.Kepastian Hukum Hak-Hak Atas Tanah .1.Pelaksanaan Pendaftaran tanah

Kita harus tetap ingat bahwa girik,letter c,petuk dan sebagiannya itu bukan bukti hak milik atas menurut hukum adat, tetapi adalah bukti pajak yang sudah dibayar,dan bukti penagihan pajak itu sekarang namanya bukan lagi girik dan seterusnya tetapi telah berubah menjadi ireda,kemudian Ipeda dan sekarang bernama PBB.Dan PBB ini berlaku untuk semua tanah saja yang ada di tanah air kita yang dimanfaatkan untuk dimilikidikuasai oleh seseorang.Khusus Propinsi Irian Jaya maka konversi dari hak-hak atas tanahnya dengan surat Keputusan Mentri dalam Negri nomor Sk.59Dja1973 sebagimana telah diatur dalam Peraturan Mentri dalam Negri no.8 Tahun 1971 diperpanjang sampai dengan tanggal 26b September 1973. 15 2.4 .Kepastian Hukum Hak-Hak Atas Tanah 2.4.1.Pelaksanaan Pendaftaran tanah Garis-garis Besar Haluan Negara 1993 mengamanatkan tentang pertanahan sebagai berikut : Penguasaan tanah oleh negara diarahkan agar pemanfaatannya dapat mewwujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, sedangkan penataan pengunaan tanah dilaksanakan secara berencana guna mewujudkan kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.Penataan penggunaan tanah perlu memperhatikan hak-hak rakyat atas tanah,fungsi sosial hak atas tanah batas maksimum pemilik tanah pertanian dan perkotaan,serta pencegahan penelantaran tanah, termasuk berbagai upaya untuk mencegah pemusatan penguasaan tanah yang merugikan kepentingan rakyat. 16 Didalam pelaksanaanya jelas telah diuraikan didalam berbgai perauran pelaksanaanya.Namun di dalam praktek masih dijumpai berbagai masalah terutama di dalam pembuktian penguasaan tanahnya, karena tanah-tanah tersebut tidak terdaftar di Kantor Pertanahan. 15 Lihat konversi hak-hak atas tanah hal:22-23 16 Lihat Pelaksanaan Landrefom di indonesia dan permasalahannya hal 131 Universitas Sumatera Utara Banyak tanah-tanah yang tidak jelas kepemilikannya dan penggunaanya. Terjadinya peralihan secara terus menerus tanpa melaui instansi yang berwenang ketidak jelasan tentang penguasaan tanah dan penggunaan tanah mengakibatkan usaha pemerintah untuk melaksanakan pembagian yang adil atas tanah dan hasil yang adil Banyak masyarakat yang mempunyai tanah yang cukup luas dan yang tidak mempunyai tanah sama sekali, banyak tanah-tanah yang statusnya absentee, namun pemilik yang bersangkutan tidak mengetahui, bahwa kepemilikan tersebut dilarang atau pemiliknya tidak tahu dengan peraturan yang ada. Karena tanah-tanah tersebut tidak terdaftar, maka jangkauan pelaksanaan landrefom tidak sampai kepada sasaran. Pasal 19 UUPA menyebutkan,bahwa untuk menjaminkan kepastian hukum hak-hak atas tanah harus didaftarkan,Pendataran tanah berfungsi untuk melindungi si pemilik.Disamping itu pendaftaran tanah juga berfungsi untuk mengetahui status sebidang tanah,siapa pemiliknya,apa haknya,berapa luasnya,untuk apa dipergunakan dan sebagainya, dengan kata lain pendaftaran tanah bersifat land information system dan geografis information system. A. Pendaftaran Tanah dan Konversi Konversi adalah penyusaian hak-hak yang lama yang berlaku sebelum, berlakunya UUPA kepada hak-hak yang diatur didalam pasal 16 UUPA atau dengan kata lain penyuasian hak-hak sesuai dengan sistem yang dianut oleh UUPA. Didalam ketentuan konversi disebutkan,bahwa hak-hak atas tanah yang dikenal sebelum berlakunya UUPA yaitu hak-hak adat dan hak-hak barat harus disesuaikan dengan hak-hak menurut UUPA.Oleh karena kedudukan hak adat dan hak barat pada pada zaman hindia belanda berbeda,yaitu dimana hak-hak barat jelas statusnya,yaitu semuanya Universitas Sumatera Utara terdaftar,sedangkan hak-hak adat hanya sebagian kecil yang terdaftar,maka di dalam penyelesaian konversinya juga diadakan perbedaan. Sebagai dimaksudkan dalam 4 dan tidak dimintakan penegasan konversi menurut ketentuan-ketentuan peraturan ini, maka hak yang bersangkutan dianggap sebagai hak pakai dengan jangka waktu paling lama 5 Tahun sejak berlakunya UUPA dan sesuai jangka waktu tersebut lampau tanahnya menjadi tanah negara. Namun kenyataanya di lapangan masih banyak hak-hak adat ini yang diperjual belikan di bawah tangan,sehingga usaha pemerintah agar hak-hak adat itu secara berangsur-angsur hapus dan menjadi hak-hak menurut UUPA menjadi terkendala. Dalam rangka memberikan kepastian hukum kepada para pemegang hak atas tanah diberikan diberikan penegasan tentang sejauh mana kekuatan pembuktian sertifikat,yang dinyatakan sebagai alat pembuktian yang kuat.Untuk itu dikatakan bahwa selama belum dibuktikan yang sebaliknya, data fisik dan data yuridis yang dicantumkan dalam sertifikat harus diterima sebagai data yang benar, baik dalam perbuatan hukum sehari-hari maupun dalam sengketa di pengadilan sepanjang data tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam surat ukur dan buku tanahnya. Tidak dapat menuntut tanah yang sudah bersertifikat atas nama orang atau, badan hukum lain jika selama 5 Tahun sejak dikeluarkannya sertifikat tersebut tidak dimajukannya gugatan kePengadilan. Selanjutnya pasal 24 menyebutkan tentang tata cara pembuktian hak-hak lama untuk keperluan pendaftaran yang berasal dari konversi dengan: Universitas Sumatera Utara a. .Dengan bukti-bukti tertulis b. .Keterangan saksi danatau pernyataan yang bersangkutan,yang kadar kebenarannya oleh Panitia Adjukasi,bagi pendaftaran secara sparodik cukup untuk mendaftarkan hakayat 1. Pada ayat 2 dikatakan,apabila pembuktian diatas tidak ada lagi,maka pembukuan hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama 20 Tahun atau lebih berturut-turut oleh pemohon pendaftaran tanah dengan syarat: 17 1. .Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah secara diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya. 2. Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau desakelurahan yang bersangkutan atau pihak lain. Dengan berlakunya PP No.24 Tahun 1977,tentang Pendaftaran Tanah ini diharapkan permasalahan tentang informasi mengenai pertanahan ini dapat dihindarkan kekurangan atau tidak adanya informasi pertanahan ini berakibat tidak jelasnya status kepemilikan hak-hak atas tanahyang ada,dan konsekuensi lebih lanjut,bisa saja pemerintah salah dalam memberi keputusan dan demikian pula lebih lanjut peradilan juga mungkin akan keluar dalam keputusannya. Guna mempercepat proses pemberian kepastian hukum bagi penerima redistribusi tanah objek landrefom di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 jo Peraturanj Mentri AgrariaKa.BPN Nomor 3 Tahun 1993 disebutkan bahwa : Bahwa didalam pelaksanaan pendaftaran tanah ada 3 cara yang dilakukan sesuai dengan pembuktian haknya yaitu: 17 Lihat Pelaksanaan landrefom di indonesia dan permasalahannya hal:137 Universitas Sumatera Utara a. .Pemegang Hak Pasal 65 ayat 1 a menyebutkan bahwa hak atas bidang tanah yang alat bukti tertulisnya lengkap atau yang alat buktinya tidak lengkap tapi ada keterangan saksi,maupun pernyataan yang bersangkutan dan keterangan yang dapat dipercaya dari sekurang-kurangnya 2 orang saksi dari lingkungan masyarakat setempat,yang menyatakan bersangkutan adalah benar pemilik bidang tanah yang bersangkutan,oleh Ketua Panitia Adjukasi untuk pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pertanahan untuk pendaftaran secara sporadik ditegaskan konversinya menjadi hak milik atas nama pemegang hak yang terakhir . b.Pengakuan Hak Hak atas tanah yang bukti kepemilikannya tidak ada tetapi setelah dibuktikan kenyataan penguasaan fisiknya selama 20 tahun oleh Ketua Panitia Adjukasi untuk pendaftaran secara sistematik atau oleh Kepala kantor Pertanahan untuk pendaftaran tanah secara sporadik diakui sebagai hak milik. c.Pemberian Hak Pada pasal 66 Peraturan Mentri Negara AgrariaKa.BPN disebutkan: 18 1 .Berdasarkan Berita Acara Pengesahan data fisik dan data yuridis,Ketua Panitia Adjukasi mengusulkan secara kolektif kepada kepala Kantor Pertanahan setempat.Pemberian hak atas tanah-tanah negara,termasuk tanah negara yang menjadi objek landrefom. 