42
1. Kabupatenkota yang telah memasukkan data Laporan Anggaran APBD disitus Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2010-2014..
2. Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat yang bukan merupakan hasil pemekaran dalam kurun waktu tahun 2010-2014.
3. Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, DAU, DAK, DBH dan Belanja Modal tidak - minus dan
tidak 0 nol.
3.3 Defenisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana
alokasi khusus, dan dana bagi hasil sebagai variabel independen dan pengalokasi belanja modal sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan dua
jenis variabel, yaitu variabel dependen terikat dan variabel independen bebas.
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalokasian belanja modal. Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal
merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi
belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud. Data Indikator variabel belanja modal diukur dengan :
Universitas Sumatera Utara
43
Belanja Modal = Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Mesin + Belanja Gedung dan Bangunan + Belanja Jalan, Irigrasi, dan Jaringan + Belanja Aset
Tetap Lainnya + Belanja Aset Lainnya
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA adalah selisih lebih antara
realisasi pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBNAPBD selama satu periode pelaporan. SILPA
dihitung dari total pemasukan daerah dikurangi total pengeluaran daerah. Total pemasukan daerah mencakup penerimaan PAD, dana perimbangan
DAU dan DAK, penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. Total pengeluaran
daerah terdiri dari belanja pegawai, ,belanja modal, belanja administrasi umum, belanja operasional dan pemeliharaan, belanja bagi hasil dan
bantuan keuangan, dan belanja lain-lain. Variabel diukur dari jumlah SILPA yang ada di Laporan Anggaran APBD pemerintah daerah Provinsi
Sumatera Barat pada tahun anggaran 2010 – 2014. b
Pendapatan Asli Daerah PAD Menurut UU No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam
Universitas Sumatera Utara
44
daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli
Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang
sah. Pendapatan Asli Daerah dapat diketahui dari nilai Rupiah Rp yang terdapat pada pos Pendapatan Asli Daerah dalam Laporan Anggaran
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat pada tahun anggaran 2010 – 2014.
c Dana Alokasi Umum DAU
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana
Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Transfer dari pusat ini cukup
signifikan sehingga pemerintah daerah dengan leluasa dapat menggunakannya untuk memberi pelayanan publik yang lebih baik atau
untuk keperluan lain. Dana alokasi umum merupakan komponen terbesar dari dana perimbangan dalam APBN. Totalnya hampir mencapai 75
tujuh puluh lima persen dari total dana perimbangan. Jumlah keseluruhan dana alokasi umum ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dua puluh enam
persen dari pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan dalam APBN.
Universitas Sumatera Utara
45
Dana alokasi umum suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar. Menurut Saragih 2003 : 98, “celah fiskal fiscal gap
merupakan selisih antara kebutuhan daerah fiscal need dan potensi daerah fiscal capacity”. Alokasi DAU bagi daerah yang potensi fiskalnya
besar, tetapi kebutuhan fiskal kecil akan memperoleh DAU relatif kecil. Sebaliknya, daerah yang potensi fiskalnya kecil, namun kebutuhan fiskal
besar, akan memperoleh DAU relatif besar. Alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji pegawai negeri sipil daerah.
d Dana Alokasi Khusus
Berdasarkan Undang-undang No. 33 Tahun 2004, Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai
kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan urusan daerah. Pemanfaatan DAK
diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang
panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang. Dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan dapat mempengaruhi pengalokasian
anggaran belanja modal, karena DAK cenderung akan menambah aset tetap yang dimiliki pemerintah guna meningkatkan pelayanan publik.
Universitas Sumatera Utara
46
e Dana Bagi Hasil DBH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana Bagi
Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk mendanai perbaikan lingkungan
pemukiman perkotaan dan dipedesaan, pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan sedangkan penerimaan dana bagi hasil sumber daya
alam diutamakan pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum
dan fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk tercapainya standar pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan
perundang-undangan Sumarsono, 2010-119. Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari
pajak terdiri atas: Pajak Bumi dan Bangunan PBB; Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB; dan Pajak Penghasilan PPh Pasal
25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari:
kehutanan; pertambangan umum; perikanan; pertambangan minyak bumi; pertambangan gas bumi; dan pertambangan panas bumi.
Universitas Sumatera Utara
47
3.4 Pengukuran Variabel