bahwa secara ekonomi penguasaan tanah yang luas akan sangat menguntungkan,yaitu
dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi
pemiknya,juga merupakan sumber penghasilan bagi masyarakat dan negara dibandingkan apabila tanah tersebut dikuasai oleh orang banyak
dengan luasan yang sangat sempit.Demikian juga dalam hal pengelolannya dapat dilakukan dengan efesien dengan mengunakan teknologi
modern,karena biasanya para pemilik tanah yang luas kemingkinan memperoleh fasilitas kredit,dan penguasaan modal cukup baik,sehingga
yang diuntungkan terhadap penguasaan tanah yang besar tersebut hanya sekelompok-sekelompok
orang yang
mempunyai tanah
yang luas,sedangkan bagi petani kecil justru sebaliknya,bahkan bagi petani yang
mempunyai lahan yang sempit dalam pengelolaan tanah tersebut ada kecenderungan minus.
3.2.1 Tujuan Landreform
Secara umum tujuan landreform adalah :
33
a.Tujuan sosial ekonomi 1.Memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan memperkuat
hak milik serta memberi isi fungsi sosial pada hak milik 2.Memperbaiki produksi nasional,khususnya sektor pertanahan,guna
mempertinggi pengahsilan dan taraf hidup rakyat b.Tujuan Sosial Politik
1.Menghapus sistem tuan tanah dan penguasaan pembelian tanah yang luas
2.Mengadakan pembagian yang adil atas sumber penghidupan rakyat tani berupa tanah dengan maksud agar pembagian hasil yang adil
pula c.Tujuan Mental Psychologis
33
Lihat : Dasar Filosofi Hukum Agraria Indonesia. Siapa pengarangnya. Hal 80
Universitas Sumatera Utara
1.Meningkatkan kegairahan kerja bagi para petani dengan jalan memberikan kepastian hukum mengenai pemilikan tanah
2.Memperbaiki hubungan kerja antara pemilik tanah dan penggarapnya Ketentuan Landreform dalam UUPA dapat dilihat dari beberapa pasal
dibawah ini :
34
1.Pasal 6 UUPA “Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial”
2.Pasal 7 UUPA “Untuk tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan dan
penguasaan tanah yang melampui batas tidak diperkenankan” 3.Pasal 10 ayat 1 UUPA
“Setiap orang dan Badan Hukum yang mempunyai hak atas tanah diwajibkan mengerjakan sendiri secara aktif dengan mencegah
cara- cara pemerasan”
4.Pasal 11 UUPA “1.Hubungan hukum antara orang, termasuk badan hukum daengan
bumi,air dan ruang angkasa serta wewenang yang bersumber pada hubungan hukum akan diatur agar tercapai tujuan yang disebut
dalam pasal 2 ayat 3 dan dicegah penguasaan atas kehidupan pekerjaan orang lain yang melampui batas.
2.Perbedaan dalam keadaan masyarakat dan keperluan hukum golongan rakyat-rakyat dimana perlu dan tidak bertentangan
dengan kepentingan nasional yang diperhatikan dengan menjamin perlindungan terhadap kepentingan ekonomi lemah
5.Pasal 12 Ayat 1 UUPA “Segala usaha bersama dalam lapangan agraria didasarkan atas
kepentingan bersama dalam rangka kepentingan nasioanl,dalam bentuk koperasi atau bentuk gotong royong lainnya”
34
Ibid hal 81
Universitas Sumatera Utara
6.Pasal 13 UUPA 1.Pemerintah berusaha agar supaya usaha-usaha dalam lapangan
agraria diatur sedemikian rupa,sehingga meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat
2.Pemerintah mencegah adanya usaha-usaha dalam lapangan agraria dan organisasi
–organisasi dan perseorangan yang bersifat monopoli swasta.
7.Pasal 17 1.Dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 17 maka untuk mencapai
tujuan yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat 3 diatur luas maksimumminimum tanah yang boleh dipunyai dengan suatu hak
tersebut dalam pasal 16 oleh 1 keluarga atau badan hukum
2.Penetapan batas maksimum dalam ayat 1 pasal ini dilakukan dengan peraturan perundang-undangan didalam waktu singkat
3.Tanah-tanah yang merupakan kelebihan dari batas maksimum termasuk dalam ayat 2 pasal ini diambil oleh pemerintah dengan
ganti rugi untuk selanjutnya dibagikan kepada rakyat yang membutuhkannya menurut ketentuan dalam Peraturan Pemerintah.