2 Dalam Pendaftaran Tanah secara sistematik Kepala Kantor Pertanahan diberi wewenang untuk menetapkan pemberian hak milik,hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara sebagaimana disebut diatas Wewenang Kepala Kantor Pertanahan ini kemudian dipertegas lagi dengan Peraturan Mentri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan 18 Lihat Pelaksanaan Landrefom di indonesia dan permasalahannya lihat:140-141 Universitas Sumatera Utara Wewenang Pemberian dari Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara. 3 .Dalam penyelasain pemberian hak atas tanah agraria ini tidak dilakukan pemeriksaan ulang oleh Panitia Tanah 4 .Penetapan pemberian hak dilakukan secara kolektif dalam waktu paling lama 14 hari kerja sejak diterimanya usul pemberian hak tersebut dari Ketua Panitia Adjukasi. Semakin kompleksnya masalah tanah,semakin kompleks pula masalah yang dihadapi di dalam penerapan landrefom.Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya pembangunan di segala bidang kehidupa.Di dalam era globalisasi sekarang ini dimana pandangan masyarakat kota dan desa tidak jauh berbeda,nilai tanah bagi pandangan mereka juga tidak jauh berbeda. 2.5PENJABAT PEMBUAT AKTA TANAH P.P.A.T. adalah kependekan dari Penjabat Pembuat Akta Tanah yang untuk selanjutnya disebut lagi dengan penjabat.Dalam peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah ataupun dalam Peraturan Mentri Agraria Nomor 10 Tahun 1961 tentang penunjukkan Penjabat yang dimaksud dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah Serta Hak dan kewajibannya,tidaklah ditemukan rumusan mengenai apakah yang dimaksud PPAT tersebut. 19 Menurut Madjloes,SH.bahwa P.P.A.T.tersebut adalah penjabat umum yang khusus berwenang membuat dan menandatangani akte dalam hal memindahkan hak atas tanah,memberikan sesuatu hak baru atas tanah,menggadaikan tanah,meminjam uang dengan hak atas tanah sebagai 19 Lihat kumpulan tulisan tentang hukum tanah hal:77 Universitas Sumatera Utara tanggungan,terhadap mereka yang menghendaki adanya akte itu sebagai bukti,serta menyelenggarakan administrasinya,sebagaimana yang ditentukan dan dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. Penjabat Pembuat Akta Tanah adalah berwenang khusus untuk membuat akta autentik dalam setaiap perjanjiannya yang bermaksud: 1. .Memindahkan hak atas tanah 2. .Memberikan sesuatu hak baru atas tanah 3. .Menggadaikan Tanah 4. .Meminjamkan uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan Dari keempat macam perjanjian tersebut yang diatas yang penting untuk ketengahkan adalah berkenaan dengan perjanjian memindahkan hak atas tanah yang menurut ketentuan dapat berupa: a. .jual-beli b. .hibah c. tukar-menukar d. .Pemisahan dan pembagian biasa e. Pemisahan dan pembagian harta warisan f. .Penyerahan Hibah dan Wasiat atau legaat. Akte Autentik yang memuat perjanjian-perjanjian tersebut diatas lazimnya disebut dengan Akta Tanah.Adapun siapa-siapakah yang dapat diangkat selaku P.P.A.T,adalah tercantum dalam ketentuan pasal 3 Peraturan Mentri Agraria Nomor 10 Tahun 1961,yakni sebagai berikut: 1. .Notaris 2. .Pegawai-pegawai dan berkas pegawai dalam lingkungan Departemen Agraria yang dianggap mempunyai pengetahuan yang cukup tentang peraturan-peraturan