Pengukuran Pemilihan Konsumsi Fast Food Gambaran Umum Lokasi Penelitian

b. Akses mudah, apabila nilai yang diperoleh 45-75 dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 9 yaitu 4-7 c. Akses sulit, apabila nilai yang diperoleh 45 dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 9 yaitu 4

f. Pengukuran Pemilihan Konsumsi Fast Food

Pemilihan konsumsi terhadap makanan siap saji fast food diukur melalui 6 pertanyaan dengan perincian sebagai berikut : 1. Untuk pertanyaan nomor 1,5 dan 6 nilai tertinggi adalah 3, dengan kriteria: 2. Untuk pertanyaan 2 nilai tertinggi adalah 3, dengan kriteria jawaban: - Jawaban a, skornya 3 - Jawaban b, skornya 2 - Jawaban c skornya 1 - Jawaban d skornya 0 3. Untuk pertanyaan nomor 4nilai tertinggi adalah 3, dengan kriteria: - Jawaban tidak pernah, skornya 0 - Jawaban pernah, skornya 1 - Jawabannya kadang-kadang, skornya 2 - Jawabannya sering, skornya 3 Penilaian : Jawaban 2 skor : 1 Jawaban 2-3 skor : 2 Jawaban 3 skor : 3 Universitas Sumatera Utara Dari seluruh pertanyaan didapatkan total nilai terbesar adalah 15. Berdasarkan Arikunto 2006, tindakan pemilihan konsumsi fast food diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu : 1. Nilai tindakan baik apabila nilai yang diperoleh responden mampu menjawab pertanyaan 75 dari seluruh pertanyaan dengan nilai tertinggi 15 yaitu 11. 2. Nilai Tindakan sedang apabila nilai yang diperoleh responden mampu menjawab pertanyaan 45 - 75 dari seluruh pertanyaan dengan nilai tertinggi 15 yaitu 7 – 11. 3. Nilai Tindakan buruk apabila nilai yang diperoleh responden mampu menjawab pertanyaan 45 dari seluruh pertanyaan nilai tertinggi 15 yaitu 7.

3.7. Metode Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap sebagai berikut : 1. Pengeditan Data editing Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian. 2. Pengkodean Data Coding Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data, yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner. 3. Pemasukkan Data Entry Universitas Sumatera Utara Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer untuk disolah dan dianalisis melalui program SPSS for window. 4. Pengecekan Data Cleaning Adalah pengecekan data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau tidak.

3.7.2. Analisa Data

Analisa data bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pola pemilihan makanan siap saji fast food pada pelajar di SMA Swasta Cahaya Medan Tahun 2012. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer pengolahan data dengan SPSS. Analisa data yang digunakan ada dua, yaitu : 1. Analisis Univariat Tujuan analisis ini adalah menampilkan distribusi frekuensi menurut berbagai variabel yang diteliti. 2. Analisis Bivariat Tujuan analisis ini adalah untuk melihat hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen untuk melakukan identifikasi variabel yang bermakna atau tidak yaitu dengan uji Chi Square. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sejarah berdirinya SMA Swasta Cahaya Medan tanggal 5 April 1979 mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik dari segi fisik bangunan, saranaprasarana, tenaga guru dan pegawai maupun jumlah siswa. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan mengacu pada 8 standar Pendidikan Permen No. 19 tahun 2005, SMA Cahaya mencoba membuat pengembangan KTSP. Dalam PP No. 192005 Pasal 94 butir b, dinyatakan bahwa “satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini paling lambat 7 tujuh tahun sejak diterbitkannya PP tersebut”. Hal dimaksud berarti bahwa paling lambat pada tahun 2013 seluruh satuan pendidikan diharapkan sudahhampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan yang berarti berada pada katagori sekolah mandiri. Hal ini dituangkan dalam program kerja sebagai acuan dalam menjalankan PBM dengan upaya pengembangan sekolah, baik program jangka pendek dan menengah. SMA Swasta Cahaya Medan terdiri dari 18 ruangan kelas dan memiliki kegiatan ekstrakulikuler diantaranya paskibra, paduan suara, tari, basket putra dan putri, teater dan band. Universitas Sumatera Utara Adapun yang menjadi visi dan misi sekolah SMA Swasta Cahaya Medan, yaitu : VISI Terwujudnya pendidikan yang berkualitas dan terintegrasi berlandaskan ajaran dan moral katolik dengan pemberdayaan dan pengembangan potensi peserta didik, hingga siap memasuki perguruan tinggi, terampil IPTEK dan bermoral. MISI 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang mengarah kepada pengembangan KTSP berdasarkan Karateristik Satuan Pendidikan dengan model PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. 2. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik, serta mengembangkan keterampilan peserta didik sebagai bekal melanjut ke Perguruan Tinggi. 3. Meningkatkan disiplin sekolah, baik guru, siswa dan administrasi sekolah. 4. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan mental spiritual dalam upaya mengembangkan karakter pribadi yang positif. 5. Melaksanakan berbagai jenis ekstrakurikuler Teater, Band, Paduan Suara, Tari, Futsal, Paskibra, Basket dan Kerohanian untuk mengembangkan potensi non akademik dan memupuk kecerdasan emosional, sosial dan spritual. 6. Meningkatkan peran serta warga sekolah agar terbina kerjasama yang baik, bertang-gungjawab dan hormat - menghormati sehingga tercipta suasana yang kondusif dan harmonis. Universitas Sumatera Utara

4.2. Karakteristik Responden