73
4.3.3 Pengaruh DAU terhadap Belanja Modal
Hipotesis ini ditolak karena berdasarkan pengujian, besarnya nilai t
hitung
variabel DAU lebih kecil dari nilai t
tabel
-0,093 1,661, nilai signifikansi dari variabel DAU lebih besar
dari nilai α = 5 0,926 0,05. Sehingga dapat disimpulkan H
diterima dan Ha ditolak. Dengan kata lain, DAK tidak mempunyai pengaruh terhadap alokasi Belanja Modal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Syahfitri 2009, Wandira 2013, dan Purnama 2014, hal ini menjelaskan bahwa DAU yang selama ini
diterima oleh daerah diindikasikan tidak digunakan untuk pembangunan daerah, hal ini dapat dilihat dalam alokasi belanja modal seperti pada penelitian ini yang
dilakukan pada 35 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah. DAU bersifat “Block Grant”, memungkinkan daerah menggunakan sesuai dengan prioritas dan
kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka otonomi daerah. Dari olah data dan hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa
DAU yang diterima oleh daerah hanya diperuntukan untuk membiayai pengeluaran rutin, seperti untuk belanja pegawai dan hanya sedikit yang
digunakan untuk belanja modal.
4.3.4 Pengaruh DAK terhadap Belanja Modal
Hipotesis ini ditolak karena berdasarkan pengujian, besarnya nilai t
hitung
variabel DAK lebih kecil dari nilai t
tabel
1,061 1,661, nilai signifikansi dari variabel DAK lebih besar
dari nilai α = 5 0,292 0,05. Sehingga dapat disimpulkan H
diterima dan Ha ditolak. Dengan kata lain, DAK tidak
Universitas Sumatera Utara
74
mempunyai pengaruh terhadap alokasi Belanja Modal. Yang mana ini menjelaskan bahwa setiap kenaikan pada dana alokasi khusus tidak turut
menaikkan belanja modal. Menurut Kuncoro 2004, Dana Alokasi Khusus ditujukan untuk daerah khusus yang terpilih untuk tujuan khusus. Karena itu,
alokasi yang didistribusikan oleh pemerintah pusat sepenuhnya merupakan wewenang pusat untuk tujuan nasional khusus. Kebutuhan khusus dalam Dana
Alokasi Khusus yang mana dalam hal ini bidang-bidang yang dibiayai dari DAK terdiri dari bidang pendidikan, kesehatan, , infrastruktur jalan, infrastruktur irigasi,
infrastruktur air minum dan sanitasi, prasarana pemerintahan, kelautan dan perikanan, pertanian, lingkungan hidup, keluarga berencana dan kehutanan, dan
yang lainnya yang mana ini tidak memerlukan dana yang cukup besar, berbeda dengan belanja modal yang memerlukan dana yang cukup besar. Jadi Dana
Alokasi Khusus tidak mengalokasikan anggaran untuk belanja modal karena Dana Aloksi Khusus ini merupakan dana yang diberikan dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah untuk membiayai atau untuk pembiayaan dari pengeluaran- pengeluaran daerah yang bersifat mengkhusus seperti pembiayaan sarana
pembiayaan sarana dan prasarana fisik daerah.
4.3.5 Pengaruh DBH terhadap Belanja Modal