Perkembangan Usaha Kos-Kosan di Kampung Susuk

62 menarik becak suku bangsa Nias lebih akrab dengan suku bangsa Batak Toba yang lebih sepaham dan asyik diajak untuk kerja sama. Adanya rasa kebersamaan mereka dalam menarik becak, menunggu sewa dan lain sebagainya. Bila dibandingkan dengan suku bangsa Karo bisa dihitung dengan jari kedekatan antara suku bangsa Karo dengan suku bangsa Nias. Adanya masalah sejarah hidup antara suku bangsa Karo dengan suku bangsa Nias yang membuat mereka tidak bebas untuk berinteraksi maupun dalam hal kerjasama. Itu diakibatkan oleh adanya kekuasaan dalam berinteraksi, jenis mata pencaharian dan lain sebagainya. Kekuasaan dalam hal mata pencaharian memang sangat menonjol sekali di daerah Kampung Susuk. Suku bangsa Nias memilih mata pencaharian tukang becak diakibatkan sempit atau tertutupnya akses mereka untuk dapat memiilih mata pencaharian di bidang informal lainnya. Dalam mata pencaharian selain para suami, sebagian isteri juga ikut membantu dan anak-anakpun juga mempunyai andil besar dalam membantu perekonomian dalam keluarga. Banyak para anak-anak suku bangsa Nias membantu para orang tuanya dengan cara mengamen di sekitar wilayah kampus USU. Selain daripada mengamen mereka juga ada yang berprofesi sebagai penyemir sepatu dan lain-lainnya.

3.3. Perkembangan Usaha Kos-Kosan di Kampung Susuk

Kegiatan bisnis merupakan salah satu kegiatan yang umum dilakukan setiap individu, karena dengan berbisnis dapat menghasilkan uang yang diperlukan setiap Universitas Sumatera Utara 63 individu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam melakukan kegiatan bisnis, tiap individu dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk berbisnis demi memperoleh keuntungan, termasuk memanfaatkan rumah menjadi lahan bisnis, seperti rumah kost atau yang disebut juga Indekost untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara bagi konsumennya. Kost atau indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu umumnya pembayaran per bulan. Kata kost sebenarnya adalah turunan dari frasa bahasa Belanda In de kost. Definisi In de kost sebenarnya adalah makan di dalam namun bila frasa tersebut dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti tinggal dan ikut makan di dalam rumah tempat menumpang tinggal. id.wikipedia.orgwikiIndekost Menurut kamus besar bahasa indonesia, indekos adalah tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan dengan membayar setiap bulan; memondok. Usaha rumah kost umumnya banyak ditemukan di daerah yang berdekatan dengan pusat kegiatan rutinitas, salah satunya di lingkungan Kampung Susuk sekitar Universitas Sumatera Utara USU. Karena rumah kost adalah kebutuhan tersendiri bagi mahasiswa USU, maupun mahasiswa universitas lain, bahkan karyawan- karyawan yang bekerja di daerah berdekatan dengan lokasi tersebut. Hal ini membuat permintaan konsumen meningkat sehingga pertumbuhan jumlah usaha rumah kost di daerah tersebut juga meningkat. Universitas Sumatera Utara 64 Mahasiswa banyak yang memilih menjadi anak kos disebabkan oleh jarak yang begitu jauh antara keberadaan rumah tempat tinggalnya dengan universitaskampus tempat dia menempuh pendidikan. Kemudian ada juga faktor keinginan untuk mandiri, rasa ingin bebas tanpa terikat dengan keluarga di rumahnya membuat mahasiswa memutuskan untuk hidup menjadi anak kos. Kebanyakan mahasiswa yang menjadi anak kos ini berasal dari luar kota dan luar daerah. Hal itulah yang membuat keberadaan anak kos semakin menjamur, terutama pada kawasan disekitar universitaskampus. Pada kawasan di lingkungan universitas ini lah banyak dijumpai tempat-tempat kos seperti rumah yang disewakan atau dikontrakkan, kamar-kamar kos dan ada juga keluarga yang menyisakan sebagian dari ruang rumahnya untuk disewakan pada anak kos. Mahasiswa pun memiliki banyak