adalah mengurangi cakupan jenis transaksi yang dijamin dalam blanket guarantee secara bertahap. Pasal 100 UU LPS menetapkan tahapan peralihan dari jaminan
secara penuh menjadi jaminan terbatas adalah 18 bulan sejak berlakunya UU LPS dengan tahapan sebagai berikut: Selama 6 bulan sejak berlaku UU LPS seluruh nilai
simpanan dijamin; Enam bulan berikutnya jumlah yang dijamin paling tinggi Rp. 5 milyar; Enam bulan berikutnya jumlah maksimal yang dijamin Rp. 1 milyar; dan
setelah 18 bulan berlakunya UULPS maksimal yang dijamin adalah Rp.100 juta.
80
7. Perbedaan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dengan Bailout
Bailout adalah serangkaian tindakan penyelematan terhadap bisnis yang telah gagal untuk mencegah konsekuensi yang muncul dari kegagalan tersebut bentuk
bailout dapat berupa tawaran dalam bentuk dana talangan atau kredit, obligasi, saham atau uang tunai yang mungkin tidak memerlukan penggantian.
81
80
Zulkarnain Sitompul, “Penjaminan Dana Nasabah Bank: Dari Blanket Guarantee Ke Limited Guarantee Menyambut Kehadiran Lembaga Penjamin Simpanan”, Jurnal Hukum Bisnis,
Volume 23-No.3, Tahun 2004, hal. 8.
Bailout terhadap bank yang bermasalah dalam hal likuiditas, bertujuan untuk mengeluarkan bank
tersebut dari keterpurukan ekonominya dalam menghadapi likuiditas bank. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan bank dari masalah. Menurut teori bailout, bahwa inti dari
bailout sebenarnya adalah “mengeluarkan”. Dapat dirujuk kepada istilah bailout dalam konteks pilot yang mengalami bahawa dalam pesawat terbang. Istilah bailout
81
Investopedia, “Bail Out”, http:www.investopedia.comtermsbbailout.asp, diakses tanggal 10 Mei 2011.
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan dalam pesawat terbang adalah untuk mengeluarkan pilot dari bahaya yang terjadi ketika sedang terbang.
82
Bailout sebagaimana dimaksud di atas, sama halnya dengan suatu keadaan dimana sebuah entitas bisnis misalnya suatu bank yang dalam keadaan bermasalah
dan masalah yang dihadapi bank tersebut sudah tidak dapat dilakukan lagi bantuan- bantuan melalui fasilitas BI sehingga jalan terakhir yang harus ditempuh oleh BI
adalah melakukan bailout terhadap bank tersebut dimaksud untuk mengeluarkan bank dari masalah likuiditas dengan memberikan dana talangan yang tidak memerlukan
uang penggantian.
83
Bailout terhadap bank yang dilakukan oleh pemerintah masih kontroversial karena suatu kebangkrutan adalah fenomena yang notabene disebabkan oleh
kegagalan bisnis akibat tidak terpenuhi keinginan konsumen dalam mekanisme pasar, karenanya bail out adalah suatu campur tangan pemerintah ke dalam mekanisme
pasar yang melampaui keinginan konsumen di pasar. Bailout dari pihak pemerintah untuk sebuah entitas sektor usaha biasanya dilakukan ketika entitas sektor usaha
tersebut dipertimbangkan sangat penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak too big to fail dijustifikasi oleh argumen bahwa kegagalan pada beberapa
82
Ilmuterbang.com, “Bailout”, http:www.ilmuterbang.comartikel-mainmenu-29teori- penerbangan-mainmenu-6841-pengetahuan-umum-penerbangan535-bail-out, diakses tanggal 8 Juni
2011. Bail Out dalam konteks pesawat terbang diperlukan untuk mengeluarkan pilot dari cookpit pesawat ketika pesawat tersebut mengalami: kerusakan, hampir tertembak musuh, sudah ditembah
musuh, pesawat dalam keadaan tidak baik, pesawat akan jatuh atau dengan ungkapan lain pesawat yang sedang dikendalikan pilot tersebut sudah dalam keadaan bahaya dan tidak dapat dikendalikan lagi
dengan sempurna sehingga pilt tersebut harus melakukan bail out artinya keluar dari cookpit pesawat dengan menggunakan kursi lontar ejection seat.
83
Investopedia, “Bailout”, http:www.investopedia.comtermsbbailout.asp, diakses tanggal 10 Mei 2011.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan akan menimbulkan sistemik merembes terhadap perekonomian negara oleh sebab itu harus dihindari dan diselesaikan melalui pemberian dana dalam bentuk
kredit jangka pendek.
84
Sebagaimana diketahui bahwa bailout sebenarnya merupakan suatu istilah ekonomi dan keuangan yang khusus digunakan untuk menjelaskan situasi dimana
sebuah entitas yang bangkrut atau hampir bangkrut, seperti perusahaan atau sebuah bank diberikan suatu injeksi dana segar yang likuid, dalam rangka untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
85
Seringkali bailout dilakukan oleh pihak pemerintah atau konsorsium beberapa investor yang akan memintaperan kendali pada entitas
tersebut sebagai timbal balik untuk dana yang disuntikkan.
