berupaya untuk menjadikan tagline tersebut sebagai ruh operasional Bank BTN. BTN Terdepan juga menjadi perwujudan sikap dan tekad bahwa Bank BTN siap
menghadapi era ekonomi baru, dan mempertahankan kepemimpinannya, khususnya di bidang pembiayaan perumahan.
97
Tantangan yang dihadapi Perseroan semakin beragam dan kompleks. Oleh karena itu, implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG
sudah menjadi keharusan. Secara umum, Perseroan menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG yang mencakup transparency, accountability, responsibility,
independency dan fairness TARIF, dengan keyakinan bahwa hal ini akan menjamin terciptanya keseimbangan bisnis secara paripurna menyeluruh 360
derajat sehingga segenap bentuk kepentingan, baik bisnis maupun sosial, individu dengan kelompok, internal juga eksternal, jangka pendek dan jangka
panjang serta kepentingan shareholders dan stakeholders akan menuju pada titik keseimbangan.
98
Bank BTN merupakan BUMN pertama yang melaksanakan pengendalian gratifikasi bekerjasama dengan KPK.
99
1. Kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi
Manajemen Perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan GCG. Pada tanggal 25 Juni 2014, Perseroan mengukuhkan komitmennya untuk
mendukung penerapan GCG di seluruh lini, dengan mengajak kerjasama Komisi
97
Laporan Tahunan 2014 PT BANK TABUNGAN NEGARA PERSERO Tbk. http:www.btn.co.id . Diakses pada tanggal 07 Desember 2015
98
Ibid
99
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Pemberantasan Korupsi KPK dalam mencegah praktik gratifikasi dan penyuapan di lingkungan kerja Perseroan. KPK akan membantu Perseroan
mengimplementasikan sistem pengendalian gratifikasi di lingkungan kerja Perseroan. Melalui sistem ini akan disiapkan perangkat dan mekanisme dalam
pengendalian praktik gratifikasi yang dibangun dan dikembangkan oleh Perseroan secara berkesinambungan. Sistem inilah yang akan menjaga integritas seluruh
pegawai dari praktik penerimaan dan pemberian gratifikasi yang dianggap sebagai suap. Oleh karena itu, Perseroan bermitra dengan KPK untuk mengawal
bagaimana hal tersebut dapat diimplementasikan di lingkungan kerja Perseroan.
2. Kerjasama dengan Kejaksaan Agung RI
Pada tanggal 17 Oktober 2014, Bank BTN bersama dengan bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara HIMBARA melakukan
kerjasama untuk melaksanakan Koordinasi Pengelolaan dan Pemulihan Aset antara Kejaksaan RI dan Kementerian BUMN. Kejaksaan Agung RI merupakan
lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan Undang-undang. Salah satu tugas dan
fungsinya adalah melakukan pemulihan aset terkait tindak pidana dan atau aset lainnya secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel yang dalam
pelaksanaanya dilakukan oleh Pusat Pemulihan Aset PPA Kejaksaan Agung RI. Sedangkan Bank BTN yang tergabung anggota HIMBARA memerlukan
dukungan dari Kejaksaan Agung RI guna melakukan pemulihan aset. Dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama ini maka diharapkan tercapai tujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengoptimalkan pelaksanaan pemulihan aset yang berasal dari tindak pidana danatau aset lainnya.
Pencapaian 2014 1.
GCG Assessment Self-Assessment
1. Implementasi GCG membutuhkan penilaian untuk melihat sejauh mana
perkembangan terhadap prinsip-prinsip GCG yang telah dilaksanakan oleh Perseroan.
2. Penilaian tersebut juga bermanfaat untuk memastikan adanya peningkatan
kualitas penerapan GCG secara berkesinambungan ke dalam proses bisnis. 3.
Perseroan melaksanakan self assessment sesuai dengan ketentuan BIOJK yang mengharuskan bahwa Bank melakukan penilaian sendiri secara
internal internal self assessment terhadap pelaksanaan GCG. 4.
Perseroan telah melakukan penilaian GCG secara internal sejak tahun 2007 dengan menggunakan Metode Self Assessment.
