Pelaksanaan Landrefrom di Kisaran

2. Dalam penetapan batas bidang tanah pada pendaftaran secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik diupayakan pemetaan batas bersdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan 3. Penempatan tanda-tanda batas termasuk pemeliharaanya wajib dilakukan oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan 4. Bentuk,ukuran dan teknis penempatan tanda batas ditetapkan oleh Mentri. Dengan adanya peraturan tentang Penetapan pada bidang Batas Tanah terhadap penguasaan tanah yang melampui batas ukur akan disesuaikan dengan penetapan batas tanah pada umumnya,agar tidak banyak tanah yang terlantar dan menyebabkan banyaknya juga yang tidak mendapatkan tanah disebabkan banyaknya tanah yang terlantar.Pasal 18 ayat 1 UUPA No.5Tahun 1960 menyatakan:”Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang belum terdaftar atau yang sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukurgambar situasi yang ada tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya,dilakukan oleh Panitia Adjukasi dalam Pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik,berdasarkan penunjukkan batas oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan dan sedapat mungkin disetujui oleh para pemegang hak atas tanah yang bersangkutan”.

4.3 Pelaksanaan Landrefrom di Kisaran

Pelaksanaan Landrefrom dikisaran dalam wawancara dengan Kepala Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah,mengatakan bahwa pelaksanaan landferfrom tidak lagi berjalan lanacar,karna adanya perubahan dalam sistem Pemerintahan yang berubah dan pembagian tanah yang tidak merata,sehingga banyak yang para petani yang mendapatkan lahan sedikit,bahkan tidak ada sama sekali.Seharusnya Pemerintah harus memperhatikan masyarakat yang membutuhkan,padahal tanah sebagai sumber penghasilan dimana untuk kelangsungan hidup sehari-hari dalam membuka suatu usaha. Dalam Pasal 13 Undang-Undang Pokok Agraria disebutkan bahwa : Universitas Sumatera Utara 1 Pemerintah berusaha agar supaya usaha-usaha dalam lapangan agraria diatur sedemikian rupa,sehingga meninggikan produksi kemakmuran rakyat sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 serta menjamin bagi setiap warga negara Indonesia derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia,bagi diri sendiri maupun keluarganya. 2 Pemerintah mencegah adanya usaha-usaha dalam lapangan agraria dan organisasi-organisasi dan perseorangan yang bersifat monopoli swasta 3 Usaha-usaha Pemerintah dalam lapangan agraria yang bersifat monopoli hanya dapat diselenggarakan dengan kitab Undang-undang. 4 Pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian dan jaminan sosial termasuk bidang perburuan dalam usaha-usaha di lapangan agraria. Dalam ketentuan Pasal diatas bahwa tanah harus dibagikan secara merata tanpa adanya kerugian,dengan mengingat ketentuan dalam pasal 17 yang mana untuk mencapai tujuan yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 3,maka diatur luas maksimum dan minimum tanah yang boleh dipunyai dengan sesuatu hak tertentu dalam pasal 16 oleh suatu keluarga atau Badan Hukum.Penetapan batas maksimum termaksud dalam ayat 1 dilakukan dengan peraturan perundang-undangan.Tanah-tanah yang merupakan kelebihan dari batas-batas maksimum diambil oleh Pemerintah dengan ganti kerugian dan dibagi-bagikan kepada rakyat yang membutuhkan menurut ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah. Dalam Penjelasan umum pada Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan pembagian tanah dan pemberian ganti rugi disebutkan;”Tanah-tanah yang akan dibagi-bagikan itu tidak hanya terbatas pada tanah-tanah yang merupakan kelebihan dari batas maksimum tetapi juga tanah-tanah yang pemiliknya berada di luar kecamatan,juga tanah-tanah swapraja dan bekas swapraja dan lain-lain tanah yang langsung berurusan dengan negara‟‟. Dalam hal ini kasus landrefrom dalam pendaftaran tanah dikisaran terjadi karena