Jenis dan Sumber Data Gambaran Umum

48 Dana Alokasi Umum DAU X 3 Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Laporan DAU PemkabPemkot Sumatera Barat Rasio Dana Alokasi Khusus DAK X 4 Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Laporan DAK PemkabPemkot Sumatera Barat Rasio Dana Bagi Hasil DBH X 5 Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Laporan DBH PemkabPemkot Sumatera Barat Rasio

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain. Universitas Sumatera Utara 49 Jenis dan sumber data penelitian ini adalah : 1. Data Laporan Realisasi APBD tahun 2010-2014, yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah melalui website www.djpk.kemenkeu.go.id. Dari laporan APBD tahun 2010- 2014 dapat diperoleh data mengenai jumlah anggaran Belanja Modal, SiLPA, Pendapatan Asli Daerah PAD, DAU, DAK, dan DBH 3.6 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan– bahan yang relevan, akurat dan realistis. Dalam mengumpulkan data sekunder, penulis menggunakan metode, yaitu: 1. Kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan bahan kepustakaan berupa buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, dan laporan-laporan penelitian yang bersangkutan. 2. Dokumentasi dari beberapa situs web, dengan berkembangnya teknologi maka muncullah berbagai informasi yang memudahkan penulis dalam mencari data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder bersumber dari dokumen laporan APBD yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah melalui www.djpk.kemenkeu.go.id dan Badan Pusat Statistik. Universitas Sumatera Utara 50

3.7 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik model analisis regresi berganda dengan menggunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program SPSS Statistics 17.0.exe. Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.

3.7.1 Metode Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut: Y = α + β1SiLPA + β2PAD + β3DAU + β4DAK + β5DBH + e Keterangan: Y = Belanja Modal BM α = Konstanta β = Slope atau Koefisien Regresi SiLPA = Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran PAD = Pendapatan Asli Daerah Universitas Sumatera Utara 51 DAU = Dana Alokasi Umum DAK = Dana Alokasi Khusus DBH = Dana Bagi Hasil e = error

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian data dilakukan dengan pengujian asumsi klasik meliputi:

3.7.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Jika data normal, gunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, gunakan statistik nonparametrik atau lakukan trestment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Erlina, 2008: 102. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu: Universitas Sumatera Utara 52 1. Analisis Grafik Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 2. Analisis Statistik Selain melihat nilai grafik, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari analisis statistik yaitu Kolmogorov- Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing- masing variabel. Suatu data dikategorikan sebagai distribusi normal jika data tersebut tingkat signifikasi α 0.05.

3.7.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Menurut Ghozali 2005 : 91 “model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya”. Untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, dapat dilakukan dengan cara: Universitas Sumatera Utara 53 1. Nilai � 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi. 2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 3. Menggunakan variance inflation factor VIF dan nilai tolerance. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.

3.7.1.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Erlina, 2008: 106. Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahaui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan menggunakan analisis statistik yaitu uji glesjer. Jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas, sebaliknya nilai jika nilai signifikansi 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Mendeteksi heterokedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel Universitas Sumatera Utara 54 terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudia menyempit maka ini mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas

3.7.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Ghozali 2005 : 95 menyatakan bahwa “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”. Autokorelasi sering terjadi pada sampel, dengan data time series. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dapat dilakukan dengan metode grafik dan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W diatas +2 berarti autokorelasi negatif. 3.7.2 Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit 3.7.2.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F Statistik Sifnifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan dilihat nilai signifikansi Universitas Sumatera Utara 55 sig, dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut: H1: SiLPA, PAD, DAU, DAK, dan DBH secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Uji F ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan ketentuan: • Jika F-hitung F- tabel pada α = 0,05, maka H1 ditolak, • Jika F-hitung F- tabel pada α = 0,05, maka H1 diterima.

3.7.2.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan uji t. Ada enam hipotesis yang akan di uji dengan uji t. H1: SiLPA berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. H2: PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. H3: DAU berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. H4: DAK berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. H5: DBH berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Universitas Sumatera Utara 56 Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan ketentuan: • Jika t hitung t tabel pada α = 0,05, maka H1 ditolak, • Jika t hitung t tabel pada α = 0,05, maka H1 diterima.

3.7.2.3 Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin baik pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ciri-ciri dari R2: 1. Jumlah nilai R2 tidak pernah negatif. 2. Nilai R2 digunakan antara 0 – 1 0 R2 ≤ 1. Universitas Sumatera Utara 57 BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Populasi dalam penelitian ini adalah 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara, dengan menggunakan data yang bersumber dari laporan APBD selama periode tahun 2007-2011. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling, maka diperoleh sebanyak 24 kabupatenkota yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan sehingga data penelitian untuk pengamatan selama 5 tahun menjadi 120 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode analisis yang menggunakan persamaan regresi berganda.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pendapatan Perkapita

0 52 113

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 16

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12