Kesimpulan Penelitian KESIMPULAN DAN SARAN

96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan penelitian yang terdapat pada bab I penulisan skripsi, adapun kesimpulan merupakan hasil penelitian lapangan yang didasarkan pada proses observasi dan wawancara penelitian. Adapun kesimpulan penelitian yang berdasarkan rumusan masalah penelitia adalah : bagaimana kehidupan masayarakat di Kampung Susuk, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kec. Medan Selayang, Medan Kehidupan masyarakat di Kampung Susuk mencakup beberapa segmen kehidupan diantaranya kehidupan sosial budaya masyarakat, ekonomi dan juga keagamaan masyarakatnya. Bertani merupakan pekerjaan sampingan warga Kampung Susuk. Sebagian besar yang berprofesi sebagai petani tersebut adalah kaum wanita istri. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah penghasilan keluarga. Sedangkan kaum lelaki suami memiliki pekerjaan lain yaitu menarik becak, buruh bangunan, wirausaha, dan lain-lain. Kegiatan bertani di sawah dimulai dari pagi hari hingga sore hari dengan membawa bekal makanan untuk dimakan pada siang hari. Universitas Sumatera Utara 97 Namun, kebanyakan petani umumnya pulang ke rumah pada siang hari karena jarak sawah ke rumah mereka tidak terlalu jauh. Hasil pertanian dari kegiatan bertani digunakan untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga dan bukan merupakan mata pencaharian pokok. Oleh karena itu, para petani di Kampung Susuk telah memiliki kesiapan apabila suatu saat lahan yang dikelola diambil alih oleh pemilik tanah dengan beberapa tujuan diantaranya pembangunan perumahan, jalan dan fasilitas lainnya. Penduduk daerah Kampung Susuk mayoritas bekerja sebagai tukang becak dan buruh tani. Dikatakan tukang becak karena bila memasuki daerah lokasi daerah Kampung Susuk maka akan langsumg menemukan pangkalan tukang becak yang sedang menunggu sewa di sekitar areal pinggiran jalan. Lain halnya dengan buruh tani, karena daerah Kampung Susuk adalah daerah persawahan walaupun sawah tersebut mereka garap dan menyewa dari orang lain, bukan milik sendiri lagi. Banyak para pegawai swastanegeri yang merangkap juga sebagai buruh tani. Selain sawah, ada juga ladang yang mereka garap untuk menanam tanaman jagung, cabai, terong, tebu, singkong, ubi jalar, dan lain sebagainya. Jadi bila memasuki wilayah daerah Kampung Susuk maka akan terlihat seakan-akan berada di daerah pedesaan, karena masih banyak yang menggarap sawah yang merupakan salah satu dari mata pencaharian bagi mereka. Lain halnya dengan tukang becak, masyarakat setempat dalam hal ini suku bangsa Karo sebagai masyarakat asli di sini mempunyai aturan dalam menarik becak. Banyaknya para pendatang dari berbagai suku bangsa yang datang dan tinggal di Universitas Sumatera Utara 98 daerah Kampung Susuk membuat mereka juga mencari pekerjaan yang serupa dengan masyarakat setempat. Aturan tersebut bersifat uname law hukum tak tertulis bersifat lisan, namun sanksinya sangat berat bila tidak mematuhi peraturan tersebut. Aturan tersebut adalah bahwa setiap suku bangsa di luar suku bangsa Karo seperti Nias, Toba, Jawa hanya mempunyai wilayah tarikan di daerah tembok dekat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP dan di pintu gerbang 4 empat USU. Sedangkan suku bangsa Karo boleh bebas mengambil sewa dari wilayah USU. Termasuk wilayah yang ramai, seperti daerah Sumber. Hal lain yang juga berkembang di daerah Kampung Susuk adalah usaha kos- kosan yang dimiliki oleh warga Kampung Susuk. Seiring dengan hadirnya kampus Universitas Sumatera Utara yang tepat berdiri berdampingan dengan Kampung Susuk, membuat kebutuhan akan tempat tinggal yang berupa kos-kosan dan rumah sewa menjadi semakin meningkat. Alasan pemilihan tempat kos bagi kebanyakan orang disekitar wilayah kampus adalah karena masalah biaya, ongkos dan jarak. Jarak yang dekat antara tempat kampus dengan kampus tentu menghemat biaya dan hemat ongkos transportasi. Ada juga mahasiswa yang tinggal di kos-kosan karena tempat tinggalnya yang sangat berjauhan dari kampus sehingga mengharuskan mereka untuk tinggal di kos-kosan. Dalam hal ini orang tua mereka memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada anak-anaknya yang menginginkan untuk tinggal di tempat kos, akan tetapi sering kepercayaan yang diberikan oleh orang tua tersebut telah disalahgunakan oleh mereka mahasiswa. Universitas Sumatera Utara 99 Selain usaha bertani, menarik becak dan juga kos-kosan masih ada beberapa pekerjaan lain yang ada di Kampung Susuk. Beberapa diantaranya adalah usaha Laundry, warung kopi dan juga warung internet yang semuanya hadir karena berdasarkan kebutuhan masyarakat. Korelasi diantara munculnya sector-sektor pekerjaan baru dikampung susuk sama-sama mengacu pada satu factor pendorong yakni kehadiran kampus USU. Kampus USU seperti magnet yang memobilisir masyarakat luar daerah untuk datang dan tinggal di daerah Padang Bulan dan juga Kampung Susuk.

5.2. Saran