Pemberian Makanan Tambahan PEMBAHASAN

5.2 Pemberian Makanan Tambahan

Penyediaan makanan tambahan anak sekolah adalah kegiatan pemberian makanan kepada peserta didik dalam bentuk jajanankudapan atau makanan lengkap yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya, dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kecukupan asupan gizi peserta didik melalui makanan tambahan. Permendagri nomor 18, 2011 Pada usia prasekolah kebiasaan makan anak tergantung pada kehidupan sosialnya. Kadang-kadang anak malas makan di rumah karena kondisi yang tidak disukai. Anak prasekolah kadang juga malas untuk makan karena kelelahan bermain ataupun karena sakit sehingga perlu pemantauan dari orangtua. Umumnya anak usia ini cenderung suka makan bersama dengan teman sekolahnya Hidayat, 2005. Karena itu program pemberian makanan tambahan di TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja dirasa cukup baik untuk meningkatkan konsumsi makan anak. Dari pengamatan pada hari tanpa pemberian makanan tambahan, biasanya siswa-siswi TK Tunas Buana membawa jajanan seperti wafer, keripik, kerupuk, biskuit, permen, coklat, roti, dan jenis makanan jajanan lainnya. Makanan jajanan biasanya hanya menyumbang kalori dan sedikit protein. Jika anak terlalu banyak mengonsumsi makanan jajanan akan membuat anak tidak selera makan, sehingga mengurangi asupan gizi yang diperlukan tubuhnya. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya menyediakan bekal makanan bagi anaknya, terutama pada anak yang Universitas Sumatera Utara tidak sarapan, memilihkan atau menyediakan makanan jajanan yang bergizi untuk dibawa anak ke sekolah. TK Tunas Buana ini sudah melaksanakan program Penyediaan Makanan Tambahan secara mandiri dan berkelanjutan sejak sekitar 20 tahun lalu sampai dengan sekarang. Dananya berasal dari uang sekolah siswa-siswi TK Tunas Buana setiap bulannya yaitu sebesar 20.000 dan dilaksanakan satu kali seminggu yaitu setiap hari Sabtu. Jenis makanan tambahan yang umumnya disediakan oleh TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja adalah bubur kacang hijau, nasi goreng, nasi sop ayam, mie goreng dan beberapa jenis makanan lainnya dalam porsi kecil. Makanan yang diberikan sudah memenuhi kebutuhan untuk kesehatan, yaitu terdiri dari energi yang diperoleh dari nasi, mie, kentang yang mengandung karbohidrat dan protein yang diperoleh dari telur, daging, udang dan kacang- kacangan. Pada saat penelitian dilakukan, makanan tambahan yang diberikan yaitu nasi sop ayam dan nasi goreng dalam satu porsinya sekitar 100 gram. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nasi sop ayam mengandung sekitar 203 kalori dan sekitar 6,4 gram protein serta nasi goreng mengandung sekitar 278 kalori dan sekitar 5,5 gram protein setiap porsinya. Kandungan gizi makanan tambahan yang disediakan oleh TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja ternyata sudah memenuhi prasyarat pemberian makanan tambahan pada anak sekolah yaitu energi harus berkisar 200-300 kalori dan protein 5-8 gram. Berdasarkan buku petunjuk teknis pelaksanaan PMT-AS yang dikutip oleh Siregar 2004 secara garis besar mekanisme pelaksanaan PMT-AS adalah Universitas Sumatera Utara penentuan jenis, jumlah dan harga bahan makanan, pengadaan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, dan penyajian makanan. Di TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja untuk penentuan jenis, jumlah dan harga bahan makanan disesuaikan dengan anggaran belanja yang tersedia. Pengadaan bahan makanannya dilakukan dengan cara pembelian langsung ke pasar pada pagi hari tepat sebelum makanan diolah supaya bahan makanan yang akan diolah masih dalam kondisi yang segar. Dalam pengolahan bahan makanan yang dilakukan oleh guru TK Tunas Buana menggunakan peralatan masak yang biasanya digunakan untuk memasak makanannya sehari-hari. Penyajian makanan dilakukan di ruang kelas, makanan yang telah dimasak dari rumah guru TK yang berada disekitar daerah TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja dibawa ke ruang kelas dan disajikan kedalam satu porsi makanan kemudian dibagikan kepada siswa-siswi TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja. Jenis makanan tambahan yang disediakan TK Tunas Buana umumnya disukai oleh siswa-siswi, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa-siswi menghabiskan 1 porsi makanan tambahan yang diberikan yaitu sebanyak 25 siswa 80,6 untuk konsumsi nasi sop ayam dan sebanyak 21 siswa 67,7 untuk konsumsi nasi goreng. Guru-guru biasanya selalu memotivasi anak-anak untuk menghabiskan makanan yang disediakan. Anak yang tidak menghabiskan makanan yang disediakan sekolah dengan alasan tidak selera atau masih kenyang. Makanan tambahan biasanya diberikan pada pukul 10.00 WIB atau saat pemberian makanan selingan, mengingat rata-rata siswa yang sarapan mengonsumsi sarapannya pada pukul 07.00 WIB sehingga masih diperlukan Universitas Sumatera Utara tambahan makanan karena 3-4 jam setelah makan, zat tenaga yang diperoleh dari makanan akan menurun. Dengan demikian mengonsumsi makanan tambahan di sekolah dapat bermanfaat untuk mempertahankan kadar glukosa dalam darah.

5.3 Pola Konsumsi Energi dan Protein