5.10. Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Sikap Mengenai Makanan Siap
Saji Modern Fast Food
Hubungan dukungan sosial terhadap sikap mengenai makanan siap saji modern fast food dengan nilai p value = 0,25 dimana nilai p0,05 artinya tidak ada
hubungan yang bermakna antara dukungan sosial terhadap pengetahuan mengenai makanan siap saji modern fast food. Hal ini sesuai dengan penelitian Nusa 2011
dimana p0,05 artinya tidak ada hubungan bermakna mengenai faktor penguat yaitu dukungan keluarga dan teman terhadap sikap dalam frekuensi mengonsumsi fast
food. Sumber-sumber dukungan sosial menurut Kahn Antonoucci dalam SM Siregar 2010 terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu yang selalu ada sepanjang hidupnya, yang selalu bersama dan mendukungnya. Misalnya keluarga dekat,
pasangan suamiistri atau teman-teman dekat. b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan
dalam hidupnya dan cenderung berubah sesuai dengan waktu. Sumber ini meliputi teman kerja, tetangga, keluarga dan sepergaulan.
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan sosial dan memiliki peran yang sangat cepat berubah. Sumber
dukungan yang dimaksud meliuputi supervisor, tenaga ahliprofesional dan keluarga jauh.
Menurut asumsi peneliti, dalam penelitian ini yang menjadi dukungan sosial terdapat dalam kategori yang kedua pada jenis sumber dukungan sosial di atas yaitu
Universitas Sumatera Utara
didukung oleh keluarga dan teman sebaya dalam mewujudkan sikap untuk mengonsumsi makanan siap saji modern.
5.11. Hubungan Kondisi dan Situasi Terhadap Niat Mengenai Makanan Siap
Saji Modern Fast Food
Kondisi dan situasi terhadap niat mengenai makanan siap saji modern fast food dipengaruhi oleh akses sarana dan uang saku responden untuk menginginkan
konsumsi makanan dimana dari hasil uji analisa Chi Square diperoleh hasil berdasarkan pada tabel 4.38. akses sarana memiliki nilai p value = 0,10, artinya p
0,05. Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara akses sarana dengan niat responden. Dalam penelitian ini sebagian besar responden
menggunakan kendaraan umum dan pribadi untuk mencapai akses tempat penjual makanan fast food.
Begitu juga pada variabel uang saku, setelah digunakan uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,38 dimana p0,05 artinya tidak ada hubungan yang
bermakna antara uang saku yang dimiliki responden dengan niat responden. Hal ini sejalan dengan penelitian Sya’diah 2009 dengan nilai p value = 0,30 dimana
p0,05 artinya tidak ada hubungan bermakna antara uang saku dengan konsumsi fast food. Hal ini berbeda dengan penelitian Hayati 2000 mengenai uang saku
berkolerasi positif dengan konsumsi fast food. Dalam penelitian ini dalam sebulan sebagian besar responden memiliki jumlah uang saku antara Rp. 400.000,- sampai
dengan Rp. 600.000,-.
Universitas Sumatera Utara
5.12. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Niat Terhadap Pemilihan