pilihan untuk menempati tempat kos sesuai keinginan dan kemampuan ekonomi mereka. Seorang informan peneliti yang merupakan pemilik kos-kosan di Kampung Susuk yang bernama ibu Heni 34 tahun menjelaskan bahwa : “ . . . di Kampung Susuk ini sudah hampir semuanya jadi rumah kos atau pun tempat usaha lainnya. Karena kan masyarakat melihat kalau usaha kos-kosan ini sangat menjanjikan, karena ada USU di samping ini. Jadi otomatis banyak mahasiswa rantau yang butuh tempat tinggal, jadi penduduk sini pun berlomba-lomba lah membangun tempat kos- kosan . . .” Pada awalnya, usaha rumah kost dipandang sebagai usaha sampingan dimana rumah yang dihuni memiliki beberapa kamar kosong untuk di sewakan. Namun, Universitas Sumatera Utara 65 seiring perkembangan zaman dan permintaan yang meningkat, usaha ini kebanyakan menjadi rumah yang khusus dibangun seluruhnya untuk dijadikan kamar-kamar yang nantinya untuk disewakan. Sehingga membuat usaha ini menjadi lebih memiliki prospek penghasilan yang cukup tinggi. Pengelolaan yang baik pada usaha ini dapat menciptakan suatu usaha bisnis yang berprofitabilitas cukup tinggi, untuk itu perlu diadakannya suatu pengembangan strategi bisnis demi terciptanya hal tersebut. Karena dengan pengelolaan yang baik pada usaha rumah kost ini, dapat meningkatkan pendapatan usaha tersebut. Berdasarkan pengamatan, penulis mencoba untuk mengelompokkan suatu klasifikasi dari usaha rumah kost yang ada di daerah Padang Bulan. Ada pun tujuan penulis dalam pengelompokkan tersebut untuk dapat menganalisa jenis-jenis dari usaha rumah kost yang ada di sekitar daerah tersebut. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih kost- kostan adalah desain bangunan, harga sewa, lokasi, fasilias, dan lainnya. Namun faktor yang paling menonjol pada rumah kost yang ada di Kampung Susuk adalah harga sewa yang ditawarkan, diikuti dengan fasilitas yang merupakan faktor yang juga berperan dalam mengelompokkan rumah kost ini. Sehingga faktor-faktor ini digunakan untuk mengklasifikasikan usaha rumah kost, diklasifikasikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 11 : Klasifikasi Harga Sewa Rumah Kos Klasifikasi Usaha rumah kost di Kampung Susuk No. Type Harga SewaBulan Fasilitas Secara Umum 1. Kelas A Rp.800.000 TV, Meja, Kursi, Lemari, Kasur, AC, Kamar Mandi dalam, Lap. Parkir, CCTV, WiFi, Satpam, Cleaning service, WCKamar Mandi Umum, dll. 2. Kelas B Rp.400.000 Sd Rp.800.000 TV, Meja, Kursi, Lemari, Kasur, AC, Kamar Mandi dalam, Lap. Parkir, CCTV, WiFi, Satpam, Cleaning service, WCKamar Mandi Umum, dll. 3. Kelas C Rp.400.000 WC, Kamar Mandi Bersama Sumber : Peneliti Sesuai dengan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa Kelas A merupakan usaha kost yang harga sewanya tertinggi yaitu lebih dari Rp.800.000bulan, harga tersebut diikuti dengan fasilitas yg disediakan seperti; TV, meja, kursi, lemari, kasur, AC, kamar mandi didalam kamar yang disewakan. dan memiliki sarana umum, seperti; lapangan parkir, CCTV, WiFi, satpam, cleaning service, dan lainnya di dalam usaha rumah kostnya. Kemudian pada Kelas B, harga sewa yang ditawarkan lebih rendah dari Kelas A. Sedangkan pada Kelas C, memiliki harga sewa paling rendah yaitu kurang dari Rp. 400.000bulan, diikuti dengan menyediakan kamar kosong tanpa fasilitas kamar dan memiliki sarana umum berupa WCkamar mandi umum. Harga-harga sewa yang tertera pada tiap Kelas pada tabel di atas diperhitungkan dalam jangka waktu bulanan. Adapun klasifikasi ini dipertimbangkan dengan diadakannya pengamatan ke beberapa usaha kost di daerah Kampung Susuk, Universitas Sumatera Utara 67 kecamatan Medan Selayang, Medan. Tetapi pada kenyataannya cukup banyak pengusaha rumah kost yang berada di daerah sekitar USU kurang memperdulikan masalah pengelolaan yang lebih lanjut untuk mengembangkan usahanya tersebut, sehingga