4Tercapainya batas maksimum termasukd dalam ayat 1 pasal ini ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Jika diperhatikan anatara pasal 7 dan Pasal 17 terdapat hubungan yang erat,jika pasal 7 melarang menguasai tanah yang
melampui batas Larangan Latifundia maka pada Pasal 17 menegaskan tentang akan diaturnya suatu peraturan perundang-
undangan tentang berapa sebenarnya batas maksimum tanah yang dapat dimiliki oleh seseorangceiling .
Undang-undang No.56 Tahun 1961 tentang ketentuan landreform mengatur tentang batas maksimum dan minimum
Universitas Sumatera Utara
penguasaan tanah khusus ditujukan kepaada tanah pertanian saja sedangkan untuk tanah bangunan tidak ada disebutkan.Namun
mengingat semakin banyaknya tanah-tanah yang dikuasai oleh badan-badan hukum atau sekelompok badan hukum terutama
berdasarkan lokasi yang tidak dimanfaatkan dengan baik,maka dirasa perlu membatasi pengusaan tanah tersebut.
Disamping batas maksimum yang diperbolehkan Pasal 17 juga menyebutkan tentang batas minimum.Jika pada batas
minimum disebutkan,bahwa kelebihan maksimum penguasaan tanah pertanian,akan diambil oleh Pemerintah dan dibagi-
dibagikan kepada rakyat yang membutuhkannya.Hal ini berarti Pemerintah secara berangsur-angsur mengusahkan agar setiap
orang menguasai tanah seluas minimum yang ditetapkan. Notonegoro,menyebutkan bahwa ada beberapa keberatan tentang
kepemilikan tanah yang sangat luas,yaitu : 1.Lebih banyak orang yang dikesampingkan
2.Golongan yang mempunyai tanah sedikit banyaknya yang mempunyai pengaruh terhadap orang-orang yang tidak punya
3.Dengan pemilikan tanah yang cukup luas,maka kemungkinan tanah itu akan digunakan sesuka hatinya sehingga pengunaanya kurang
baik 4.Dengan adanya warisa maka kemungkinan tanah akan jatuh kepada
orang tertentu kemungkinan minatnya kurang terhadap tanah. Oleh karena itulah Pemerintah menetapkan bahwa
pembatasan luas tanah secara maksimum itu ditujukan khusus tanah-tanah
pertanian tanaman
pangan.Untuk tanah-tanah
perkebunan yang diusahakan dengan Hak Guna Usaha yang membutuhkan lahan luas dikecualikan dari larangan penguasaan
tanah yang melampui batas. Pembatasan ceiling yang disebutkan dalam pasal 17 UUPA
dapat dilihat dalam suatu ketentuan perundang-undangan yaitu
Universitas Sumatera Utara
Undang-undang Nomor 56 Tahun 1960, yang dalam Pasal 1 ditetapkan bahwa penetapan ceiling atas tanah didasarkan pada
kriteria sebagai berikut: 1.Kepadatan Penduduk
2.Jenis Tanah 3.Jumlah anggota keluarga 7 orang
4.Pegawai Negri Pasal 8 Peraturan Pemerintah No.224 Tahun 1961
menentukan tanah-tanah landreform akan dibagikan dengan hak milik pada para petani menurut prioritas sebagai berikut :
a.Penggarap yang mengerjakan tanah yang bersangkutan b.Buruh tani tetap pada batas pemilik yang mengerjakan tanah yang
bersangkutan c.Pekerja tetap pada bekas pemilik tanah yang bersangkutan
d.Penggarap yang belum sampai 3 tahun mengerjakan tanah yang bersangkutan
e.Penggarap yang mengerjakan tanah hak milik f.Penggarap tanah-tanah yang oleh Pemerintah diberi peruntukkan lain
berdasarkan Pasal 4 ayat 2dan3 g.Penggarap yang tanah garapannya kurang dari 0,5Ha
h.Pemilik yang luas tanahnya kurang 0,5Ha i.Petani atau buruh lainnya
35
Dari ketentuan Pasal 8 PP No.24 Tahun 1961 ini jelaslah bahwa tanah-tanah objek landreform akan diberikan kepada para
petani yang yang telah ditettapkan dengan suatu kriteria tertentu.Pemilik asal tidak dapat begitu saja mengalihkan tanah
kelebihan tersebut kepada orang yang dikehendakinya kecuali untuk tanah absente yang masih diberi kesempatan dalam jangka
waktu 6 bulan kepada orang yang memenuhi syarat.
35
Ibid hal 86
Universitas Sumatera Utara
3.3 UUPA Sebagai Induk Landreform