64
2. Interaksi antara Debt to Equity Ratio dan Price to Book Value variabel
moderating berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Hal ini menunjukkan Price to Book Value tidak dapat digunakan sebagai variabel
moderating. 4.
Interaksi antara Dividend Payout Ratio dan Price to Book Value variabel moderating tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini
menunjukkan bahwa Price to Book Value tidak dapat digunakan sebagai variabel moderating
5.2 Keterbatasan penelitian
Setelah dilakukan serangkaian pengujian, maka dapat diketahui beberapa keterbatasan pada penelitian ini yaitu :
1. Debt to Equity Ratio
yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini setelah diuji ternyata tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap return saham dimana seharusnya dapat digunakan dengan pendekatan lain.
2. Price to Book Value
yang digunakan sebagai variabel moderating setelah diuji juga ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. 3.
Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan untuk mengeneralisasi
pada seluruh sektor industri karena tiap sektor industri memiliki karakteristik yang berbeda.
4. Periode penelitian yang relatif pendek yaitu 2011-2013.
Universitas Sumatera Utara
65
5. Hasil penelitian ini juga belum memberikan hasil yang sesuai dengan
hipotesis yang dicantumkan.
5.3 Saran
Bagi peneliti yang ingin melakukan kajian lebih lanjut terhadap penelitian ini hendaknya dapat melakukan perbaikan-perbaikan tertentu agar hasil penelitian
yang diperoleh lebih baik dan komprehensif.Beberapa saran yang dapat diusulkan antara lain :
1. Lebih mengembangkan indikator-indikator lain selain yang digunakan
pada penelitian ini. 2.
Pada penelitian selanjutnya hendaknya menambah periode penelitian agar hasil penelitian yang diperoleh lebih baik.
3. Penelitian selanjutnya perlu mengidentifikasi variabel independen dan
variabel moderating lainnya untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap hubunganreturn saham.
4. Pada penelitian selanjutnya perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal
lainnya seperti kondisi ekonomi, masa krisis, dan lainnya agar hasil penelitian yang diperoleh lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 The Signalling Theory
Menurut Wolk, et al. 2001 teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untukpasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya
asimetri informasi antara manajemenperusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.Menurut Jama’an 2008,Signaling Theory mengemukakan
tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.
Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang
lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan
menyajikan laba dan aset yang tidak overstate. Menurut Immaculatta 2006, kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh
kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
10
Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan
diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.
Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan agent, pemilik principal, dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi
keuangan yang disampaikan pihak perusahaan agent, perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan
Jama’an, 2008.
2.1.2 Investasi
Investasi adalah suatu kegitan penempatan dana pada satu ataulebih dari suatu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilandan
atau peningkatan nilai investasi Jones, 1996 . Dengan demikian tujuan investasiadalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas penanaman modal tersebut. Menurut Tandelilin 2010:7, tujuan investasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang biasa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini
dan pendapatan masa datang. Jogiyanto 2008 : 6 menjelaskan investasi dalam
Universitas Sumatera Utara
11
keuangan dapat dibagi menjadi dua yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Invetasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aset keuangan
dari suatu perusahaan baik melalui pernatara maupun dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari
perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.
Menurut Abdul 2005 : 2, investasi selalu memiliki dua sisi, yaitureturndan risiko. Dalam berinvestasi berlaku hukum bahwa semakin tinggi
return yang ditawarkan maka semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung
investor. Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa kehilangan semua modalnya. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tidak
semua investor mengalokasikan dananya pada semua instrumen investasi yang menawarkan returnyang tinggi Widoatmodjo, 2004: 7. Menurut Tandelilin
2001 hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah “pemahaman hubungan antara returnyang diharapkan dan risiko suatu investasi merupakan
hubungan yang searah dan linear, yang berarti semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat returnyang diharapkan”.