membuat usahanya tertinggal dari pesaingnya. Sama halnya dalam kasus ini, beberapa usaha rumah kost yang berada di daerah kelurahan Padang Bulan. Banyak dari mereka yang telah cukup lama bergelut dibidang usaha ini, namun tidak melakukan pengembangan terhadap usahanya tersebut. Sehingga usahanya ini memperoleh pendapatan yang sama pada tiap periodenya, dan melewatkan kesempatan untuk menigkatkan pendapatan dari usaha yang berprospek cukup tinggi ini. Oleh karena itu, banyak rumah kost yang berada di daerah kelurahan Padang Bulan masih berada dalam Kelas C. Di sisi lain telah muncul beberapa usaha rumah kost besar yang didirikan oleh pemilik modal yang besar. Keberadaan rumah kost baru, menjadi pesaing dalam mendapatkan sewa bagi para pengusaha rumah kost kecil yang berada di daerah tersebut. Sehingga dengan begitu usaha rumah kost di Kampung Susuk yang masih berada di Kelas C perlu mengembangkan strategi bisnis, untuk meningkatkan daya saingnya. Sehingga untuk meningkatkannya, perlu dilakukan pengembangan usaha pada masing-masing usaha rumah kost Kelas C tersebut. Namun, jika dalam pengembangan atau pun pengelolaan usaha tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan berdampak buruk bagi usahanya di masa yang akan datang. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan pengembangan juga pada strategi bisnisnya agar pengembangan usaha yang dilakukan berjalan sukses. Kebanyakan Universitas Sumatera Utara 68 Mahasiswa yang memilih untuk bertempat tinggal atau menyewa kamar atau rumah di daerah Kampung Susuk berdekatan dengan kampus dan lebih mudah dijangkau. Alasan pemilihan tempat kos bagi kebanyakan orang disekitar wilayah kampus adalah karena masalah biaya, ongkos dan jarak. Jarak yang dekat antara tempat kampus dengan kampus tentu menghemat biaya dan hemat ongkos transportasi. Ada juga mahasiswa yang tinggal di kos-kosan karena tempat tinggalnya yang sangat berjauhan dari kampus sehingga mengharuskan mereka untuk tinggal di kos-kosan. Dalam hal ini orang tua mereka memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada anak-anaknya yang menginginkan untuk tinggal di tempat kos, akan tetapi sering kepercayaan yang diberikan oleh orang tua tersebut telah disalahgunakan oleh mereka mahasiswa. Namun bagi mahasiswa yang asalnya dari luar kota atau kampung yang memilih tinggal di tempat kos cenderung lebih mudah terpengaruh dengan gaya hidup masyarakat kota, misalnya saja dari cara berpakaian orang kota yang cenderung mengenakan busana-busana seksi dan memiliki alat-alat tekhnologi canggih dan modern sehingga membuat kebiasaannya pun ikut berubah termasuk pola pikir mahasiswa tersebut. Dalam kesehari-hariannya mahasiswa yang tinggal di kos, setelah selesai kuliah dari kampus mereka tidak langsung pulang ke rumah melainkan mereka pergi menyempatkan diri untuk bergabung bersama teman-temannya di suatu tempat seperti nongkrong di kantin dan diluar kampus misalnya di mall, café-café dan lain-lain. Mereka bisa tertawa bersama hingga larut malam. Universitas Sumatera Utara 69 Mereka justru lebih senang menghabiskan waktunya untuk berkumpul- kumpul di kos temannya sendiri. Hal ini yang sering peneliti perhatikan kesehari- harian anak kos yang ada di Kampung Susuk. Lingkungan merupakan situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosiokultural yang secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan fitrah beragama atau kesadaran beragama individu. Karena dari sinilah kepribadian individu dapat terbentuk, dan mahasiswa dapat menentukan mana lingkungan yang baik sebagai tempat bergaul atau bersosialisasi dengan masyarakat, sehingga mahasiswa mempunyai pegangan agar tidak terbawa arus kedalam pergaulan bebas Abu Ahmadi, 1979 : 122 .

3.4. Banyaknya Usaha Laundry Dalam Melihat Peluang Bisnis Di Kampung Susuk