5. Hasil Self-Assessment untuk periode Januari sampai dengan Desember
2014, dapat disampaikan, sebagai berikut:
100
Hasil Penilaian Sendiri Self Assessment Pelaksanaan GCG, Individual peringkat 2
Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan
yang memadai atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Apabila terdapat
100
Ibid
Universitas Sumatera Utara
kelemahan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance, maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan
tindakan normal oleh manajemen Bank.
Analisis
Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria indikator penilaian tersebut di atas, disimpulkan bahwa:
101
A. GOVERNANCE STRUCTURE
Berdasarkan kesimpulan sebagaimana yang di uraikan di atas maka dapat dirangkum berbagai hal, sebagai berikut:
Faktor-faktor Positif Aspek Governance Structure Bank 1.
Bank telah memiliki governance structure sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan. Struktur tata kelola Bank Komisaris,
Direksi, Komite dan satuan kerja pada Bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Bank telah memiliki infrastruktur tata kelola Bank, baik kebijakan maupun
prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi tupoksi masing-masing strukturorganisasi, telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. 3.
Bank senantiasa berupaya menyempurnakan governance structure dan infrastruktur agar sesuai dengan ketentuan pihak eksternal regulator dan
kebutuhan bisnis.
101
Ibid
Universitas Sumatera Utara
4. Kepala Unit Kerja Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama atas persetujuan Dewan Komisaris sesuai ketentuan 5.
Satuan kerja Manajemen Risiko, Kepatuhan dan Internal Audit independen terhadap satuan kerja operasional dan telah menyediakan
sumber daya berkualitas untuk menyelesaikan tugas secara efektif. 6.
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi kententuan BIOJK.
7. Bank memiliki kebijakan dan prosedur mengenai tata cara pelaksanaan
transparansi kondisi keuangan dan non keuangan. Rencana strategis Bank disusun dalam bentuk Rencana Korporasi corporate plan dan Rencana
Bisnis business plan sesuai ketentuan. 8.
Bank telah membentuk tim khusus untuk melaksanakan “GCG Action Plan” dan telah menyelesaikan danatau menyempurnakan danatau
memenuhi sebagian besar governance structure dan infrastruktur sesuai komitment Bank dengan BIOJK.
9. Bank telah membentuk struktur organisasi unit kerja yang secara khusus
akan menangani penerapan Strategi Anti Fraud di Bank BTN yang berada di bawah supervisi langsung Direktur Utama serta menetapkan mekanisme
hubungan komunikasi dan pelaporan yang jelas kepada Dewan Komisaris, melalui Komite Audit.
10. Bank telah memisahkan fungsi penangananCollection dan Asset
Management pada supervisi divisi dan direktur yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
11. Bank telah membentuk danatau mengoptimalkan peran dan fungsi Cluster
Compliance Supervisory Officer CCSO dan Branch Compliance Supervisory Officer BCSO
Faktor-faktor Negatif Aspek Governance Structure Bank Pada periode tertentu terdapat:
1. Jumlah Dewan Komisaris melebihi jumlah Direksi, dengan penjelasan pada tabel dibawah ini
Periode Jlh. Komisaris
Jlh. Direksi Jlh.Komisaris
Jlh. Direksi Total
Effektif Total Effektif Total
Effektif 1 Jan – 27 Feb
6 6
7 3
67 63
28 Feb– 21 Mei 6 6
7 3
67 63
21Mei – 15 Juni 6 6
7 3
67 63
16 Jun – 31 Des 6 5
6 6
66 56
Terhitung tanggal 11 Juni 2014 Sdr. Sahala Lumban Gaol efektif menjabat sebagai komisaris independen sesuai persetujuan OJK. Kemudian pada tanggal
30 Oktober 2014 sampai dengan periode pelaporan yaitu 31 Desember 2014, Sdr. Sahala Lumban Gaol mendapatkan penugasan sebagai Staf Khusus Menteri
BUMN di Kementerian BUMN selaku Kuasa Pemegang Saham Pengendali.
Universitas Sumatera Utara
2. Anggota Komite Remunerasi Nominasi dari Kepala Human Capital Division HCD telah pensiun per tanggal 1 Mei 2014. Bank BTN telah
melaksanakan seleksi atas calon Kepala HCD definitif, yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai anggota Komite Remunerasi Nominasi yang berasal dari
Pejabat Eksekutif.
Identifikasi Permasalahan Root Causes
Pada periode tertentu, terjadi perubahan lingkungan bisnis yang berdampak terhadap ketentuanpersyaratan governance structure.
Kekuatan
1. Bank senantiasa berupaya menyempurnakan governance stucture dan infrastructure
tata kelola
agar sesuai
dengan ketentuan
pihak
eksternalregulator dan kebutuhan bisnis.
2. Bank
telah meningkatkan
efektivitas unit
kerja GCG
yang mengkoordinasikan pelaksanaan Action Plan peningkatan GCG.
B. GOVERNANCE PROCESSES
Faktor-faktor Positif Aspek Governance Processes Bank
102
1. Dewan Komisaris senantiasa melaksanakan fungsi pengawasan secara aktif antara lain dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Melaksanakan Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris
secara mingguan.
102
Laporan Tahunan 2014 PT BANK TABUNGAN NEGARA PERSERO Tbk. http:www.btn.co.id . Diakses pada tanggal 04 Januari 2016
Universitas Sumatera Utara
b. Melakukan kunjungan ke Kantor Cabang untuk memantau
pelaksanaan operasional KC terutama aktivitas perkreditan c.
Melakukan kunjungan exit meeting di KC 2. Komite-Komite dibawah Dewan Komisaris senantiasa berusaha
menjalankan fungsinya antara lain sebagai berikut: a. Komite Audit membahas Audit Plan, perkembangan tindak lanjut
audit khusus, melaksanakan exit meeting di KC dan tindak lanjut penyelesaian temuan audit eksternal BI, OJK dan BPK
b.Komite Pemantau Risiko telah membahas profil risiko, menghadiri beberapa exit meeting Internal Audit Division dan membahas
standarisasi penilaian risiko cabang c. Komite Remunerasi dan Nominasi telah membahas rencana
pendidikan Pegawai, Corporate Culture, Knowledge Management, draft Perjanjian Kerja Bersama dan memberikan rekomendasi terhadap
penerapan kebijakan Pool of Talent. 3.
Direksi senantiasa berusaha menjalankan prinsip-prinsip GCG dalam setiap lini bisnis sesuai dengan regulasi serta Bank telah melaksanakan
kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi KPK. 4.
Direksi telah menginstruksikan untuk memasukkan komitmen pelaksanaan GCG dalam setiap offering letter SP2KSP3K, dimana hal ini telah
efektif dilaksanakan oleh seluruh KC. 5.
Direksi senantiasa melaksanakan monitoring atas kualitas kredit melalui Rapat NPL yang diselenggarakan secara mingguan
Universitas Sumatera Utara
6. Direksi telah melakukan revisi kebijakan KPI berupa kontrak manajemen
antara Direksi dan Divisi dengan memasukkan komponen pencapaian NPL dan kualitas proses perbaikan NPL dalam penilaian kinerja AMD dan
CCRD, seperti pergeseran antar bucket, kualitas data, dan penerimaan angsuran
7. Direksi telah menindaklanjuti seluruh temuan OJK posisi 30 Juni 2014
dengan tenggat waktu penyelesaian 31122014 kepada OJK 8.
Direksi telah menyampaikan Action Plan Perbaikan Proses Bisnis kepada OJK pada tanggal 11 November 2014 sesuai hasil Prudential Meeting
dengan OJK pada tanggal 4 November 2014. 9.
Direksi telah mengefektifkan Komite dibawah Direksi, adapun pelaksanaan tugas Komite selama tahun 2014 antara lain sebagai berikut:
a. Komite ALCO
Pengendalian cost of fund melalui pertumbuhan dana yang berbiaya murah 1
Upaya perbaikan kualitas kredit yang masuk dalam kategori NPL Membahas penyesuaian tingkat suku bunga kredit maupun dana
b. Komite Pengarah Teknologi Informasi
1 Membahas IT Project Charter 2014
2 Update Project Charter 2014 dan KPI
3 Corporate Project Life Cycle Initiative 2015
Universitas Sumatera Utara
c. Komite Produk
1 Membahas pengembangan fitur dari back to back guarantee yaitu transaksi
Bank Garansi dari Bank Counterparty yang menggunakan Fasilitas Commercial Line
2 Membahas konsep fitur KPR BTN Easy Payment, KPR BTN Bunga
Bebas dan KPR BTN Setara d.
Komite Manajemen Risiko 1
Membahas profil risiko Triwulan I dan II tahun 2014, Self Assessment laporan profil risiko triwulan III tahun 2014
2 Membahas usulan revisi PKMR tahun 2013
e. Komite Personalia
1 Membahas kewenangan memutus untuk mutasi promosi
2 Membahas pengisian jabatan lowong terkait dengan penyesuaian struktur
organisasi 3
Membahas kriteria mutasi promosi 4
Bank telah melaksanakan strategi implementasi Good Corporate Governance awareness program, sebagai berikut :
a Melakukan sosialisasi tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Direksi b
Melakukan pelatihan kepada GCG Champion, dengan materi GCG, etika bisnis dan GCG assessment.
c Melakukan program induksi pegawai baru dengan materi
GCG, Etika Bisnis dan Budaya Kerja.
Universitas Sumatera Utara
d Membangun program GCG e-Learning.
e Melakukan program refreshment bagi Dewan Komisaris,
Direksi dan Pejabat Bank melalui training. f
Melakukan campaign program implementasi GCG melalui media banner, poster
5 Benturan kepentingan telah dikelola dengan baik danatau dalam hal
terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan
atau mengurangi keuntungan Bank. 6
Unit kerja Audit Interen senantiasa berusaha menjalankan fungsinya sesuai regulasi
7 Dalam penerapan fungsi audit eksteren, Bank senantiasa berusaha
menjalankan fungsinya sesuai regulasi dan Pelaksanaan assessment GCG melibatkan peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan tiga pilar kontrol
IAD, RMD dan CMPD 8
Dalam pelaksanaan audit Laporan Keuangan dan Audit Kepatuhan Bank, Bank menunjuk Akuntan Publik dan KAP sesuai ketentuan Penyediaan
dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar dilakukan melalui tahapan proses yang memadai dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
9 Bank telah meningkatkan peran unit GCG untuk mengkoordinasikan
dalam rangka mengimplementasikan dan melakukan monitoring terhadap pelaksanaan perbaikan praktik GCG yang meliputi: Peningkatan Peran
Aktif Dewan Komisaris, Peningkatan Peran Aktif Direksi, Peningkatan
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Audit Interen, Peningkatan Peran dan Fungsi Kepatuhan, Peningkatan Proses Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian,
Peningkatan Transparansi Laporan. Mengacu kepada Action Plan GCG tersebut
pada prinsipnya
Bank telah
menyelesaikan danatau
menyempurnakan sebagian besar komitmennya kepada BIOJK 10
Faktor-faktor Negatif Aspek Governance Processes Bank a
Perlu penyempurnaan Tata Kelola Manajemen Risiko, Kepatuhan terhadap SOP, dan Manajemen Perkreditan, terutama terkait
pemberian kredit dan restrukturisasi b
Perbaikan kemampuan support dari IT c
Masih terdapatnya denda terkait pelaporan dari regulator d
Terdapat audit khusus di 59 Kantor Cabang dari total 87 Kantor Cabang konvensional dan syariah
e Perlunya dilakukan up-date data SDM pada portal Kementerian
BUMN.
Identifikasi Permasalahan Root Causes
Perlunya optimalisasi pengawasan terhadap pelaksanaan kepatuhan penerapan kelola manajemen risiko, manajemen perkreditan dan kepatuhan
terhadap SOP, terutama terkait bidang pemberian kredit dan restrukturisasi kredit.
103
Kekuatan
103
Ibid
Universitas Sumatera Utara
1. Dewan Komisaris senantiasa melaksanakan fungsi pengawasan secara
aktif dan Direksi senantiasa berusaha menjalankan prinsipprinsip GCG dalam setiap lini bisnis.
2. Bank senantiasa memperbaiki seluruh proses bisnis yang ada, terutama
kebijakan bidang perkreditan dan dana. 3.
Bank senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna meningkatkan kompetensi pegawai dengan jalan mengikuti berbagai
pelatihan, seminar maupun workshop di dalam maupun luar negeri. 4.
Bank telah meningkatkan peran unit GCG untuk mengkoordinasikan dalam rangka mengimplementasikan dan melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan perbaikan praktik GCG yang meliputi: Peningkatan Peran Aktif Dewan Komisaris, Peningkatan Peran Aktif Direksi, Peningkatan
Fungsi Audit Interen, Peningkatan Peran dan Fungsi Kepatuhan, Peningkatan Proses Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian,
Peningkatan Transparansi Laporan. Mengacu kepada Action Plan GCG tersebut
pada prinsipnya
Bank telah
menyelesaikan danatau
menyempurnakan sebagian besar komitmennya kepada BIOJK.
Universitas Sumatera Utara
C. GOVERNANCE OUTCOME
1. Faktor-faktor Positif Aspek Governance Outcome Bank
104
a. Bank telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non-
keuangan kepada stakeholders kepada Bank Indonesia atau stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku
b. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana besar telah
dilaksanakan sesuaiketentuan serta tidak melanggar BMPK. c.
Komisaris dan Direksi Manajemen senantiasa melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan dan
strategi manajemen risiko dan dapat menjaga Bank tidak melakukan aktivitas bisnis
yang melampaui kemampuan permodalan untuk menyerap risiko kerugian.
d. Mengacu kepada Action Plan GCG Bank BTN telah
menyelesaikan dan atau menyempurnakan sebagian besar governance outcome yang menjadi komitmen Bank kepada
BIOJK e.
Bank telah melaksanakan ketentuan terkait perlindungan konsumen f.
Bank telah mentransparansikan tata cara pengaduan nasabah dan penyelesaian sengketa kepada nasabah yang disampaikan langsung
kepada baik, melalui media massa ataupun lembaga lainnya. g.
Bank telah melaksanakan fungsi audit eksternal secara obyektif sesuai ketentuan.
104
Ibid
Universitas Sumatera Utara
h. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio CAR
memenuhi ketentuan regulator i.
Bank tidak melanggar ketentuan BMPK 2. Faktor-faktor Negatif Aspek Governance Outcome Bank
a. Kinerja Perseroan, diantaranya NPL, Rasio BOPO, ROA dan ROE
belum mencapai target RKAP 2014. b.
Masih terdapat ketidakpatuhan Bank terhadap ketentuan BI, terutama terkait laporan Bank kepada BI.
Identifikasi Permasalahan Root Causes
1. Perlunya dilakukan assessment profesionalitas pegawai, perbaikan system
reward, penentuan dan penilaian KPI serta pemahaman GCG agar kinerja meningkat, perbaikan prosespelayanan dan lainnya termasuk
diantaranya perbaikan kualitas kredit terutama kualitas kredit komersial Kekuatan
2. Komisaris dan Direksi Manajemen senantiasa melakukan pengawasan
secara aktif terhadap pelaksanaan GCG 3.
Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai terhadap profil risikonya, yang disertai dengan pengelolaan permodalan
yang kuat dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha Bank.
Universitas Sumatera Utara
4. Bank senantiasa melaksanakan prinsip kehatihatian sehingga tidak
melanggar ketentuan CAR, BMPK, CKPN dan PDN 5.
Bank senantiasa berusaha memenuhi dan memperbaiki aspek transparansi laporan dalam setiap laporan yang disampaikan kepada
pihak ketiga 6.
Pelaksanaan assessment GCG melibatkan peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Tiga Pilar Kontrol IAD, RMD dan CMPD
7. Bank telah meningkatkan peran unit GCG untuk mengkoordinasikan
dalam rangka mengimplementasikan dan melakukan monitoring terhadap pelaksanaan perbaikan praktik GCG yang meliputi: Peningkatan Peran
Aktif Dewan Komisaris, Peningkatan Peran Aktif Direksi, Peningkatan Fungsi Audit Interen, Peningkatan Peran dan Fungsi Kepatuhan,
Peningkatan Proses Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian, Peningkatan Transparansi Laporan. Mengacu kepada Action Plan GCG
tersebut Bank telah menyelesaikan danatau menyempurnakan sebagian besar komitmennya kepada BIOJK.
2. GCG Assessment oleh IICG