86
perbuatan dari mahasiswa-mahasiswa pendatang yang tiggal di Kampung Susuk yang tidak mau menjaga lingkungannya.
4.1.3. Alih Fungsi Lahan Dari Lahan Pertanian Menjadi Gedung-Gedung
Lestari 2009 mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang berdampak negatif masalah terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan
dalam artian perubahanpenyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor- faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lain telah menjadi salah satu ancaman yang serius terhadap keberlanjutan swasembada pangan dan juga lingkungan. Seperti
yang diketahui daerah Kampung Susuk merupakan daerah langganan bajir di musim hujan. Fungsi sawah di Kampung Susuk bukan hanya untuk keperluan pangan saja,
tetapi juga sebagai daerah resapan air. Intensitas alih fungsi lahan di Kampung Susuk masih sulit dikendalikan, dan sebagian besar lahan sawah yang beralihfungsi tersebut
justru yang produktivitasnya termasuk kategori tinggi – sangat tinggi. Lahan-lahan
tersebut adalah lahan sawah beririgasi teknis atau semi teknis dan berlokasi di kawasan pertanian dimana tingkat aplikasi teknologi dan kelembagaan penunjang
pengembangan produksi padi telah maju
Universitas Sumatera Utara
87
Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa beberapa faktor yang memicu alih fungsi lahan di Kampung Susuk diantaranya : 1 pembangunan kegiatan non
pertanian seperti kompleks perumahan, pertokoan, perkantoran, dan kawasan industri lebih mudah dilakukan pada tanah sawah yang lebih datar dibandingkan dengan tanah
kering; 2 akibat pembangunan masa lalu yang terfokus pada upaya peningkatan produk padi maka infrastruktur ekonomi lebih tersedia di daerah persawahan daripada
daerah tanah kering; 3 daerah persawahan secara umum lebih mendekati daerah konsumen atau daerah perkotaan yang relatif padat penduduk dibandingkan daerah
tanah kering yang sebagian besar terdapat di wilayah perbukitan dan pegunungan. Terutama daerah persawahan masih sangat dekat dengan lingkungan kampus USU
sehingga memancing para pengembang untuk membangun gedung-gedung penunjang pendidikan.
Alih fungsi lahan sawah dilakukan secara langsung oleh petani pemilik lahan ataupun tidak langsung yakni oleh perusahaan PT IRA Bumi Mansur sebagai
pemilik sebagian besar sawah yang sebelumnya diawali dengan transaksi jual beli lahan sawah. Proses alih fungsi lahan sawah pada umumnya berlangsung cepat jika
akar penyebabnya terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan sektor ekonomi lain yang menghasilkan surplus ekonomi land rent jauh lebih tinggi misalnya untuk
pembangunan kawasan industri, kawasan perumahan, dan sebagainya atau untuk pemenuhan kebutuhan mendasar prasarana umum yang diprogramkan pemerintah,
atau untuk lahan tempat tinggal pemilik lahan yang bersangkutan Murniningtyas, 2007.
Universitas Sumatera Utara
88
Secara ekonomi alih fungsi lahan yang dilakukan petani baik melalui transaksi penjualan ke pihak lain ataupun mengganti pada usaha non padi merupakan
keputusan yang rasional. Sebab dengan keputusan tersebut petani berekspektasi pendapatan totalnya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang akan
meningkat Ilham dkk, 2003. Dorongan-dorongan bagi terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian tidak sepenuhnya bersifat alamiah, tetapi ada juga yang
secara langsung atau tidak langsung dihasilkan oleh proses kebijaksanaan pemerintah. Dalam proses alih fungsi lahan, telah terjadi asimetris informasi harga tanah,
sehingga sistem harga tidak mengandung semua informasi yang diperlukan untuk mendasari suatu keputusan transaksi. Kegagalan mekanisme pasar dalam
mengalokasikan lahan secara optimal disebabkan faktor-faktor lainnya dari keberadaan lahan sawah terabaikan, seperti fungsi sosial, fungsi kenyamanan, fungsi
konservasi tanah dan air, dan fungsi penyediaan pangan bagi generasi selanjutnya Rahmanto dkk, 2008.
Tanah merupakan sumberdaya strategis yang memiliki nilai secara ekonomis. Saat ini, jumlah luasan tanah pertanian di Kampung Susuk tiap tahunnya terus
mengalami pengurangan. Berkurangnya jumlah lahan pertanian ini merupakan akibat dari adanya peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk serta aktivitas pembangunan.
Hal tersebut mengakibatkan permintaan akan lahan pun meningkat. Pada akhirnya, terjadilah konversi lahan pertanian ke non pertanian seperti perumahan, industri, dan
lain sebagainya untuk memenuhi permintaan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
89
Konversi lahan yang terjadi tidak lepas dari kepentingan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta dan komunitas masyarakat. Adapun hal yang dimaksud
dengan konversi lahan oleh petani dalam penelitian ini adalah petani yang menjual tanah pertanian miliknya kepada pihak lain, dimana pihak lain yang membeli tanah
tersebut menggunakannya untuk fungsi nonpertanian. Dalam hal ini tanah tersebut digunakan untuk perumahan.
4.2. Dampak Negative Dari Perkembangan Kampung Susuk