. Berikut disajikan status sarapan siswa-siswi TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja:
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Status Sarapan Siswa TK Tunas Buana Status Sarapan
n
Sarapan 26
83,9 Tidak Sarapan
5 16,1
Jumlah 31
100
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa umumnya siswa-siswi TK
Tunas Buana Kebun Pulu Raja sarapan sebelum berangkat ke sekolah sebanyak 26 orang 83,9 dan hanya 5 orang tidak sarapan 16,1.
Berdasarkan hasil food recall yang dilakukan, diketahui bahwa konsumsi rata-rata dari konsumsi total sehari adalah sebesar 1208,87 kalori dan protein
sebesar 32,35 gram.
4.4.2 Kontribusi Energi dan Protein dari Makanan Tambahan
Mengonsumsi makanan tambahan salah satu tujuannya adalah meningkatkan kecukupan gizi peserta didik. Dengan adanya pemberian makanan
tambahan diharapkan dapat memperbaiki asupan gizi siswa terutama yang belum sarapan dari rumah. Kontribusi makanan tambahan terhadap tingkat kecukupan
energi dan protein harian siswa-siswi TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Kontribusi Energi dan Protein dari Makanan Tambahan Terhadap Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Harian
Jenis Rata-rata
Konsumsi dari PMT
Rata-rata Konsumsi Total
Sehari Kontribusi
Energi kal 218,89
1208,87 18,11
Protein gr 5,44
32,35 16,82
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa rata-rata kontribusi makanan tambahan terhadap tingkat kecukupan energi harian adalah sebesar
18,11 dan kontribusi makanan tambahan terhadap tingkat kecukupan protein harian adalah sebesar 16,82.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Pada awalnya jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa- siswi TK Tunas Buana Kebun Pulu Raja yaitu 34 siswa. Namun, pada saat
penelitian dilaksanakan ada 3 siswa yang tidak hadir, sehingga sampel berkurang menjadi 31 siswa.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan orangtua siswa-siswi TK Tunas Buana adalah wiraswasta yaitu sebanyak 24 orang
77,4. Orangtua yang bekerja sebagai wirasasta umumnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Pekerjaan orang tua menentukan seberapa besar pendapatan yang
diperoleh. Pendapatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Tingkat pendapatan ikut menentukan jenis pangan yang akan
dibeli. Rendahnya pendapatan keluarga merupakan penyebab orang-orang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Ada juga keluarga yang
sebenarnya mempunyai penghasilan yang cukup tetapi gizi anaknya kurang. Hal ini mungkin disebabkan cara mengatur belanja keluarga yang kurang baik,
misalnya anggaran belanja untuk makanan terlalu sedikit karena lebih banyak diperuntukkan bagi pembelian barang-barang lain karena pengaruh lingkungan
atau kebiasaan. Peranan ibu sangat penting dalam penyediaan makanan bagi anaknya.
Tingkat pendidikan ibu sangat menentukan dalam pemilihan makanan dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh anak dan anggota keluarga lainnya. Sebagian
Universitas Sumatera Utara