Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, maka disimpulkan terahadap permasalahan dimaksud yaitu: 1. Pengaturan pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek dalam sistim perbankan di Indonesia, didasarkan kepada Pasal 11 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 UU No.6 Tahun 2009 yang kemudian diatur PBI No.1026PBI2008 dan PBI No.1030PBI2008 tentang Perubahan atas PBI No.1026PBI2008 tentang FPJP bagi Bank Umum serta SE No.1039DPM. FPJP diberikan oleh BI kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya arus dana masuk yang lebih kecil dibandingkan dengan arus dana keluar mismatch dalam rupiah sehingga bank tidak dapat memenuhi kewajiban GWM rupiah. Ketentuan Pasal 11 ayat 4 dan ayat 5 UU No.6 Tahun 2009 terkait dengan bank mengalami kesulitan keuangan yang “berdampak sistemik” dan “berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan”, maka BI dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban pemerintah dinamakan dengan istilah bailout atau pemberian dana talangan. Universitas Sumatera Utara 2. Penanganan terhadap bank bermasalah oleh BI melalui mekanisme pemberian kredit jangka pendek terhadap bank yang mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek dijamin dengan agunan yang berkualitas tinggi dengan nilai agunan yang memadai. Penanganan ini dilakukan melalui keputusan KSSK yang diselenggarakan untuk mendapatkan penjelasan, saran dan pendapat dari beberapa pejabat Departemen Keuangan berkoordinasi dengan BI sebagai the lender of the last resort LoLR yakni sebagai lembaga pemberi pinjaman terakhir serta LPS sebagai lembaga independen yang berwenang melaksanakan program penjaminan terhadap simpanan nasabah bank yang gagal atau bermasalah dalam hal likuiditas. 3. Pertimbangan BI dalam melakukan penanganan Bank Century melalui pemberian kredit jangka pendek mengedepankan keindependensian dan kompetensi BI sebagai otoritas moneter dan perbankan dalam mengambil keputusan melalui analisisnya sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Data, fakta, dan analisis BI tentang Bank Century per 30 Oktober 2008 yang diterima oleh KSSK tanggal 20 November 2008 telah cukup menggambarkan kondisi Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik. Data per 30 Oktober 2008 digunakan karena waktu untuk audit terbaru sebuah bank paling tidak membutuhkan waktu enam minggu pengajuan rapat ke KSSK diajukan tanggal 20 November 2008, belum enam minggu dari waktu audit terakhir. Tentu tidak mungkin audit sebuah bank dilakukan hanya dalam waktu satu atau dua hari saja. Informasi Universitas Sumatera Utara yang dimiliki KSSK cukup lengkap dan telah memadai sebagai dasar penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Oleh karena itu, data per tanggal 30 Oktober 2008 sudah dianggap akurat. Rapat KSSK dalam rangka pengambilan keputusan sesuai dengan Pasal 10 Perppu No.4 Tahun 2008 tentang JPSK dihadiri oleh Menteri Keuangan selaku Ketua KSSK, Gubernur BI selaku anggota KSSK, Sekretaris KSSK, dan seorang konsultan hukum. Rapat memutuskan Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik yang dituangkan dalam Keputusan KSSK Nomor:04KSSK.012008 tanggal 21 November 2008. Keputusan KSSK tersebut sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat 1 Perppu JPSK. Sesuai dengan Perppu JPSK, pengambilan keputusan KSSK dalam rangka pencegahan krisis ditetapkan oleh KSSK, selanjutnya dilaporkan kepada Presiden. Berkaitan dengan keputusan KSSK terhadap penanganan Bank Century, KSSK tidak meminta persetujuan PresidenWapres ataupun DPR oleh karena keputusan tersebut masih dalam ranah pencegahan krisis. Sehingga penetapan Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik yang dilakukan oleh KSSK pada tanggal 21 November 2008 memiliki landasan hukum, yaitu didasarkan pada Pasal 29 Perppu Nomor 4 Tahun 2004 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan. Tindakan oleh KSSK melakukan penyelamatan atau bail out Bank Century tidak mengandung unsur melawan hukum. Universitas Sumatera Utara

B. Saran