2.1.3 Saham 2.1.3.1 Pengertian Saham
Saham merupakan instrumen pasar keuangan dan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena mampu memberikan
tingkat keuntungan yang menarik. Menurut Bambang 2001: 240 , “Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam
Universitas Sumatera Utara
12
perseroan terbatas, bagi yang bersangkuan yang di terima dari hasil penjualan sahamnya akan tertanam didalam perusahaan tersebut selama
hidupnya meskipun pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan peranan permanen karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual
sahamnya”.Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut Darmadji dan Fakhruddin,
2006:6.
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham
Saham dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu : 1.
Saham Biasa Saham biasa adalah saham yang yang pemiliknya tidak memiliki
hak istimewa seperti pemilik saham preferen. Pemilik saham hanya akan menerima dividen apabila perusahaan memperoleh laba dan
mengeluarkan pengumuman atas pembagian dividen tersebut pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Pemilik saham tidak
dapat melakukan klaim apabila perusahaan tidak mengeluarkan pengumuman pembagian dividen. Jika suatu saat perusahaan
dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa memiliki hak atas pembagian harta kekayaan perusahaan paling akhir setelah
Universitas Sumatera Utara
13
semua kewajiban terhadap kreditor dan pemilik saham preferen terpenuhi.
2. Saham Preferen Preferred Stock
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya memiliki hak istimewa karena pembagian dividen diutamakan kepada pemilik
saham preferen terlebih dahulu. Pemilik saham preferen juga akan menerima hak atas pembagian harta kekayaan perusahaan terlebih
dahulu jika perusahaan dilikuidasi atau bangkrut. Pada umumnya, besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemilik saham
preferen sudah ditetapkan. Selain itu, pemegang saham preferen memiliki preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi
atau komisaris perusahaan.
2.1.3.3 Return Saham
Return saham merupakan tingkat pengembalian yang akan didapat
para investor dari aktivitas investasi yang dilakukan. Menurut Brigham dan Houston 2006: 215, return atau tingkat pengembalian adalah selisih
antara jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan.Return saham dibagi menjadi duayaitu,
return realisasian dan return ekspektasian. Return realisasian merupakan
return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.
Sedangkan return ekspektasian merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
14
Menurut Tandelilin 2001 : 48, returnsaham terdiri dari dua komponen, yaitu:
a. Capital gain loss
Capital gain loss yaitu kenaikan penurunan harga suatu saham
yang bisa memberikan keuntungan kerugian bagi investor. b.
Yield Yield
merupakan komponen returnyang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi
saham.
2.1.3.4 Perhitungan Return Saham
Secara sistematimatis, perhitungan return saham adalah sebagai berikut :
1. Return
saham =
Pt −Pt−1+Dt
Pt −1
Jogiyanto, 2009 : 201 2.
Return saham =
P1 −P0
P0
Brigham dan Houston, 2006: 410 Keterangan :
P
t
atau P =
Price, yaitu harga untuk waktu t
P
t-1
atau P =
Price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya
D
t
= Dividen periodic
2.1.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
Para investor sebelum melakukan aktivitas investasinya akan terlebih dahulu menganalisis informasi yang diumumkan setiap emiten di
pasar modal. Informasi yang diperoleh ini dapat mempengaruhi keputusan investasi investor dalam investasi karena para investor akan memilih
Universitas Sumatera Utara
15
saham yang efisien untuk diinvestasikan. Beberapa perubahan transaksi saham yang dapat terjadi antara lain perubahan pada volume perdagangan
saham, perubahan harga saham, proporsi kepemilikan, dan lain-lain.
Jogiyanto 2000 : 351
Menurut Samsul 2006 : 200, faktor-faktor yang mempengaruhi return
saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro. a.
Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu: 1.
Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi
ekonomi internasional. 2.
Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam negeri, peristiwa politik di luar negeri, peperangan,
demonstrasi massa dan kasus lingkungan hidup. b.
Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu:
1. Laba bersih per saham
2. Nilai buku per saham
3. Rasio utang terhadap ekuitas
4. Dan rasio keuangan lainnya
2.1.3.6 Harga saham
Harga saham terbentuk sebagai akibat adanya transaksi berupa permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar. Menurut
Jogiyanto2000 : 8, “Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat
Universitas Sumatera Utara
16
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal”.
