Selanjutnya pada tanggal 12 November 2009 setelah melalui perdebatan panjang anggota DPR resmi mengusulkan hak angket untuk penanganan kasus Bank
Century. Sebanyak 139 dari jumlah total 560 anggota DPR mengusulkan hak angket kepada pimpinan DPR. Dari jumlah 139 anggota DPR yang mengusulkan hak angket
tersebut tidak satu pun anggota DPR yang berasal dari partai Demokrat. Hingga pada tanggal 13 November 2009 jumlah anggota DPR pengusul bertambah menjadi 146
orang. Pada tanggal 30 November 2009 anggota DPR dari partai Demokrat berjumlah 148 orang mendukung hak angket sehingga jumlahnya menjadi 560 orang dari
seluruh anggota DPR. Pembentukan Panitia Khusus Pansus Hak Angket Bank Century pada
tanggal 4 Desember 2009 terdiri dari 30 anggota dewan dari seluruh fraksi.
145
Hasil pandanagan akhir Pansus Hak Angket Bank Century belum mencapai kebenaran
karena banyak muatan politik. Namun, perlu diketahui bahwa perkiraan krisis global yang akan berdampak kepada ekonomi Indonesia apabila Bank Century tidak
dilakukan bail out, hingga perekonomian Indonesia tidak sejak tahun 2008 tetap stabil. Hal itu dilakukan oleh BI berdasarkan analisis yang mendalam bersama
Menteri Keuangan.
B. Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam Penanganan Bank Century 1. Menteri Keuangan
145
Penangan kasus Bank Century melalui pembentukan Pansus dimotori muatan-muatan politik dengan demikian tidak menjadi pembahasan dalam penelitian ini, melainkan aspek hukumnya
saja.
Universitas Sumatera Utara
Menteri Keuangan Menkeu Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati dipanggil oleh Komisi XI DPR RI pada tanggal 27 Agustus 2009 untuk menjelaskan
membengkaknya suntikan modal hingga Rp.6,7 triliun. Padahal menurut DPR, awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp.1,3 triliun untuk Bank Century.
Menurut Menkeu jika Bank Century ditutup, hal itu akan berdampak sistemik terhadap perbankan Indonesia.
Pada tanggal 13 November 2008, BI mengundang Menkeu untuk rapat konsultasi melalui teleconference ketika itu Sri Mulyani berada di Washington,
Amerika Serikat, bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY untuk menghadiri pertemuan G-20. Pada tanggal 16 November 2008, BI mengundang
Menkeu untuk rapat konsultasi mengenai permasalahan Bank Century. Pada tanggal 20 November 2008, BI menyampaikan surat Kepada Menkeu, dengan No
10232GBIRahasia tentang Penetapan Status Bank Gagal Bank Century dan penanganan tindak lanjutnya yang isinya ditengarai sistemik dan mengusulkan
langkah penyelamatan oleh Lembaga Penjamin Simpanan LPS sesuai dengan Pasal 18 Perppu Jaring Pengaman Sektor Keuangan JPSK. BI dan Menkeu rapat Komite
Stabilitas Sektor Keuangan KSSK membahas Bank Century. Pasal 1 angka 9 Perppu JPSK dientukan bahwa Bank Gagal adalah bank yang mengalami kesulitan
keuangan dan membahayakan kelangsungan usahanya serta tidak dapat lagi disehatkan oleh BI sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.
146
146
Steve Susanto, Op. cit., hal. 52.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian pada tanggal 21 November 2008 rapat KSSK menetapkan Bank Century sebagai Bank Gagal berdasarkan assesment BI sehingga BI meminta
pertemuan KSSK menyatakan Century adalah Bank Gagal, jika tidak ditangani dengan benar berdampak sistemik. Komite Koordinasi menetapkan penyerahan Bank
Century kepada LPS. Landasannya Pasal 1 angka 9 UU No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simanan UU LPS ditentukan bahwa Komite Koordinasi yang
terdiri dari BI, Menkeu, dan LPS. Sejak itu, penanganan Bank Century diserahkan ke LPS berdasarkan Surat No 01KK.012008 yang ditandatangani Komite Koordinasi
Menkeu, Gubernur BI, dan Ketua Komisioner LPS tertanggal 21 Nov 2008.
2. Bank Indonesia Sebagai Otoritas Moneter