Konsumsi Energi Pola Konsumsi Energi dan Protein

5.3.1 Konsumsi Energi

Hasil penelitian dengan food recall 24 jam menunjukkan bahwa tingkat kecukupan energi responden dari konsumsi makanan di rumah umumnya berada dalam kategori defisit dibawah 70 angka kecukupan gizi yaitu sebanyak 24 siswa 77,4. Untuk tingkat konsumsi energi total konsumsi makanan yang mengandung energi di rumah ditambah dengan kandungan energi dari makanan tambahan umumnya berada dalam kategori defisit sebanyak 12 siswa 38,7 dan dengan kategori kurang sebanyak 11 siswa 35,5. Keadaan tersebut diasumsikan terjadi karena sebagian besar siswa-siswi fekuensi makannya tidak teratur seperti ada siswa yang jarang sarapan, porsi makan yang lebih sedikit, anak sulit makan, terlalu banyak jajan sehingga berpengaruh tehadap nafsu makan anak, kemungkinan juga kurangnya perhatian dari keluarga, baru sembuh dari penyakit, ataupun karena faktor ekonomi keluarga yang mempengaruhi ketersediaan makanan di rumah. Rata-rata jumlah energi yang diperoleh dari konsumsi di rumah sebesar 989,98 kalori dan rata-rata jumlah energi yang diperoleh dari makanan tambahan yang disediakan sekolah sebesar 218,89 kalori. Dari jumlah ini diketahui bahwa rata-rata jumlah energi yang diperoleh dari konsumsi makanan di rumah dan di sekolah sebesar 1.208,87 kalori. Angka ini masih kurang jika dibandingkan dengan angka kecukupan energi yang dianjurkan yaitu sebesar 1.600 kalori. Agar tercapai angka kecukupan, dianjurkan kepada para siswa untuk mengonsumsi energi tambahan sebesar 391,13 kalori, yang bisa didapatkan dengan meningkatkan frekuensi makan siswa maupun pemberian snack yang bergizi. Universitas Sumatera Utara Keadaan gizi sangat erat kaitannya dengan konsumsi makanan seseorang. Tingkat konsumsi energi anak rendah karena ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan kecukupan energi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Apabila hal ini terus berlanjut maka akan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan, apabila energi yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan tubuh maka protein yang seharusnya berfungsi untuk pertumbuhan dipergunakan sebagai pengganti energi sehingga memungkinkan terjadinya gangguan pertumbuhan. Ketidakseimbangan energi yang masuk dan yang dikeluarkan tubuh secara fisik dapat berakibat pada badan yang lemah, lesu, dan tidak bergairah yang akhirnya dapat menurunkan kualitas sumberdaya manusia.

5.3.2 Konsumsi Protein