengadakan perjanjian, diperbolehkan menetapkan janji untuk pihak ketiga sebagai penanggung akan berbuat sesuatu. Jadi kekecualian itu hanya terbatas kepada masalah penanggungan saja, dimaksudkan pihak ketiga akan berbuat sesuatu untuk memenuhi perjanjian tersebut. KUH Perdata menghendaki setelah perjanjian tersebut dibuat, pihak ketiga mengikatkan diri kepada kreditur, untuk memenuhi kewajiban debitur apabila pihak ini tidak menepati janjinya. Dasarnya adalah Pasal 1821 KUH Perdata, bahwa tiada penanggungan apabila tidak ada suatu perikatan pokok. Asas itikad baik, Bahwa orang yang akan membuat perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik. Itikad baik dalam pengertian subyektif dapat Universitas Sumatera Utara diartikan sebagai kejujuran seseorang yaitu apa yang terletak pada seseorang pada waktu diadakan perbuatan hukum. Sedangkan itikad baik dalam pengertian obyektif adalah bahwa pelaksanaan suatu perjanjian hukum harus didasrkan pada norma kepatuhan atau apa-apa yang dirasa sesuai dengan dengan yang patut dalam masyarakat. 33 Asas Pacta Sun Servanda, Merupakan asas dalam perjanjian yang berhubungan dengan mengikatnya suatu perjanjian. Perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak mengikat mereka yang membuatnya dan perjanjian tersebut berlaku seperti Undang-undang. Dengan demikian para pihak tidak mendapat kerugian karena perbuatan mereka dan juga tidak mendapat keuntungan darinya, kecuali kalau perjanjian perjanjian tersebut dimaksudkan untuk pihak ketiga. Maksud dari asas ini dalam perjanjian tidak lain untuk mendapatkan kepastian hukum bagi para pihak yang telah membuat perjanjian itu. 34

E. Syarat Sahnya Perjanjian