Uji Signifikansi Simultan Uji F Analisis Koefisien Determinasi R

68 H 5 : Dana Bagi Hasil secara parsial berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa besarnya thitung untuk variabel pendapatan asli daerah adalah 2,981 dengan nilai signifikansi 0,004 sedangkan nilai t tabel adalah 1,661 sehingga t hitung t tabel 2,981 1,661 maka DBH secara parsial berpengaruh terhadap belanja modal. Signifikansi penelitian menunjukkan angka 0,05 0,004 0,05 maka H 1 dapat diterima, artinya terdapat pengaruh signifikan DBH terhadap belanja modal.

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan uji F. Dari hasil pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Tabel Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 152116.543 5 30423.309 22.104 .000 a Residual 112862.697 82 1376.374 Total 264979.240 87 a. Predictors: Constant, PAD, SiLPA, DAK, DBH, DAU b. Dependent Variable: BM Universitas Sumatera Utara 69 H 6 : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil secara simultan berpengaruh signifikan terhadap belanja modal Hasil uji ANOVA atau F-test menunjukkan F hitung sebesar 22,104 dengan tingkat signifikansi 0,000 sedangkan F tabel adalah 2,48 dengan tingkat signifikansi 0,05 sehingga F hitung Ftabel 22,104 2,48 ; tingkat signifikansi penelitian 0,05 0,000 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil secara simultan berpengaruh signifikan terhadap belanja modal.

4.2.3.3 Analisis Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi � 2 merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi � 2 yang kecil mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi � 2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas. Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .758 a .574 .548 37.09952 a. Predictors: Constant, PAD, SiLPA, DAK, DBH, DAU b. Dependent Variable: BM Berdasarkan Tabel 4.6, Diketahui nilai koefisien determinasi R-squared sebesar � 2 = 0,574. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan SiLPA, PAD, DAU, DAK, dan DBH mampu mempengaruhimenjelaskan BM secara simultan atau bersama-sama sebesar 57,4, sisanya sebesar 42,6 dipengaruhi oleh faktor- faktor lain. Universitas Sumatera Utara 71

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Pengaruh SiLPA terhadap Belanja Modal

Hipotesis ini diterima karena berdasarkan pengujian, besarnya nilai t hitung variabel SiLPA lebih besar dari nilai t tabel 5,721 1,661, nilai signifikansi dari variabel SiLPA lebih kecil dari nilai α = 5 0,000 0,05. Sehingga dapat disimpulkan H diterima dan Ha ditolak. Dengan kata lain, SiLPA mempunyai pengaruh terhadap alokasi Belanja Modal. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Purnama 2014 bahwa SiLPA tidak mempunyai pengaruh terhadap Belanja Modal, tetapi hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Kusnanadar dan Siswantoro 2012 bahwa secara parsial Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Menurut Kusnandar dan Siswantoro 2012 SiLPA tahun sebelumnya yang merupakan penerimaan pembiayaan digunakan untuk menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja, mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung belanja barang dan jasa, belanja modal, dan belanja pegawai dan mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. Menurut Kumorotomo 2010, besarnya SiLPA menunjukkan masih lambatnya perbaikan kemampuan aparat daerah dalam penganggaran.

4.3.2 Pengaruh PAD terhadap Belanja Modal

Hipotesis ini diterima karena berdasarkan pengujian, besarnya nilai t hitung variabel PAD lebih besar dari nilai t tabel 3,831 1,661, nilai signifikansi dari Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pendapatan Perkapita

0 52 113

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 16

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12