adanya perubahan Pemerintah yang membagi-bagikan tanah secara tidak merata sehinnga banyak penguasaan tanah yang Universitas Sumatera Utara berlebihan.Seharusnya tanah-tanah yang dibagikan harus sesuai dengan ukuran dan batas lahan yang sudah ditentukan dalam undang-undang yang menetapkan batas dalam penguasaan tanah,banyaknya penguasan tanah yang berlebihan karna tidak ada lagi kewajiban dalam melaporkan ke Badan Pertanahan berapa luas ukuran taanh yang dimiliki. Kurangnya perhatian Pemerintah dalam hal pembagian tanah yang merata pada orang yang membutuhkan tanah sebagai sumber penghasilan dalam menjalankan suatu usaha,membuat juga banyaknya orang yang menguasai tanah secara berlebihan dan tidak sesuai dengan batas ukur yang ditetapkan.Dalam hal penguasaan tanah setiap orang wajib melaporkan setiap batas ukurnya pada BPN oleh karena sudah ada perubahan,maka landrefrom dalam pendaftaran tanah menjadi mandet dan peraturan yang dulu tidak berlaku lagi dan banyaknya areal-areal yang tidak terpakai karna ketidak mampuan dalam mengelola lahan tersebut dan tanah tersebut menjadi terlantar dan tidak terpakai. Seharusnya tiap tanah yang akan dijadikan lahan untuk membuka suatu usaha ditetapkan batas ukur yang sudah berlaku,dan tidak ada lagi penguasaan tanah secara berlebihan dan dalam hal ini landrefrom pada dasarnya merupakan hubungan manusia dengan tanah agar menjadi terstruktur dan tertata dalam pemilikan tanah yang merata terutama para petani yang sering kali menjadi sasaran dan hanya mendapatkan lahan yang sempit.dalam hal untuk mendapatkan kepemilikan hak atas obyek landrefrom dibutuhkan data-data yang lengkap seperti,identitas,pekerjaan,alamat,luas tanah yang dimohonkan agar dapat diberikan sertfikat sebagai pemilik yang sah karna sudah terdaftarnya tanah tersebut.Sama halnya dengan Pendaftaran tanah dalam landrefrom agar diberikannya tanah-tanah yang adil dan merata dengan pembatasan minimum dalam pemilikan tanah,serta tidak adanya politik yang hanya menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang banyak. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan 1. Bahwa dalam UUPA No.5 Tahun 1960 sudah menetapkan batas maksimum dan minimum tanah dalam pemilikan luas tanah yang dimiliki,namun karena ketidak merataan tanah yang dibagikan secara merata,membuat masyarakat seenaknya dalam memiliki hak penguasaan tanah yang secara berlebihan,dan pada akhirnya karena ketidak mampuan mengelola lahan yang besar,dan pada akhirnya tanah tersebut menjadi terlantar.Ketentuan-ketentuan landrefrom merupakan contoh pengaturan dibidang ekonomi,bahwa ketentuan tersebut sebagai suatu sarana dalam rangka pengaturan,penguasaan dan pemilikan tanah dalam arti terwujudnya pemerataan sumber daya alam yang berupa tanah dapat dikatakan sebagai salah satu lingkup dari hukum ekonomi indonesia.Masih kurangya kesadaran masayarakat dalam hal tanah yang bisa dibuktikan masih banyaknya juga yang tidak perduli dengan masalah pendaftaran tanah,mereka lebih berpikir untuk menempati suatu tanah yang kosong,yang belum pasti apakah tanah tersebut sudah terdaftar apa belum,yang pada akhirnya akan merugikan,karena tidak ada sertifikat tanah sebagai bukti kepemilikan tanah. 2. Ketentuan Undang-undang Landrefrom itu sendiri yang sudah tidak sesuai lagi dengan tutuntan perkembangan kebutuhan masyarakat pada saat ini,seperti ketentuan mengenai luas maksimum pemilikan tanah,larangan absente,luas minimum pemilikan tanah pertanian diperlukan adanya pembenahan,sehingga banyak ketentuan landrefrom dalam wujud Pendaftaran Tanah yang pada pelaksanaanya sulit untuk dijalankan 85 Universitas Sumatera Utara kesuluruhan.Dalam tatanan legal formal kiranya perlu ditinjau ulang terhadap beberapa ketentuan Landrefrom yang saat ini berlaku.Dalam rangka mengatur kembali penguasaan tanah tersebut kiranya perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait sebab masalah tanah sangat erat kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. 