86
Dasar hukum penanganan bank melalui proses bailout oleh BI didasarkan kepada UU No.23 Tahun 1999 tentang BI junto UU No.3 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas UU No.23 Tahun 1999 tentang BI junto UU No.6 Tahun 2009 tentang Penetapan Perppu No.2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No.23 Tahun
1999 tentang BI Menjadi Undang-Undang, dan Perppu No.4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan JPSK melalui keputusan KSSK yang
84
Bambang Soesatyo., Loc. cit.
85
Bambang Soesatyo., Op. cit., hal. 106.
86
Alfred dan Douglas, Teori Ekonomi Permintaan dan Pengendalian, Edisi Kesatu, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1979, hal. 30. Analisis pemerintah untuk melakukan bailout terhadap
suatu bank karena munculnya potensi risiko sistemik yang dapat menghantam sektor perbankan. Salah satu pendekatan teori yang menarik untuk mengkaji bailout adalah dari perspektif teori ekonomi
politik, khususnya dengan memakai pisau analisis teori pilihan publik public choice. Teori ini memberikan pandangan bahwa semua kebijakan ekonomi yang diambil adalah hasil dari pertarungan
kepentingan politik. Teori ini mengkaji tindakan rasional dari aktor-aktor politik, baik yang berada dalam partai politik, kelompok kepentingan, maupun birokrasi, dan sebagainya. Seperti diketahui,
talangan bailout yang dilakukan pemerintah selalu bertujuan untuk menyelamatkan perekonomian melalui intervensi ke pasar.
Universitas Sumatera Utara
diselenggarakan untuk mendapatkan penjelasan, saran dan pendapat dari beberapa pejabat Departemen Keuangan, BI, LPS, dan Ketua UKP3R.
Konteks dari teori bailout adalah karena suatu bank tersebut akan berdampak sistemik terhadap sistim keuangan lainnya. Oleh sebab itu, bailout diartikan ke dalam
suatu keadaan yang berdampak sistemuk.
87
Berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat 4 UU No.6 Tahun 2009 tersebut, dari kalimat, ”.....memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi
beban Pemerintah”, ketentuan inilah yang mendasari dilakukannya bailout dengan tidak adanya kemungkinan konsekuensi penggantian terhadap uang yang disalurkan
dari BI kepada bank yang mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik tersebut, sehingga bailout dillakukan pemerintah kepada Bank Century karena
mengalami kesulitan keuangan berdampak sistemik yang terlihat dari CAR-nya. UU No.6 Tahun 2009 menegaskan
mengenai berdampak sistemik yakni terdapat pada Pasal 11 ayat 4. Selengkapnya dalam ayat 4 ditegaskan: ”Dalam hal suatu Bank mengalami kesulitan keuangan
yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, Bank Indonesia dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat
yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah”.
Bank yang berdampak sistemik menurut Pasal 11 ayat 4 tidak dijelaskan secara rinci dalam penjelasannya mengenai kriteria sistemik tersebut. Hal ini
dimaksudkan adalah untuk menghindari potensi menimbulkan moral hazard yakni adanya pihak yang memanfaatkan celah hukum dan keadaan demi keuntungan
87
Alfred dan Douglas, Op. cit., hal. 30-31.
Universitas Sumatera Utara
pribadi dan pihak lain merupakan perilaku yang sering di dunia bisnis apabila kriteria sistemik tersebut dijelaskan sejelas secara detail. Jika semua bank mengetahui tentang
kriteria berdampak sistemik, dikhawatirkan bank-bank itu akan dengan sengaja mengkondisikan diri masuk ke kriteria “berdampak sistemik” agar bisa minta bantuan
pemerintah. Dalam melakukan penilaian dampak sistemik, BI melakukan penilaian dari
aspek sistim, aspek keuangan, pasar keuangan, sistim pembayaran dan sektor riil. BI juga melakukan penilaian dari aspek psikologi pasar misalnya berdampak pada
psikologis negatif bagi pasar keuangan yang berujung pada penarikan besar-besaran dana nasabah di bank-bank lain sehingga mengakibatkan krisis perbankan dan
merambah pada krisis keuangan dan sektor lainnya. Karakteristik kejadian, kondisi sistem keuangan, sektor riil, peran bank dalam perekonomian, dan sistim pembayaran
menjadi faktor-faktor pengukuran berdampak sistemik yang harus dipertimbangkan oleh BI dalam melakukan bailout.
88
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dipahami bahwa bailout dilakukan karena bank tersebut akan berdampak sistemik sebagaimana ditegaskan dalam Pasal
11 ayat 4 UU No.6 Tahun 2009 sedangkan FPJP merupakan fasilitas pendaaan yang diberikan oleh BI kepada bank yang mengalami kesulitan pendanaan dan tahapannya
masih dikategorikan sebagai bank gagal yang memerlukan pengawasan khusus. Dasar hukum FPJP ini dalam UU No.6 Tahun 2009 terdapat pada Pasal 11 ayat 1, 2, dan
88
M.Yana Aditya, “Agenda yang Tertunda: Bail Out Bank Century”, http:adit- artikel.blogspot.com200910agenda-yang-tertunda-bail-out-bank.html, diakses tanggal 8 Juni 2011.
Universitas Sumatera Utara
ayat 3, sedangkan pada ayat 4 dan ayat 5 undang-undang tersebut merupakan dasar hukum dilakukannya bailout dalam bentuk dana talangan.
8. Perbedaan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia