p0,05. Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap terhadap pemilihan makanan siap saji modern fast food.
g. Tabulasi Hubungan Antara Sikap Terhadap Niat dalam Pemilihan
Makanan Siap Saji Modern Fast Food
Untuk mengetahui adanya hubungan antara sikap terhadap niat dalam hal pemilihan makanan siap saji modern fast food dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.30. Tabulasi Hubungan Antara Sikap Terhadap Niat dalam Pemilihan Makanan Siap Saji Modern
Fast Food
Variabel Niat
n
p
Sangat Berperan
Cukup Berperan
Kurang Berperan
Sikap Baik
n n
n
16 23,2
27 39,1
1 1,4
44 63,8
0.37 Sedang 13
18,8 12
17,4 25
36,2
Sikap terhadap niat dalam pemilihan makanan siap saji modern fast food diperoleh nilai p value = 0,37, dimana p0,05, artinya tidak ada hubungan yang
bermakna antara sikap terhadap niat responden.
h. Tabulasi Hubungan Antara Niat Terhadap Pemilihan Makanan Siap Saji
Modern Fast Food
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, analisa data dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh hasil seperti pada tabel 4.31.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.31. Tabulasi Hubungan Antara Niat Terhadap Pemilihan Makanan Siap Saji Modern
Fast Food
Variabel Pemilihan Makanan Siap Saji Modern
Fast Food n
p
Tindakan Baik
Tindakan Sedang
Tindakan Kurang
Niat Sangat
Berperan N
n n
29 42,0
29 42,0
0.004 Cukup
Berperan 27
39,1 10
14,5 2 2,9
39 56,6
Kurang berperan
1 1,4
1 1,4
Dari hasil penyajian data pada tabel 4.31, dengan menggunakan analisa uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,004 artinya p0,05. Sehingga diperoleh hasil
secara statistik ada hubungan bermakna antara niat responden terhadap pemilihan makanan siap saji modern fast food.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pola pemilihan
makanan siap saji modern fast food pada pelajar di SMA Swasta Cahaya Medan
Tahun 2012 sebagai berikut: 5.1.
Karakteristik Responden dan Sumber Informasi .
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang distribusi responden berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil bahwa responden paling banyak
yaitu perempuan sebanyak 55,1. Remaja putri biasanya lebih sering pergi ke pusat perbelanjaan bersama teman-teman sebayanya, dimana dalam hal ini sangat
mendukung untuk mengonsumsi fast food karena waktu yang banyak di luar rumah. Umur reponden paling banyak yaitu pada umur 16 tahun 53,6. Masa
remaja merupakan saat dimana sesorang mulai berinteraksi dengan lebih banyak pengaruh lingkungan dan mengalami pembentukan perilaku, dimana perubahan gaya
hidup pada remaja memengaruhi kebiasaan makan mereka di luar rumah dengan mencoba makanan baru salah satunya makanan siap saji modern atau fast food
Virgianto, 2005. Dalam pemilihan konsumsi makanan siap saji modern fast food sumber
informasi juga memiliki peranan dalam mewujudkan pola konsumsi pelajar. Sumber informasi yang diterima oleh responden yaitu ada dari media massa dan elektonik
seperti televisi, koran, majalah, internet dan ada juga responden yang menjawab memperoleh informasi dari teman sebayanya.
Universitas Sumatera Utara
Televisi merupakan sumber informasi yang paling banyak yaitu 85,5. Penelitian Anonim 2012 terhadap masyarakat di kota Makassar diperoleh hasil bahwa semakin
gencarnya promosi makanan siap saji di media massa ditambah semakin dekatnya penyedia atau tempat menjangkau makanan tersebut dengan pemukiman dapat
menjadi penyumbang terhadap konsumsi makanan siap saji pada masyarakat. Seringnya responden melihat iklan makanan siap saji modern fast food
menjadi salah satu sumber yang diperoleh melalui iklan di Televisi. Hal ini sejalan dengan penelitian Saputra 2000 yang menyatakan bahwa sebanyak 65,77 remaja
SMA banyak menghabiskan waktu untuk menonton Televisi sehingga memberi pengaruh dalam mengonsumsi makanan fast food. Dalam iklan tersebut reponden
tertarik dari tampilan makanan yang menimbulkan selera, model iklan, jenis makanan fast food yang beragam, adanya tawaran paket hemat makan, dan lainnya responden
memperoleh informasi dari teman sebaya responden di lingkungan sekolah dan bimbingan belajar. Penyajian iklan melalui beberapa media tersebut, responden pada
umumnya menjadi tertarik untuk membeli makanan fast food. Hal ini dapat dilihat dari tampilan makanan yang menimbulkan selera kemudian diikuti oleh jenis
makanan fast food yang beragam. Sumber informasi diperoleh kategori sumber informasi seperti pada gambar
4.4, yaitu mudahnya responden dalam memperoleh informasi mengenai makanan fast food ada sebanyak 89,9 dengan sumber informasi kategori baik.
5.2. Pengetahuan Responden