pendaftaran tanah dan peraturan-peraturan lainnya yang bersangkutan dengan peraturan peralihan hak atas tanah : Universitas Sumatera Utara 3. .Para pegawai Pamong praja yang pernah melakukan tugas seorang penjabat 4. .Orang-orang lain yang telah lulus dalam ujian yang diadakan oleh Mentri Agraria Selanjutnya ketentuan dalam pasal 5 Peraturan Mentri Agraria tersebut diatas berbunyi bahwa: “Selama dalam suatu kecamatan belum diangkat seorang penjabat maka maka asisten wedanakepala kecamatan atau yang setingkat dengan itu selanjutnya dalam peraturan ini disebut asisten wedanakepala kecamatan karena jabatannya menjadi penjabat sementara dari kecamatan itu.Dari kedua dasar hukum tersebut diatas dan dihubungkan dengan praktek dewasa ini,maka yang bertindak selaku P.P.A.T. adalah Notaris dan Camat. Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah jo Peraturan Mentri Agaria Nomor 10 Tahun 1961 Tentang Penunjukkan Penjabat yang dimaksudkan dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah serta Hak dan Kewajibannya. Seperti diketahui bahwa tujuan dari pada balik nama tanah adalah untuk adanya kepastian hukum terhadap hak atas tanah,dimana dalam ketentuan pasal 19 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Pokok Agraria telah ditentukan: 1. Untuk menjamin adanya kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah 2. .Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi: a.Pengukuran,pemetaan,dan pembukuan tanah b.Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak tersebut Universitas Sumatera Utara c.Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat Jaminan kepastian hukum berkenaan dengan hak-hak atas tanah adalah menghendaki adanya kepastian mengenai hal-hal tersebut: a. .Hak atas tanah:Apakah hak milik,hak guna usaha,hak guna bangunan,hak pakai atau hak pengelolahan seperti yang diatur,dalam ketentuan pasal 23 ayat ,pasal 32 ayat ,pasal 38 ayat 1 jo pasal 1Peraturan Mentri Agraria Nomor 1Tahun 1969 tentang Pendaftaran Hak Pakai dan Hak Pengelolaan: b. .Siapa yang mempunyai tanahnya:Hal ini penting sekali karena perbuatan- perbuatan hukum berkenaan dengan tanah tersebut hanyalah syah jika telah dilakukan oleh pemilik: c. .Tanhanya yang dihakidipunyai:letaknya,luasnya berapa panjang dan lebarnya:batas-batasnya,hal ini sangat penting untuk pencegahan sengketa dikemudian hari atas tanah yang bersangkutan: d. .Hukumnya yang berlaku terhadap tanah rersebut : supaya lebih mudah mengetahui wewenang-wewenang apa saja serta kewajibannya pemegang hak atas tanah yang bersangkutan. Kepastian berkenaan dengan HakSubjeknya akan dapat dicapai dengan Pendaftaran TanahPendaftaran hak,khususnya recht kadaster,dimana setiap orang dapat dengan mudah memperoleh data-data sehubungan dengan status dari tanah yang bersangkutan .Oleh karena itu sudah semestinya recht-kadaster harus disusun secara teliti dan cermat karena ini sangat penting guna keperluan pembuktian dikemudian hari bila ada sengketa terhadap tanah yang bersangkutan.Jenis-jenis PPAT, terdiri atas: 1. PPAT, adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun. Universitas Sumatera Utara 2. PPAT Sementara adalah pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT. 3. PPAT Khusus adalah pejabat BPN yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat Akta PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas pemerintah tertentu. 