Selain daripada itu menurut Suad Husnan 2001:285 menyatakan bahwa :
Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan
untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik. Meskipun demikian, dari hipotesa pasar modal yang efisien sangatlah sulit bagi
pemodal untuk terus menerus bisa “mengalahkan” pasar dan memperoleh tingkat keuntungan di atas normal.”
2.1.3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Pergerakan harga saham di Bursa Efek yang naik turun seringkali menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat faktor apa yang
mempengaruhi harga saham. Menurut Alwi 2003 : 87, faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham di suatu bursa efek, baik harga saham
individual maupun harga saham gabungan misalnya IHSG dan indeks LQ45, yaitu faktor internal lingkungan mikro dan eksternal lingkungan
makro. Lingkungan mikro yang mempengaruhi harga saham antara lain
Alwi, 2003: 1.
Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rinciankontrak, produk baru, perubahan harga,
penarikan produk baru, laporan produksi,laporan keamanan produk dan laporan penjualan.
Universitas Sumatera Utara
17
2. Pengumuman pendanaan financing announcements, seperti
pengumuman yangberhubungan dengan ekuitas dan hutang, sekuritas yang hybrid, leasing,kesepakatan kredit, pemecahan
saham, penggabungan saham, pembelian saham,joint venture dan lainnya.
3. Pengumuman badan direksi manajemen management board of
directorannouncements , seperti perubahan dan penggantian
direksi, manajemen danstruktur organisasi. 4.
Pengumuman penggabungan pengambilalihan diversifikasi, seperti laporanmerger, investasi ekuitas, laporan take over oleh
pengakuisisi dan diakuisisi,laporan divestasi dan lainnya. 5.
Pengumuman investasi investment announcements, seperti melakukan ekspansipabrik, pengembangan riset dan
pengembangan, penutupan usaha dan lainnya. 6.
Pengumuman ketenagakerjaan labour announcements, seperti negosiasi baru,kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhirtahun dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share, price earning ratio, netprofit margin, return on asset, return
on equity , dan lain-lain.
Sedangkan lingkungan makro yang mempengaruhi harga saham antara lainAlwi, 2003: 88:
Universitas Sumatera Utara
18
1. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga
tabungan dandeposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomiyang dikeluarkan pemerintah.
2. Pengumuman hukum legal announcements, seperti tuntutan
karyawan terhadapperusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadapmanajernya.
3. Pengumuman industri sekuritas securities announcements, seperti
laporanpertemuan tahunan, insider trading, volumeharga saham perdagangan,pembatasanpenundaan trading.
4. Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakanfaktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya volatilitas harga sahamdi bursa efek suatu negara.
5. Berbagai issue, baik dari dalam dan luar negeri, seperti issue
lingkungan hidup,hak asasi manusia, kerusuhan massal, yang berpengaruh terhadap perilakuinvestor.
2.1.4 Dividen
Menurut Bambang 2001, dividen merupakan aliran kas yang harus dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham setelah mendapat persetujuan
dari pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yang bisa dibagikan secara tunai cash maupun dalam bentuk dividen saham.
Menurut Aharony dan Swary 1980 dalam Nurhidayati 2006 mengemukakan bahwa informasi yang diberikan pada saat pengumuman dividen
lebih berarti daripada pengumuman earning. Bagi para investor, dividen
Universitas Sumatera Utara
19
merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibanding harga belinya.
Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.
Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Menurut Arifin 1993 dalam Nurhidayati 2006:24, pengumuman
dividen dan pengumuman laba pada periode sebelumnya adalah dua jenis pengumuman yang paling sering digunakan oleh para manajer untuk
menginformasikan prestasi dan prospek perusahaan. Dividen diumumkan secara
priodik oleh dewan direktur. Biasanya tiap setengah tahun atau tiap satu tahun. Pembayaran dividen menjadi sulit karena komposisi pemegang saham berubah-
ubah. Pengukuran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah. Karena cepatnya perpindahan pemegang saham maka sulit untuk dipantau daftar pemegang saham.
