Tujuan Pendaftaran Tanah Azas Pendaftaran Tanah

pengembangan wilayah industri dan parawisata, dapat diserahkan kepada pihak ketiga dan diusulkan kepada Mentri Dalam Negeri atau Gubenur dalam daerah yang bersangkutan untuk diberikan dengan hak guna bangunan atau hak pakai sesuai dengan rencana peruntukan dan pembangunan tanah yang telah dipersiapkan oleh pemegang hak pengelolaan yang bersangkutan. Pandangan Sir Charles Fortescue – Brickdate yang dikutip A.P Perlindungan 1990 ; 4 yang menyatakan ada 6 yang harus digabungkan dalam pendaftaran tanah yaitu : 1. Security, bertolak kemantapan sistem sehingga seseorang akan merasa aman atas hak tersebut karena membeli tanah tersebut ataupun mengikatkan tanah tewrsebut untuk suatu jaminan atas uang hutang, 2. Simplicity, sederhana sehingga setiap orang dapat mengerti, 3. Accuracy, bahwa terdapat ketelitian dari pada sistem pendaftaran tersebut secara lebih efektif, 4. Expedition, artinya dapat lancar dan segera sehingga menghindari tidak jelas yang bisa berakibat berlarut-larut dalam pendaftaran tersebut, 5. Cheapness, yaitu agar biaya tersebut dapat semurah mungkin, 6. Suitability to circumstances, yaitu akan tetap berharga baik sekarang maupun kelak di kemudian hari pendaftaran tanah tersebut. 8

2.1.2. Tujuan Pendaftaran Tanah

Untuk mengukur suatu kegiatan di bidang pendaftaran tanah, tentu terkait dengan tujuan pendaftaran tanah yang sudah ditetapkan.Melalui ketentuan pokok pada pasal 19 ayat 1 UUPA ditegaskan bahwa tujuan pendaftaran tanah itu adalah untuk menjamin kepastian hukum di seluruh wilayah Indonesia.Tujuan 8 Lihat : Pendaftaran Tanah Kepastian Hak. Tampil Anshari Siregar. Hal : 34 Universitas Sumatera Utara pokok tersebut dijabarkan lebih lanjut pada pasal 3 Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 sebagai berikut. Pendaftaran tanah bertujuan : a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang yang bersangkutan; b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenal bidang-bidang tanah dan satuan- satuan rumah susun yang sudah terdaftar ; c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan Tujuan untuk memberikan kepastian hukum itu kepada pemegang hak atas tanah dapat diukur dari kekuatan hukum pembuatan sertifikat sebagai alat pembuktian yang kuat, kebenaran dari data dan kesempatan peruntukan dari pihak-pihak lain yang merasa lebih berhak atas tanah tersebut.

2.1.3. Azas Pendaftaran Tanah

Azas atau prinsip yang merupakan pikiran dasar yang umum sifatnya dan melatarbelakangi peraturan-peraturan konkrit pada pendaftaran tanah, secara khusus telah ditegaskan didalam Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997. Dalam pengertian bahwa semua azas-azas umum yang berlaku dalam hukum tertentu tetap berlaku dalam pendaftaran tanah tersebut . Pada pasal 2 Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997, dinyatakan bahwa pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan azas sederhana,aman,terjangkau,mutakhir, dan terbuka. 1. Azas sederhana dimaksudkan bahwa ketentuan-ketentuan pokok dan prosedur pendaftaran tanah mudah dipahami oleh Universitas Sumatera Utara pihak-pihak yang berkepentingan terutama pemegang hak atas tanah. Bahkan dalam praktek selalu disediakan informasi yang cukup bagi yang memerlukannya diKantor Pertanahan apabila ada mendaftarkan tanahnya. 2. Azas aman dimaksudkan bahwa pelaksanaan pendaftaran tanah itu dilakukan dengan seteliti dan secermat mungkin sehingga hasil pendaftaran tanah dapat memberikan jaminan kepastian hukum yang tinggi dan memperkecil kemungkinan munculnya gugatan dari pihak lain kemudian. 3. Azas terjangkau berkaitan dengan biaya yang dipungut dalam pendaftaran tanah yaitu harus terjangkau bagi yang memerlukannya bahkan bagi golongan ekonomi lemah dapat dibebaskan dari pemungutan biaya. 4. Azas mutakhir berkaitan dengan penerapan teknologi guna mendapatkan kelengkapan data yang akurat, termasuk pengolahan,penyajian,dan pemeliharaan data dengan menggunakan peralatan elektrtonik dan mikro film. 5. Azas terbuka dimaksudkan bahwa pendaftaran tanah itu berlaku pada semua bidang tanah,siapapun pemiliknya, dan setiap orang dapat memperoleh informasi bila memerlukannya. Perlu dicermati bahwa azas tidak sama dengan sistem.Dalam Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 ditegaskan bahwa pada pendaftaran tanah tidak dikenal azas negatif,tetapi sistem pendaftarannya memakai sistem negatif. Untuk memperluas pemahaman mengenai hal tersebut oleh A.P Perlindungan 1991;113-115 berpendapat bahwa pasal 19 UUPA dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 menyebutkan ada beberapa ciri pendaftaran tanah diindonesia yaitu; a. Azas negatif artinya belum tentu seseorang yang tertulis namanya pada suatu sertifikat adalah mutlak sebagai pemilik. Universitas Sumatera Utara b. Azas publisitas dimaksudkan bahwa pendaftaran tanah itu bersifat umum terbuka,setiap orang berhak untuk meminta informasi dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah. c. Kepastian Hukum artinya sebagaimana disebut pada pasal 19 ayat 1 UUPA. Pemastian Lembaga dimaksudkan bahwa lembaga PPAT adalah satu-satunya pejabat yang berwenang membuat akta-akta peralihan,pendiri hak baru dan pengikatan tanah sebagai jaminan dan Badan Pertanahan Nasional sebagai satu-satunya secara khusus yang melakukan pendaftaran tanah.

2.1.4. Obyek Pendaftaran Tanah