Selanjutnya disebutkan bahwa yang menjadi tujuan pokok dari UUPA tersebut adalah:
a.Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional,yang merupakan alat yang akan membawakan kemakmuran,kebahagiaan dan
keadilan bagi negara dan rakyat,terutama rakyat tani dalam rangka masyarakat adil dan makmur
b.Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan
c.Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak- hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya
Perlunya pengaturan mengenai landreform di Indonesia Perlunya pengaturan landreform di Indonesia telah di mulai sejak lama yang
kemudian terwujud dalam UUPA tahun 1960. Dengan demikian sampai saat ini sudah berlangsung hampir empat puluh tahun lebih. Selama kurun
waktu tersebut harus di akui telah banyak terjadi perubahan-perubahan di dalam masyarakat. Oleh karena itu kondisi-kondisi pada tahun dimana
perlunya pengaturan masalah landreform pada masa itu tentunya sudah mengalami perubahan pada masa sekarang.
Terdapat beberapa hal yang perlu difikirkan dalam pelaksanaan landreform kedepan yaitu :
37
a. Luas Maksimum dan Minimum Penguasaan Tanah
Dalam ketentuan UUPA pasal 17 telah disebutkan bahwa dengan mengingat ketentuannya maka untuk mencapai sebesar besar
kemakmuran rakyat maka perlu ditentukan luas minimum dan maksimal tanah yang boleh dipunyai sesuatu hak sebagaimana
tersebut dalam pasal 16 UUPA oleh suatu keluarga atau badan hukum. Khusus mengenai tanah pertanian pengaturan luas maksimum
dan minimum tersebut diatur dalam Undang-Undang No 56 Prp tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah pertanian.Oleh karena kiranya
37
Makalah Landreform. Sumber : suryanto.blogspot.com
Universitas Sumatera Utara
dalam penentuan batas minimum kepemilikan tanah pertanian bagi suatu keluarga hendaknya ditentukan atas dasar pertimbangan
ekonomis dengan memperhatikan kondisi penduduk rumah tangga petani dan kondisi tanah saat ini, serta prediksi dimasa yang akan
datang. Dalam penentuan tersebut tentunya sebelum dilakukan pengaturan perlu adanya suatu studi yang sifatnya konprehensif,
dengan melibatkan berbagai pihak.
b. Larangan absente
Pemilikan tanah secara absente dipahami sebagai suatu kepemilikan tanah pertanian yang pemiliknya berada diluar kecamatan
yang berbeda dengan lokasi tanah pertanian dimaksud. Adanya ketentuan merupakan implementasi dari ketentuan pasal 10 UUPA
yang mana setiap orang dan badan hukum yang mempunyai suatu hak atas tanah pertanian pada asasnya diwajibkan mengerjakan atau
mengusahakannya sendiri secara aktif, dengan mencegah cara-cara pemerasan.
Larangan absentee ini kemudian diatur lebih lanjut dengan peraturan Pemerintah No 224 tahun 1961 tentang Pembagian tanah
dan pemberian ganti kerugian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV TINJAUAN YURIDIS ATAS KEGIATAN PENDAFTARAN
TANAH SEBAGAI WUJUD LANDREFOM DIKANTOR PERTANAHAN KISARAN
4.1 Program Kantor Badan Pertanahan Kisaran
Pelaksanaan program Kantor Badan Pertanahan dilakukan atas sarana dari Pemerintah dimana sama halnya tertuang dalam PP No.24 Tahun
1997 yang menyatakan untuk melakukan pendaftaran tanah secara serentak dan menyeluruh secara merata keseluruh daerah yang sudah
terdaftar atau belum terdaftar untuk didaftarkan tanahnya.Pendaftaran tanah bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan
hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah,satuan rumah susun dan hak-hak lain yag terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan
dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan, maka dari itu pendaftaran
dilaksanakan berdasarkan
asas sederhana,aman,terjangkau,mutakhir, dan terbuka berdasarkan pasal 2 PP
Undang-undang No.24 Tahun 1997. Dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah sesuai pasal 5 No. 6 Tahun
1960, tugas pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan,kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang oleh Peraturan
Pemerintah atau perundang-undangan yang bersangkutan ditugaskan kepada pejabat lain,dan dalam melaksanakan pendaftaran tanah,Kepala
Kantor Pertanahan dibantu oleh PPAT dan Pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut Peraturan
Pemerintah dan peraturan perundang-undangan. Program yang dilaksanakan Badan Pertanahan Kisaran disertai dengan
kegiatan,dimana kegiatan tersebut dilakukan secara rutin dan programnya meliputi pendaftaran dan perubahan data.Sedangkan dalam program
Badan Pertanahan Kisaran dananya berasal dari Pemerintah, yang mana 73
Universitas Sumatera Utara
semua pelaksanaanya dilaksanakan berdasarkan PP No.24 Tahun 1997. Pelaksanaan program Badan Pertanahan di Kisaran ada beberapa hal,
antara lain : Prona,PPANProgram Pembangunan Agraria Nasional,dan Pendaftaran Tanah yang dibiayai oleh instansi tanah sektoral oleh tanah
pertanian. Untuk Prona........., sedangkan PPAN ada 1500 pelaksanaanya, Persertifikatan lintas tanah sektoral dari Pertanian ada 100
pelaksanaanya,dan semua program Kantor Pertanahan Kisaran Tahun 2015 sebanayak 4100 pelaksanaanya.