Dividen mengkin dapat diberikan kepada pemegang saham baru lima hari kerja setelah pembelian saham Sunariyah, 2004.
Sedangkan beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijakan dividen menurut Dr.Dermawan Sjahrial, M.M.2002 antara
lain: 1.
Posisi likuiditas perusahaan. Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang
dibayarkan. 2.
Kebutuhan dana untuk membayar hutang.
Universitas Sumatera Utara
20
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil
3. Rencana perluasan usaha.
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan terhadap perusahaan.
Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern antara lain: laba. Dengan pertimbangan: apabila dibiayai dengan penjualan
saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.
2.1.5 Debt to Equity Ratio
Leverage atau utang perusahaan merupakan salah satu aspek yang penting
dikaji untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Suatu perusahaan dalam memenuhi aktivitas operasionalnya memerlukan modal yang cukup besar. Dan hutang
menjadi salah satu sumber pendanaan yang penting bagi perusahaan. Namun jika suatu perusahaan memiliki hutang yang cukup besar dan memiliki kesulitan dalam
membayar kewajiban tersebut justru akan menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan. Oleh karena itu, seorang investor perlu memperhatikan nilai Debt to
Equity Ratio suatu perusahaan.
Syahyunan 2004 : 84 menyebutkan bahwa Debt to Equity Ratio
merupakan rasio perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini berguna untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
21
perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh
mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan.
Oleh sebab itu perusahaan yang tetap mengambil hutang sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan
menambahkan hutang ke dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya,
sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar. Sebaliknya biaya hutang lebih besar
daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, justru akan menurunkan profitabilitas perusahaan Walsh, 2004.
2.1.6 Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “cash dividend”. Dividend payout ratio
merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share
pada periode yang bersangkutan. Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar. dividend yang dibagikan
maka semakin besar pula dividend payout rationya. Pembagian dividen yang besar bukanya tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio
lebih besar dari 25 dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
22
Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividend payout ratio
, pendapatan yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya terdapat target dividend payout ratio untuk jangka panjang atau mempertahankan
pendapatan. Hasilnya, dividen biasanya dipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika manajer yakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan
kenaikan pembayaran tersebut di masa depan.
2.1.7 Price to Book Value
Price to Book Value merupakan perbandingan antara harga suatu saham
terhadap nilai buku bersih per lembar saham tersebut.Rasio ini membandingkan interpretasi dari sistem pelaporan akuntansi terhadap aset bersih perusahaan di
neraca dengan persepsi investor terhadap nilai pasar dari kekayaan perusahaan tersebut atau kapitalisasi pasar. Rasio PBV sebesar 1,0 menunjukkan bahwa nilai
pasar perusahaan sama dengan nilai neracanya nilai buku Warren, Reeve, 2004 : 569. Nilai buku per saham dihitung dengan total aset perusahaan dikurangi
dengan total kewajibannya dan selisihnya kemudian dibagi dengan jumlah lembar saham beredar.Rumus untuk menghitung PBV adalah sebagai berikut:
Price to Book Value =
Harga per lembar saham Nilai buku ekuitas per lembar saham
Dalam realitas banyak sekali variasi tentang PBV. Tim BEI 2010 menyebutkan bahwa:
Harga pasar mencerminkan harga ekspektasi dari investor. Jika ekspektasi investor terhadap satu jenis saham tinggi, maka permintaan terhadap saham
tersebut juga tinggi sehingga harga dipasar juga relatif tinggi. Harga pasar juga bisa rendah dari nilai bukunya. Harga saham yang berubah setiap saat di
pasar ditentukan oleh fakor seperti; likuiditas saham di pasar, jumlah floating share
, dan lainnya. Sehingga harga saham di pasar tidak mencerminkan nilai buku yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
23
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Variabel yang Digunakan
Hasil Penelitian
1. Syahib
Natarsyah 2000
Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental
Dan Resiko Sistematis Terhadap Saham,
Kasus Industri Barang Konsumsi Yang Go
Public Di Pasar Modal
Indonesia Return on
Assets ROA,
Return on Equity
ROE, Divident Payout
Ratio DPR,
Debt to Equity Ratio
DER, nilai buku book
value , indeks
beta dan return saham
ROA, DER dan book value
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return
saham pada level kurang dari
1dan resikosistematik
indeksbeta signifikanpada
level kurang dari 10.Sedangkan
variabel lainnyatidak
signifikan berpengaruh
terhadap return saham.