2.2.1.Kedudukan dan Tugas PPAT Didalam PP No.24 Tahun 1997 pasal 1 angka 24 disebut PPAT adalah penjabat umum yang diberi kewenangan membuat akta-akta tanah tertentu sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan yaitu:Akta pemindahan dan pembebanan hak atas tanah dan Hak milik atas satuan rumah susun,dan akta pemberian kuasa untuk membebankan hak tangungan.Penjabat Umum adalah orang yang diangkat oleh instansi yang berwenang dengan tugas melayani masyarakat umum dibidang tanah atau kegiatan tertentu. Dalam pasal 7 ditetapkan bahwa PPAT diangkat dan diberhentikan oleh Mentri Negara AgrariaKepala BPN.Untuk mempermudah rakyat didaerah terpencil yang tidak ada PPAT dalam melakukan perbuatan hukum mengenai tanah,dapat ditunjuk PPAT sementara,yaitu Penjabat Pemerintah yang menguasai keadaan daerah yang bersangkutan. 20 2.2.2.Tugas Pokok Dan Kewenangan PPAT Berdasarkan pasal 2 PP No. 37 Tahun 1998, menyebutkan bahwa tugas pokok PPAT adalah melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah 20 Lihat Menyingkap Tabir Masalah Pertanahan hal:26 Universitas Sumatera Utara susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu. Perbuatan hukum tersebut adalah jual beli; tukar menukar; hibah; pemasukan ke dalam perusahaan inbreng; pembagian hak bersama; pemberian Hak Guna BangunanHak Pakai atas tanah Hak Milik; pemberian Hak Tanggungan; dan pemberian kuasa memberikan Hak Tanggungan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, maka PPAT mempunyai kewenangan untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan hukum mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang terletak di dalam daerah kerjanya. Menurut penjelasan pasal 3 PP No. 37 Tahun 1998, bahwa PPAT sebagai pejabat umum, maka akta yang dibuatnya diberi kedudukan sebagai akta otentik. Selanjutnya menurut penjelasan pasal 4, bahwa kecuali ada ketentuan lain, maka apabila seorang PPAT melakukan pelanggaran dengan membuat akta di luar daerah kerjanya, akta yang dibuatnya adalah tidak sah dan tidak dapat digunakan sebagai dasar pendaftaran. Khusus bagi sebidang tanah atau satuan rumah susun yang tidak semuanya terletak dalam daerah kerja seorang PPAT, maka dalam hal pembuatan akta tukar menukar, akta pemasukan ke dalam perusahaan dan akta pemberian hak bersama, dapat dibuat oleh PPAT yang daerah kerjanya meliputi salah satu bidang tanah atau satuan rumah susun yang haknya menjadi objek perbuatan hukum dalam akta. Sehubungan dengan pelaksanaan tugas pokok PPAT membuat akta, maka berdasarkan Pasal 17 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN No. 4 Tahun 1999 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Universitas Sumatera Utara Pejabat Pembuat Akta Tanah, disebutkan bahwa dalam tugasnya membuat akta, harus dilaksanakan di kantor PPAT yang bersangkutan dengan dihadiri oleh para pihak atau kuasanya sesuai ketentuan yang berlaku dalam perbuatan hukum tersebut. Pengecualian dari ketentuan tersebut, yaitu apabila salah satu pihak atau kuasanya yang harus hadir di Kantor PPAT tidak dapat datang di Kantor PPAT karena alasan yang sah, misalnya sakit atau alasan yang lain di luar kekuasaan yang bersangkutan, maka PPAT dapat membuat akta di luar kantornya, yaitu mendatangai orang tersebut dengan ketentuan bahwa para pihak atau kuasanya harus hadir bersama dihadapan PPAT yang bersangkutan. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas pembuatan akta, sebagaimana diatur dalam pasal 38 PP 241997, bahwa pembuatan akta dihadiri oleh para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi yang memenuhi syarat untuk bertindak sebagai saksi dalam perbuatan hukum itu. Berdasarkan Pasal 39 PP 241997, disebutkan bahwa, PPAT dapat menolak untuk membuat akta, jika: a. mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun, kepadanya tidak disampaikan sertipikat asli hak yang bersangkutan atau sertipikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Knator Pertanahan; atau b. mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan: 1. surat bukti hak atau surat keterangan Kepala desaKelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan meneguasai bidang tanah tersebut selama 20 tahun berturut-turut atau lebih pasal 24 ayat2. 2. Surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum bersertipikat dari Kantor Pertanahan, atau untuk tanah yang terletak jauh dari kedudukan kantor pertnahan, bagi pemegang Universitas Sumatera Utara hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala DesaKelurahan, atau 3. Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatn hukum ybs. Atau salah satu saksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 38, tidak berhak atau tidak memenuhi syarat untuk bertindak demikian; 4. Salah satu pihak atau para [pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak yang pada hakekatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak. 5. Objek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data fisik dan atau data yuridisnya. PPAT dalam waktu selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya akta yang bersangkutan, wajib menyampaikan akta yang dibuatnya berikut dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk didaftar. Selain itu. PPAT wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai telah disampaikannya akta kepada pihak yang bersangkutan Pasal 40 PP 241997. Dalam hal perlaihan hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun karena pengabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang didahului dengan likuidasi perseroan atau koperasi yang bergabung atau melebur didaftar berdasarkan pemindahan hak dalam rangka likuidasi yang dibuktikan dengan akta yang dibuta oleh PPAT yang berwenang Pasal 43 ayat 2 PP 241997. Pembebanan Hak Tanggungan pada hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun, pembebanan hak guna bangunan, hak pakai dan hak sewa untuk bangunan atas hak milik, dan pembebanan lain pada hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang ditentukan dengan peraturan perundang-undangan, dapat didaftar jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan perundang- Universitas Sumatera Utara undangan yang berlaku.Perlenkapan-perlangkapan apa saja yang wajib dipunyai seorang PPAT antara lain: 21 a. PPAT harus mempunyai stempel khusus yang satu dan lainnya berbeda antara notaris asisten wedana,maupun lain-lain PPAT.stempel tersebut lingkaran garisnya tengahnya 3 12 m,lingkaran pinggir tersebut dua sebelah luar tebal,kemudian ditengahnya ada lingkaran kedua bergaris tengah 312 cm,kemudian ditengah-tengah lingkaran tengah terdapat dua garis sejajar yang berantara 112cm,pada sisi antara lingkaran luar dan lingkaran dalam terdapat kata-kata penjabat Pembuat Akta Tanah dimulai dan diakhiri dengan bintang 5 dan dibawahnya tercantum dengan letter Kapital besar Auntuk notaris,B untuk camat dan C untuk PPAT.Dalam dua garis untuk notaris tercantum namanya dan daerah kerjanya,sedangkan untuk camat disebut asisten wedana dan daerah kerjanya. b. .Suatu daftar akta-akta yang diperbuatnya,Daftar akta-akta yang telah dibuat:Nomor urut,tanggal,jenis akta,nama penghadap,nomor akta menurut daftar akta asli. 2.2.3.TATA CARA PEMBUATAN AKTA PPAT Pengisian blanko akta dalam rangka pembuatan akta PPAT harus dilakukan sesuai dengan kejadian, status dan data yang benar dan didukung oleh dokumen yang menurut pengetahuan PPAT yang bersangkutan adalah benar.Pembuatan akta PPAT dilakukan dengan disaksikan oleh 2 dua orang saksi yangmemberi kesaksian mengenai : 22 1. identitas penghadap dalam hal PPAT tidak mengenal penghadap secara pribadi; 2. kehadiran para pihak atau kuasanya; 21 Lihat Pedoman Pelaksanaan UUPA dan Tata Cara Penjabat Akta Tanah hal:15-16 22 Lihat https:dpcpermahijogja.wordpress.comtagtugas-dan-wewenang-notaris-ppat ,tanggal 21-11-2015, waktu 13:55. Universitas Sumatera Utara 3. kebenaran data fisik dan data