3. Meskipun dalam beberapa kasus dijumpai batuan langsung Pemerintah dalam pembiayaan dalam Persertifikatan Tanah,misalnya dalam program nasional PRONA.Namun yang dibutuhkan sesungguhnya lebih jauh dari itu misalnya dapatkah disediakan kredit lunak bagi rakyat untuk mendapatkan lahan,misalnya untuk membeli tanah yang dikuasai oleh swasta.Dalam pelaksanaan kegiatan landrefrom dan Pendaftaran Tanah pada dasarnya banyak dipengaruhi riwayat tanah rakyat hak kepemilikan tanah yang tidak jelas bukti dan penguasaanya dan sering tumpah tindih baik hak dan peruntukannya sehinnga sulit dilaksanakan kegiatan landrefrom diatas tanah tersebut termasuk pengetahuan rakyat yang kurang mengerti kemana kegiatan landrefrom tersebut dan berdampak ekonomi sehingga masyarakat enggan mengunakan tanahnya untuk dijadikan kegiatan landrefrom diatasnya dan yang tidak kalah penting biaya pelaksanaanya tidak mendukung sehinnga pelaksana kegiatan jadi tidak serius melaksanakannya karena angaranya tidak mencukupi secara target. 5.2Saran 1. Masyarakat harus sadar akan pentingnya Pendaftaran Tanah,karena akan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan dalam membuka usaha dan tidak akan ada yang menganngu tanah tersebut yang sudah didaftarkan dan mendapatkan sertifikat tanah sebagai hak pemilik tanah yang sah.Tanah-tanah yang sudah Universitas Sumatera Utara didaftarkan akan diberikan sertifikat agar tidak ada pihak-pihak yang menggunakan hak-hak penguasaan untuk menggusur tanah untuk kepentingan pribadi ,tanpa ada surat bukti sah pemilik tanah.Kurang pahamnya masyarakat akan suatu aturan atau perundang-undangan yang tudak mereka ketahui sering melakukan pelanggaran hukum ,dimana tanah yang dipunyai sudah melebihi batas ukur yang sudah ditentukan,menjadi permasalahan karena karena ketidak pahaman atau tidak lagi melaporkan batas ukuran maksimum tanah yang dimikiki pada BPN. 2. Masalah pengaturan,penguasaan dan pemilikan tanah khususnya tanah pertanian kiranya masih relevan dan harus dilaksanakan dengan serius,salah satu upaya yang dimaksud adalah seharusnya pemerintah dapat melaksanakan program landrefrom secara sungguh-sunnguh dalam hal ini tidak adanya hanya dilakukan wujud peraturan-peraturan tersebut,dengan demikian akses petani dalam memiliki tanah sendiri sebagai prasyarat dalam meningkatkan kesejahteraan benar-benar terwujud. 3. Seharusnya Pemerintah lebih aktif untuk menindaklanjutin keberadaan tanah surplus dan absentee sehinnga kemudian tidak ada lagi ukuran batas tanah yang berlebihan,dan tidak dipergunakan kepentingan politik untuk mengambil keuntunagn dan merugikan masyarakat,karena tidak dapat memiliki lahan,karena pembangunan untuk keuntungan pribadi saja yang memakaim lahan yang luas dan pada akhirnya tanah-tanah yang sedikit digusur dan hanya diberikan ganti rugi yang sedikit,yang memaksa masyarakat untuk memakai lahan yang seadanya untuk membuka suatu usaha,bahkan tidak ada sama sekali,pada kenyataanya bahawa tanah digunakan sebaik-baiknya agar semua yang membutuhkan tanah dapat terbagi,Seharusnya pemerintah lebih aktif utuk menindaklanjutin keberadaan tanah surplus dan absente sehingga kemudian dapat ditetapkan sebagai tanah objek Universitas Sumatera Utara redistribusi.Selain itu kegiatan pelaksanaan landrefrom dan Pendaftaran Tanah perlu dilakukan dengan cara kesepakatan tidak top down seperti selama ini,tetapi rakyat yang perlu digerakkan untuk melaksanakannya.Rakyat diajari dengan kegiatan landrefrom atau dilaksanakan dengan buutom up yang dibaiayai oleh pemrintah,pemerintah aktif sebagai fasilator bukan pengawas semata-mata dan kegiatan itjju tidak boleh putus,harus berkelanjutan sampai masyarakat merasakan hasil dari kegiatan landrefrom. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJUAN UMUM TENTANG PENDAFTARAN TANAH

2.1. Pengertian Pendaftaran Tanah Dan Pendaftaran Tanah Menurut PP No.24 Tahun 1997