Pengetahuan Responden Sikap Responden

Televisi merupakan sumber informasi yang paling banyak yaitu 85,5. Penelitian Anonim 2012 terhadap masyarakat di kota Makassar diperoleh hasil bahwa semakin gencarnya promosi makanan siap saji di media massa ditambah semakin dekatnya penyedia atau tempat menjangkau makanan tersebut dengan pemukiman dapat menjadi penyumbang terhadap konsumsi makanan siap saji pada masyarakat. Seringnya responden melihat iklan makanan siap saji modern fast food menjadi salah satu sumber yang diperoleh melalui iklan di Televisi. Hal ini sejalan dengan penelitian Saputra 2000 yang menyatakan bahwa sebanyak 65,77 remaja SMA banyak menghabiskan waktu untuk menonton Televisi sehingga memberi pengaruh dalam mengonsumsi makanan fast food. Dalam iklan tersebut reponden tertarik dari tampilan makanan yang menimbulkan selera, model iklan, jenis makanan fast food yang beragam, adanya tawaran paket hemat makan, dan lainnya responden memperoleh informasi dari teman sebaya responden di lingkungan sekolah dan bimbingan belajar. Penyajian iklan melalui beberapa media tersebut, responden pada umumnya menjadi tertarik untuk membeli makanan fast food. Hal ini dapat dilihat dari tampilan makanan yang menimbulkan selera kemudian diikuti oleh jenis makanan fast food yang beragam. Sumber informasi diperoleh kategori sumber informasi seperti pada gambar 4.4, yaitu mudahnya responden dalam memperoleh informasi mengenai makanan fast food ada sebanyak 89,9 dengan sumber informasi kategori baik.

5.2. Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan sesuai dengan gambar 4.1. dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden tergolong baik Universitas Sumatera Utara yaitu sebesar 63,8. Hal ini sejalan dengan penelitian Ifayati 2012 kepada 54 pelajar SMA di Semarang yang meneliti tentang pengetahuan mengenai konsumsi makanan siap saji fast food tergolong baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Tarigan 2012 mengenai pengetahuan terhadap makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tergolong baik yaitu dengan presentase 86,3. Pada penelitian yang lain memiliki hasil yang berbeda dengan kategori pengetahuan dalam penelitian Hayati 2000 tentang gizi terhadap fast food dengan kategori sedang yaitu sebanyak 40,7. Khasanah 2012 makanan siap saji merupakan makanan yang umumnya mengandung lemak, protein dan garam yang tinggi tetapi rendah serat. Pengetahuan responden tentang makanan siap saji modern fast food menunjukkan bahwa makanan fast food memiliki pengertian makanan yang mudah disajikan dan praktis yaitu sebanyak 91,3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti berasumsi bahwa responden mengetahui secara benar tentang makanan siap saji modern fast food. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar responden menjawab dengan benar pertanyaan tentang kandungan, porsi dan bahaya makanan siap saji modern fast food.

5.3. Sikap Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, pada gambar 4.2, diperoleh kesimpulan bahwa sikap responden termasuk kategori baik yaitu sebanyak 63,8. Sikap baik tersebut dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diterima oleh responden. Universitas Sumatera Utara Hal ini sejalan dengan penelitian Tarigan 2012 mengenai sikap mahasiswa terhadap makanan fast food tergolong baik yaitu sebanyak 62,1. Menurut Maulana 2009 sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap tersebut merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola- pola tertentu , terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut Koentjaraningrat dalam Maulana 2009. Dalam hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono dalam Maulana 2009, bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sehingga menurut asumsi peneliti bahwa sikap responden temasuk kategori baik karena pengaruh dari dukungan sosial sekitar lingkungan responden. Makanan siap saji menjadi pilihan saat “nongkrong”bersama teman. Thyana dalam Kristianti 2009 menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa yang sangat labil dan masa dimana mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan dan orang-orang terdekat. Mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend yang sedang berkembang di masyarakat khususnya dalam hal makanan modern. Dalam hal ini tingkatan sikap responden yaitu pada tahap merespons responding dimana individu menerima ide atau ajakan tersebut Maulana, 2009. Hal tersebut sejalan dengan pandangan WHO 2000 bahwa masa remaja dalam tahap pencarian identitas diri cepat terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya Universitas Sumatera Utara terutama ketika dalam pergaulan. Mereka menjadi lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah, dan mendapat banyak pengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dimakannya. Sehingga mereka lebih sering mencoba makanan baru, salah satunya adalah fast food Virgianto dan Purwaningsih, 2006.

5.4. Dukungan Sosial Responden