2. Liestyowaty
2009 Faktor
YangMempengaruhiK euntungan Saham Di
BursaEfek Jakarta: Analisis
PeriodeSebelum DanSelama Krisis
BETA, DER, EPEarning
per Price ,Size,
PBV dan return
saham PBV
berpengaruh positif sebelum
krisis dan berpengaruh
negatif selama krisis terhadap
return saham,
sedangkan DER berpengaruh
negatif sebelum dan selama krisis
Universitas Sumatera Utara
24
3. Roy
Bramantyo 2006
Pengaruh Debt to Equity Ratio
DER, Price to Book Value
PBV, dan Dividend Payout Ratio
Terhadap Return Saham studi pada
saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta
DER, PBV, DPR dan return
saham. Tidak ada
hubungan yang positif dan
signifikan antara Debt to Equity
Ratio , Price to
Book Value , dan
Dividend Payout Ratio
terhadap return
saham.
4. Robertus
Jauhari 2003 Analisis Pengaruh
Debt to Equity Ratio ,
Price to Book Value
, Price to Earning Ratio
, dan Dividend Payout Ratio
terhadap Return
Saham Studi pada Saham LQ45 di
Bursa Efek Jakarta DER, PBV,
ROE, DPR, DER dan return
saham. PBV, ROE dan
DPR memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap return
saham, DER berpengaruh
negatif signifikan terhadap return
saham dan PER tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap return saham.
5. Asbi
Rachman Faried 2008
Analisis Pengaruh Faktor Fundamental
dan Nilai Kapitalisasi terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur di BEI
periode 2002-2006 ROA, NPM,
DER, PBV, nilai kapitalisasi
pasar dan return saham.
ROA, PBV dan nilai kapitalisasi
berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Sedangkan NPM dan DER tidak
berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Sumber : Data diolah penulis, 2015 Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Debt to Equity Ratio
DER terhadap return saham diantaranya, yaitu penelitian Syahib Natarsyah 2000 atas industri barang konsumsi yang sahamnya selalu terdaftar dan aktif
Universitas Sumatera Utara
25
diperdagangkan sejak 1990 sampai dengan 1997 dengan data tahunan menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio DER berpengaruh secara signifikan
dan memiliki hubungan positif terhadap return saham. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Liestyowati 2009 atas saham yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta yang menyatakan bahwa DER mempunyai hubungan yang negatif dengan return
saham, sedangkan hasil penelitian Roy Bramantyo 2006 atas saham LQ45 periode 1999-2003 menyatakan bahwa DER tidak signifikan berpengaruh
terhadap return saham. Berikutnya penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Dividend
Payout Ratio DPR terhadap return saham diantaranya, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Robertus Jauhari 2003 atas saham LQ45 pada tahun 2001 berpendapat bahwa DPRberpengaruh terhadap returnsaham. Namun bertentangan
dengan penelitian dari Roy Bramantyo 2006 atas saham LQ45 periode 1999- 2003 yang menyatakan bahwa DPR tidak berpengaruh terhadap returnsaham.
Terakhir penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Price to Book Value
PBV terhadap return saham diantaranya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Liestyowati 2002 atas saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
menyatakan bahwa PBV berpengaruh positif sebelum krisis dan berpengaruh negatif selama krisis terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian Asbi Rachman Faried 2008 atas perusahaan manufaktur di BEI periode 2002-2006 yang menyatakan bahwa PBV berpengaruh
negatif terhadap return saham. Dan penelitian Roy Bramantyo 2006 atas saham
Universitas Sumatera Utara
26
LQ45 periode 1999-2003 menyatakan bahwa PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2.3 Kerangka Konseptual