38
Pelaksanaan pendaftaran tanah kota kisaran ada, yakni sebagai berikut : 1.
Pendaftaran tanah pertama kali secara rutin, dimana kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah
yang belum didaftar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961,dan dilaksanakan secara sporalis atas permohonan yang
bersangkutan dan biaya dari yang bersangkutan,aparat menunggu untuk mendaftarkan tanahnya.
2. Pemeliharaan data pendaftaran tanah dimana kegiatan tanah untuk
menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendafataran,daftar tanah,daftar nama,surat ukur,buku tanah,dan sertifikat dengan
perubahan-perubahan yang terjadi kemudian, serta data yuridis berupa mutasi hak dan peralihan hak,sedangkan dalam data fisik berupa
pemecahan,penngabungan,dan pemisahan agar tidak terjadi perubahan data yang berulang-ulang.
Dalam pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA menyatakan bahwa akhir kegiatan pendaftaran tanah yang diadakan oleh Pemerintah adalah pemberian
surat tanda bukti hak,yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.UUPA tidak menyebutkan nama surat tanda bukti hak atas tanah
yang terdaftar.Pasal 13 ayat 3 Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 dinyatakan bahwa surat tanda bukti hak atas tanah yang didaftar
dinamakan sertfikat,yaitu salinan buku tanah dan surat ukur setelah
38
Berdasarkan sumber wawancara dengan Bapak Abdul Rahim Lubis, S.H, MKn, Kepala Kantor Badan Pertanahan Kisaran.
Universitas Sumatera Utara
menjadi satu bersama-sama dengan suatu kertas sampul yang bentuknya ditetapkan oleh Mentri Agraria.
Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kalinya menghasilkan surat tanda bukti hak,yang berupa sertipikat,dengan diterbitkannya sertifikat
dalam kegiatan pendaftaran tanah pertama kali adalah agar pemegang hak dengan mudah dapat membuktikan bahwa dirinya sebagai
pemegang haknya .Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pmegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang
telah didaftar dalam buku tanah. Pihak yang menerima penyerahan sertifikat yang diterbitkan oleh Kantor
Pertanahan KabupatenKota,yaitu: a.
Untuk hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang dipunyai oleh satu orang,sertifikat hanya boleh diserahkan
kepada pihak yang namanya tercantum dalam buku tanah yang bersangkutan sebagai pemegang hak atau kepada pihak lain
yang dikuasakan olehnya. b.
Untuk tanah wakaf,sertifikat diserahkan kepada Nadzirnya atau pihak lain yang dikuasakan olehnya.
c. Dalam hal pemegang hak sudah meninggal dunia,sertifikat
diterimakan kepada ahli warisnya atau salah seorang warsis dengan persetujuan para ahli waris yang lain.
d. Untuk hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun
kepunyaan bersama beberapa orang atau badan hukum diterbitkan satu sertifikat,yang diterimakan kepada salah satu
pemegang hak bersama atas penunjukkan tertulis para pemegang hak bersama yang lainnya.
Sifat pembuktian sertipikat sebagai tanda bukti hak disebutkan dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA,yaitu sertifikat sebagai
alat pembuktian yang kuat,yaitu data fisik dan data yuridis yang dimuatnya dalam sertipikat dianggap benar sepanjang tidak
dibuktikan sebaliknya oleh alat bukti yang lain dapat berupa
Universitas Sumatera Utara
sertipikat atau selain sertipikat.Berdasarkan sifat pembuktian ini,pihak yang merasa dirugikan atas diterbitkannya sertipikat
dapaat mengajukan Gugatan kepengadilan. Program Badan Pertanahan Kisaran pada dasarnya sama dengan
program Badan Pertanahan Nasional pada umumnya dimana tertera dalam Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
No.4 Tahun 2006 Tentang Penetapan Formasi Pejabat Pembuat Akta Tanah untuk membuat Akta tanah dengan permohonan
dari pihak yang bersangkutan agar mendapatkan kepastian hukum dan dapat dibuktikan dalam pengadilan bahwa tanah
tersebut memang miliknya. Dari tabel dibawah dapat dilihat tanah-tanah yang terdaftar diKota
Kisaran :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.2 Peranan Pendaftaran Tanah sebagai Wujud landrefrom