yuridis obyek perbuatan hukum dalam hal obyek tersebut belum terdaftar; 4. keberadaan dokumen-dokumen yang ditunjukkan dalam pembuatan akta; 5. telah dilaksanakannya perbuatan hukum tersebut oleh para pihak yang bersangkutan. PPAT wajib menyampaikan akta PPAT dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan untuk keperluan,pendaftaran peralihan hak yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan.Dokumen yang harus dilengkapi dalam proses balik nama terdiri dari: 1. surat permohonan pendaftaran hak atas tanah yang dialihkan yang ditandatangani oleh pihak yang mengalihkan hak; 2. surat permohonan pendaftaran peralihan hak yang ditandatangani oleh penerima hak atau kuasanya; c. surat kuasa tertulis dari penerima hak apabila yang mengajukan permohonan pendaftaran peralihan hak bukan penerima hak; d. akta PPAT tentang perbuatan hukum pemindahan hak yang bersangkutan; e. bukti identitas pihak yang mengalihkan hak; f. bukti identitas penerima hak; g. surat-surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76; h. izin pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat 2; i. bukti pelunasan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 1997 Jo 20 tahun 2000 Jo Nomor 28 tahun 2009, dalam hal bea tersebut terutang; j. bukti pelunasan pembayaran PPh sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Universitas Sumatera Utara Pemerintah Nomor 48 tahun 1994 Jo PP Nomor 27 tahun 1996 Jo PP nomor tahun 1999 Jo PP Nomor 71 tahun 2008. 23 Dalam pelaksanaan tugasnya selaku PPATNotaris, maka segala tindakannya yang berkaitan dengan pelaksanaan kewajibannya dalam pembuatan akta PPAT akan diawasi oleh Kepala Kantor Pertanahan setempat, termasuk pemeriksaan terhadap pembuatan akta, pengadaan dan pengisian protokol serta pelaksanaan segala kewajiban yang telah ditentukan, oleh karena itu sebelum melaksanakan tugas sebagai PPAT, hendaknya saBahwa dalam setiap membuatkan akta PPAT, lakukan koordinasi dengan Kantor Pertanahan setempat guna mendapatkan informasi tentang status tanah yang akan dibuatkan aktanya, apakah tanah tersebut benar-benar telah terdaftar atau apakah data yuridis dan data fisik yang ada dalam sertipikat tanah tersebut sesuai dengan data yang ada pada buku tanah di Kantor Pertanahan. Penyesuaian data dalam sertipikat dengan data dalam buku tanah tersebut lebih dikenal dengan nama cek bersih. Dalam hal ini bermakna bahwa seorang PPAT dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa berkoordinasi dengan pihak pihak terkait. 23 Lihat http:pelangianggita.blogspot.co.id201209pengertian-ppat.html,tanggal 21-11- 2015,waktu:14:10 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tanah merupakan salah satu bagian dari bumi yang mempunyai hubungan erat dengan kehidupan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa setiap manusia berhubungan dengan tanah. Hal ini dapat dijumpai dari proses penciptaan manusia, hidup dan tumbuh berkembang, lalu berakhir masa hidupnya pun meninggal dikuburkan ke dalam tanah. Hubungan antara manusia dengan tanah ini adalah sebuah hubungan yang bersifat abadi dan saling terkait, baik secara personal maupun sosial. Manusia membutuhkan tanah sebagai habitatnya untuk mendirikan hunian rumah tinggal, sebagai lahan pertanian dan perkebunan, tempat didirikannya gedung pendidikan dan tempat peribadatan, pusat perbelanjaan dan kegiatan perekonomian lainnya. Oleh karena itu,segala sesuatu yang menyangkut tanah selalu menjadi perhatian serta mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia didunia ini. Bagi sebagian besar rakyat Indonesia,tanah menempati kedudukan penting dalam kehidupan sehari-hari,terlebih lagi bagi rakyat pedesaan yang pekerjaan pokoknya adalah bertani,berkebun, atau berladang. Tanah merupakan tempat bergantung hidup mereka. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,seseorang dituntut untuk melakukan sesuatu berdasarkan ketentuan hukum atau undang-undang yang berlaku. Demikian juga halnya dengan urusan kekayaaan atau kepemilikan lainnya seperti tanah, harus dilakukan suatu pencatatan agar kelak dikemudian hari tidak menimbulkan suatu sengketa. Sebab,masalah tanah merupakan hal yang sering menimbulkan potensi sengketa yang berkepanjangan. 1 Universitas Sumatera Utara Pendaftaran tanah merupakan salah satu langkah dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah,maka pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah dapat mengetahui status atau kekuatan hukum pada tanah tertentu yang dihadapinya. Mulai dari letak tanah,luas tanah, dan batas-batasnya, siapa pemiliknya, serta beban-beban apa yang di atasnya. Di Indonesia, masalah pertanahan merupakan persoalan yang penting. Pedoman dan tuntunan dalam pengunaan dan pemanfaatan tanah untuk kesejahteraan masyarakat tertuang dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi : “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Pengaturan tentang pertanahan tersebut selanjutnya diatur dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agararia yang lebih dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria pasal 49,serta sejumlah peraturan lain sesudahhnya yakni Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah. Ditinjau dari hukum adat,tanah adalah benda berjiwa yang tidak boleh dipisahkan persekutuannya dengan manusia. Tanah dan manusia,meskipun berbeda wujud dan jati diri,namun merupakan suatu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam jalinan susunan keabadian tata alam besar macro cosmos dan kecil micro cosmos,maka tanah dipahamkan secara luas meliputi semua unsur bumi,air,udara , kekayaan alam,serta hubungan antara sesama manusia sebagai pusat,maupun roh-roh di alam supranatural yang terjalin secara menyeluruh dan utuh Herman soesangobeng, 2002 Pengertian tanah juga terdapat dalam undang-undang Pokok Agraria yang merupakan dasar dari peraturan pertanahan di Indonesia sampai saat ini. Dalam pasal 1 ayat 4 UUPA, disebutkan tanah itu adalah permukaan bumi dan bumi itu terdiri dari dari tiga komponen, yaitu permukaan bumi, tubuh bumi, dan yang ada dibawah air. Begitu pentingnya hubungan anatara manusia dengan tanah, maka diperlukan adanya suatu kekuatan hukum didalamnya, yang mana dalam hal Universitas Sumatera Utara ini terdapat dalam pasal 19 UUPA. Pasal ini dengan tegas mengamanatkan kepada pemerintah agar di seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan pendaftaran tanah dengan tujuan untuk mencapai kepastian hukum. Dengan terdaftarnya hak-hak atas tanah atau diberikannya hak-hak atas tanah kepada subjek, hak juga diberikan wewenang untuk memanfaatkan tanah tersebut sesuai dengan peruntukkannya. Dengan demikian akan terciptalah jaminan kepastian hukum bagi subjek hak tersebut. Satu pertanyaan sering timbul dalam diri kita masing-masing yaitu apakah landrefom itu masih relevan dengan strategi pembangunan kita dan bagaimana untuk menyatakan bahwa landrefom ini suatu kebutuhan mutlak dari bangsa kita.Hal ini dikarenakan semakin sedikitnya kendala dalam masalah landrefom dan sedikitnya pemahaman tentang lendrefom ini, mengakibatkan banyak dari masyarakat yang tidak mengerti tentang istilah landrefom terhadap tanah.Perihal masalah yang sering terjadi dalam kasus Landrefom adalah sengketa tanah karena adanya perubahan tanah yang diakibatkan oleh bencana alam yang membuat tanah tersebut menjadi tidak jelas. Baik dari segi letak tanah tersebut, luas tanah, maupun batas-batas tanahnya.

1.2. Rumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah ;