BAB IV PERTIMBANGAN BI MELAKUKAN PENANGANAN BANK CENTURY
MELALUI PEMBERIAN KREDIT JANGKA PENDEK
A. Kronologis Penanganan Bank Century Melalui FPJP Hingga Dibentuknya Panitia Khusus
Pada tanggal 13 November 2008, Bank Century mengalami kalah kliring senilai 5 miliar karena absen kliring. Disebut demikian karena menurut manajemen
Bank Century pada waktu itu menjelaskan kejadian tersebut disebabkan keterlambatan Bank Century selama 15 lima belas menit saat menyetorkan dana
prefund. Sistim kliring di BI sangat ketat, satu menit saja terlambat, bisa dinyatakan kalah kliring.
132
132
Bambang Soesatyo., Op. cit., hal. 5. Kliring adalah kegiatan sehari-hari. Kalah kliring juga merupakan peristiwa biasa. Apalagi hanya jika terjadi satu kali. Kliring adalah pertukaran warkat bisa
berupa cek, girobilyet, nota debetkredit, dan lain-lain atau data keuangan elektronik yang dilakukan oleh bank-bank peserta kliring. Jika ada bank yang kalah kliring, artinya, pada satu hari kerja kliring,
bank tersebut mendapatkan banyak kewajiban melakukan pembayaran ke sejumlah bank lain yang nilainya tidak sebanding dengan hak tagihan pembayaran.
Kalah kliringnya Bank Century bertepatan pada waktu terjadinya
Universitas Sumatera Utara
krisis finansial di Amerika Serikat, kemudian rumor pun beredar di kalangan pelaku pasar finansial tentang buruknya kesehatan perbankan di Indonesia.
Pada tanggal 15 November 2008, seorang pialang saham bernama Erick Jazier Adriansjah, dari PT Bahana Sekuritas ditangkap Polisi karena pialang itu dituding
penyebab utama menyebarkan informasi palsu mengenai kesulitan likuiditas sejumlah bank di Indonesia. PT Bahana Sekuritas sendiri tidak pernah menerbitkan peryataan
ataupun laporan riset mengenai likuiditas beberapa bank di Indonesia. Oleh sebab itu, Erick dianggap telah menyebarkan berita yang menyesatkan mengenai kesulitan
likuiditas di PT Bank Artha Graha Internasional, PT Bank Bukopin, PT Bank CIC Internasional, PT Bank Panin, dan PT Bank Victoria.
133
Menurut Bambang Soesatyo, akibat rumor tersebut Bank Century tidak mengakibatkan dampak sebab dilihat dari laporan keuangan Bank Century per 30
September 2008, masih terlihat sehat. Dimana Rasio Kecukupan Modalnya CAR dinyatakan sebesar 11,70. Sedangkan kredit bermasalah NPL yang ditanggung
secara net hanya 2,71 dan NPL Gross sebesar 2,81. Data tersebut tidak berubah Terhadap Erick dijerat Pasal
27 ayat 3 atau Pasal 28 ayat 1 UU No.112008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
133
Abubakar Nataprawira, ”Penyebar Rumor Itu Bernama Erick”, http:www.inilah.comreaddetail62303URLKARIKATUR, diakses tanggal 1 Maret 2011. Para
pejabat pemerintah dan BI menilai penangkapan dan penahanan Erick itu untuk menghilangkan kekhawatiran para nasabah bank. Bahkan dengan adanya rumor tersebut, Presiden SBY menyatakan
bahwa kondisi perbankan nasional tetap aman dan berjalan dengan baik. Budiono, Gubernur BI pada waktu itu menyatakan bahwa akibat Bank Century kalah kliring tersebut, tidak ada terjadi nasabah
melakukan penarikan dana besar-besaran rush.
Universitas Sumatera Utara
hingga setahun kemudian ketika Bank Century sudah berubah nama menjadi Bank Mutiara dan berada di bawah kendali Lembaga Penjaminan Simpanan LPS.
134
Persepsi bahwa kalah kliring di Bank Century hanya merupakan peristiwa biasa yang terjadi akibat kesalahan teknis. Tidak ada rush di Bank Century melainkan
hanya terjadi masalah likuiditas. Sebab hanya sebahagian nasabah yang berdatangan ke Bank Century untuk menarik uangnya. Hal ini terjadi pada tanggal 13 dan 14
November 2008 dimana nasabah tidak dapat menarik uangnya dari teller. Bahkan penarikan lewat Anjungan Tunai Mandiri ATM sama sekali tidak bisa dilakukan
nasabah. Sebahagian nasabah hanya dapat menarik uangnya dari teller paling tinggi Rp.1 juta.
135
Pada tanggal 17-21 November 2008, PT Sinarmas dikabarkan akan mengakuisisi Bank Century. Tetapi faktanya menurut Kepala Eksekutif LPS,
Sinarmas menghentikan rencananya untuk sementara mengakuisisi Bank Century dengan alasan bahwa masa berlaku Penyertaan Modal Sementara PMS bisa
mencapai tiga tahun dan dapat diperpanjang dua kali dengan masa masing-masing dua tahun, maka rencana tersebut pun menghilang secara perlahan-lahan.
136
Sebenarnya pada tanggal 5 November 2008, Bank Century sudah masuk dalam pengawasan khusus akan tetapi pengawasan itu hanya diketahui oleh pejabat
BI dan LPS. Hal itu diungkapkan oleh Budiono pada tanggal 9 Desember 2008 dalam
134
Bambang Soesatyo., Op. cit., hal. 7-8.
135
Fernando, “Kronologis Kasus Bank Century”, http:bennyfernando- kasakkusuk.blogspot.com200909kronologis-kasus-bank-century.html, diakses tanggal 2 Maret 2011.
136
Asteria, “Bank Century, Potret Perbankan”, http:m.inilah.comreaddetail63429bank- century-potret-perbankan, diakses tanggal 2 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
rapat yang digelar oleh Komisi Keuangan DPR. Sejak itu, BI sudah berkali-kali melakukan pemanggilan terhadap pemegang saham pengendali dan pengurus Bank
Century untuk meminta komitmennya dalam menyelesaikan permasalahan likuiditas yang dihadapi Bank Century. BI juga sudah melakukan pembatasan kegiatan
operasional Bank Century meliputi kegiatan cease and desist order CDO. Sehubungan dengan itu, BI juga telah menemukan sejumlah Surat-Surat Berharga
SSB valas yang bermasalah. Pemanggilan itu misalnya dilakukan BI pada tanggal 15 Oktober 2008 dimana
pemegang saham pengendali dan pengurus Bank Century telah menandatangani letter of commitment dan berjanji akan mempercepat pemberesan SSB valas Bank Century
yang bermasalah dalam tempo satu hari, tetapi ternyata komitmen itu tidak terwujud. Sehingga pada tanggal 5 November 2008, BI menetapkan Bank Century masuk
dalam pengawasan khusus, status itu juga disampaikan kepada LPS pada tanggal 7 November 2008.
Setelah masuk dalam pengawasan BI itulah, Bank Century mengalami kalah kliring. Oleh sebab itu, BI memberikan Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek FPJP
yang dikenal dengan bail out pertama yang dihadapi Bank Century dari negara. FPJP itu diberikan kepada Bank Century sesuai dengan ketentuan yang ada. BI
memutuskan pemberian FPJP kepada Bank Century senilai Rp.502,7 milyar pada tanggal 14 November 2008 dan tanggal 17 November 2008. Kemudian pada tanggal
18 November 2008, Bank Century justru mengajukan FPJP kepada BI sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp.319,26 miliar tetapi hanya disetujui BI sebesar Rp.187,32 miliar, sehingga total dana FPJP yang disalurkan BI sebesar Rp.689 miliar.
137
Terkoreksinya nilai tukar rupiah setelah pemberian FPJP kepada Bank Century terjadi dalam rapat internal BI yang dipimpin oleh Jusuf Kalla, dimana
Budiono menyebutkan bahwa makro ekonomi 2008 masih sesuai dengan target dengan pertumbuhan rata-rata per tahun 6,2 dengan perlambatan kuartal ketiga dan
keempat. APBN 2008 juga dinilainya aman dengan target pencapaian penerimaan naik 5 di atas APBN-P.
138
Keadaan demikian tentu melegakan rasa percaya diri pemerintah dan BI dalam menghadapi krisis yang terjadi di Amerika Serikat. Dalam rapat tersebut tidak
dibahas tentang Bank Century, namun tiba-tiba pada tanggal 21 November 2008 Bank Century telah diambil alih oleh LPS. Budiono menyatakan bahwa dalam hal
Bank Century diambil alih oleh LPS untuk menenangkan nasabah bank, juga untuk meningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan bagi para nasabah. Budiono tidak
sedikit pun berbicara terkait dengan ancaman krisis.
139
137
Bambang Soesatyo., Op. cit., hal. 13. Demikianlah Bank Century telah ditolong BI dan pemerintah menyatakan masih siap dan percaya diri menghadapi ancaman krisis yang berpusat di
Amerika Serikat pada waktu itu. Kendati nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dollar AS. BI dengan seluruh instrumen yang dimiliki juga melakukan sejumlah upaya agar rupiah tidak
bergejolak sangat cepat, sebab mata uang negara lain juga mengalami pelemahan yang sama.
138
Ibid.
139
Kompas, Jumat, Tanggal 21 November 2008. Budiono mantan Gubernur BI baru pertama kalinya menyatakan bahwa Bank Century masuk dalam pengawasan khusus, padahal status
Bank Century masuk dalam pengawasan itu, sudah terjadi sejak dua pekan sebelumnya. Pengambilalihan dilakukan karena investor dalam hal ini PT Sinarmas dinilai memakan waktu yang
terlalu lama dalam mengambilalih Bank Century.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen Bank Century kemudian diganti, Direksi dan Komisaris yang lama diberhentikan. Direktur Utama Bank Century setelah diambil alih diduduki oleh
Maryono yang saat itu menjabat sebagai Group Head Jakarta Network Bank Mandiri dan untuk sementara pelayanan di Bank Century dihentikan sementara untuk proses
konsolidasi.
140
Setelah Bank Century diambil alih LPS, isu bail out Bank Century tidak banyak diberitakan oleh media dan tidak menarik perhatian publik hingga tahun 2008
berlalu. Kemudian sejak awal tahun 2009, suasana persaingan dalam memperebutkan simpati rakyat Indonesia demikian terjadi, isu seputar pemilu pun mewarnai
Direktur Bank Century yang lama yakni Robert Tantular, kemudian ditangkap Polisi pada tanggal 25 November 2008. Penangkapan terhadap Robert
semakin jelas nampak dan diyakini publik bahwa atas peristiwa pengambilalihan Bank Century itu telah nampak tanda-tanda kondisi manajemen Bank Century telah
rusak. Dengan rentetan peristiwa di atas, menurut Bambang Soesatyo, di Bank Century tidak ada terjadi rush, alasannya adalah ketika LPS melakukan bail out
dalam bentuk Penyertaan Modal Sementara PMS, uang dalam jumlah besar di kirim ke Bank Century dalam bentuk fisik tunai. Ada tiga mobil uang yang memasok
kebutuhan tunai Bank Century pada tanggal 24 November 2008 jumlahnya mencapai 21 peti uang padahal nasabah yang menarik uang dari Bank Century pada waktu itu
jumlahnya sedikit.
140
Direktur Bank Century yang lama yakni Robert Tantular setelah diberhentikan ditangkap Polisi yang tergabung dalam Tim Direktorat II Ekonomi Khusus Mabes Polri pada tanggal 25
November 2008. Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri waktu itu adalah Irjen Susno Duadji. Robert Tantular melanggar Pasal 50 dan Pasal 50a UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Menurut
Susno, penangkapan Robert dilakukan untuk menyelamatkan dan menstabilkan situasi perbankan sehingga tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
pemberitaan media nasiona, sehingga kasus Bank Century terlupakan. Pemilu pada tanggal 9 April 2009 menghasilkan terpilihnya kembali Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai Presiden Republik Indonesia periode kedua dari partai Demokrat. Kemudian pemilihan wakil Presiden siap digelar, dan akhirnya Budiono terpilih sebagai Wakil
Presiden Republik Indonesia untuk periode 2009 sd 2014. Boediono memastikan bahwa masalah kalah kliring Bank Century tidak akan
menyebabkan penarikan dana besar-besaran rush dan dipastikannya bahwa perbankan nasional secara keseluruhan dalam kondisi baik. Laporan keuangan Bank
Century per 30 September 2008 masih terlihat sehat. Dalam laporan keuangannya, rasio kecukupan modalnya CAR dinyatakan sebesar 11,70, sedangkan kredit
bermasalah NPL yang ditanggung secara net hanya 2,71 dan NPL gross sebesar 2,81. Data tersebut tidak berubah hingga setahun kemudian, ketika Bank Century
hingga berubah nama menjadi Bank Mutiara dan berada di bawah kendali Lembaga Penjamin Simpanan LPS. Barikut disajikan Rasio Keuangan Bank Century ketika
berubah nama menjadi Bank Mutiara yaitu: Tabel 1: Rasio Keuangan Bank Century Ketika Berganti Nama Menjadi Bank
Mutiara
Rasio Keuangan September 2008
September 2009
CAR 11,70
10,43 NPL Net
2,71 6,81
NPL Gross 2,87
41,76 LDR
47,59 85,05
ROA 0,46
4,67 ROE
7,09 -892,52
NIM 3,93
0,65 BOPO
91,85 89,74
Universitas Sumatera Utara
GWM Rupiah 10,15
5,08 Sumber: Laporan Keuangan Bank Mutiara, tanggal 30 September 2009.
141
Berdasarkan angka-angka tersebut di atas, persepsi kalah kliring di Bank Century hanya merupakan peristiwa biasa yang terjadi akibat kesalahan teknis
menjadi masuk akal. Boediono juga benar bahwa tidak ada rush di Bank Century. Namun, menjadi masalah adalah ketika nasabah Bank Century ingin menarik
uangnya baik langsung maupun melalui Anjungan Tunai Mandiri ATM sama sekali tidak bisa dilakukan, jika nasabah langsung mendatangi teller, hanya bisa dicairkan
paling banyak Rp.1.000.000,-. Pada akhir tahun 2008, Bank Century telah menerima suntikan dana sebesar
Rp.4,9 triliun, lalu tanggal 27 Februari 2009 dana PMS ke Bank Century bertambah lagi menjadi Rp.6,13 triliun. Pada tanggal 1 Juni 2009, pihak Bank Century
menyatakan bahwa Bank Century sudah melewati masa keterpurukan hingga semester pertama 2009 CAR diperkirakan mencapai 8 dan suntikan dana PMS
sudah dihentikan pada jumlah sebesar Rp.6,13 triliun, namun pihak Departemen keuangan secara tidak sengaja menyebutkan bahwa Bank Century sudah
menghabiskan dana bail out Rp.6,7 triliun. Rupanya LPS masih meyalurkan secara diam-diam dana tersebut ke Bank Century sebesar Rp.630 miliar pada tanggal 21 Juli
141
Bambang Soesatyo, Op. cit., hal. 8. Pada tanggal 3 Oktober 2008, Bank Century resmi berganti nama menjadi Bank Mutiara laporan keuangan tersebut dikeluarkan pada tanggal 28 Oktober
2009.
Universitas Sumatera Utara
2009 dengan alasan bahwa penyaluran dana itu diberikan kembali oleh BI untuk memenuhi kebutuhan CAR berdasarkan assesment BI terbaru.
142
Berdasarkan penyaluran dana istilah yang sering dipakai media adalah “suntikan dana” sebagaimana disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa sudah
empat kali dana disalurkan oleh BI melalui LPS dalam bentuk PMS kepada Bank Century sehingga total dana PMS yang diperoleh Bank Century sebesar Rp.6,7 triliun
dengan rincian yaitu: Tanggal 21 November 2008 sebesar Rp.2,77 triliun; Tanggal 5Desember 2008 sebesar Rp.2,20 triliun; Tanggal 3 Februari 2009 sebesar Rp.1,15
triliun; dan Tanggal 21 Juli 2009 sebesar Rp.630 miliar.
143
Dana sebesar Rp.6,762 triluin yang disalurkan kepada Bank Century untuk melakukan bail out tersebut tergolong sangat besar sehingga DPR pun memanggil
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati untuk dimintai penjelasannya tentang hal tersebut. Menurut Sri Mulyani Indrawati, apabila Bank Century ditutup, hal itu akan
berdampak sistemik terhadap perbankan Indonesia dan hal tersebut juga sudah disampaikannya kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tanggal 22 November
2008 sehari setelah Komite Stabilitas Sistim Keuangan KSSK memutuskan penyelamatan kasus Bank Century.
144
142
Arsip Berita.com, “LPS Empat Kali Suntik Dana Ke Century”, http:arsipberita.comshowlps-4-kali-suntik-dana-ke-century-1359.html, diakses tanggal 2 Maret
2011. Ketua Lembaga Penjamin Simpanan LPS, Firdaus Djaelani, mengatakan, penyaluran dana suntikan dana yang digunakan sebagai modal bagi Bank Century telah empat kali dilakukan dalam
bentuk Penyertaan Modal Sementara PMS kepada Bank Century Tbk., sehingga total suntikan itu mencapai Rp.6,7 triliun, namun pendapat lain menyebutkan sebesar Rp.6,77 triliun.
143
Kompas., Kamis, Tanggal 27 Agustus 2009.
144
Sri Mulyani Indrawati, “Century Berdampak Sistemik”, http:berita.liputan6.comhukrim201001258734class=vidico, diakses tanggal 3 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya pada tanggal 12 November 2009 setelah melalui perdebatan panjang anggota DPR resmi mengusulkan hak angket untuk penanganan kasus Bank
Century. Sebanyak 139 dari jumlah total 560 anggota DPR mengusulkan hak angket kepada pimpinan DPR. Dari jumlah 139 anggota DPR yang mengusulkan hak angket
tersebut tidak satu pun anggota DPR yang berasal dari partai Demokrat. Hingga pada tanggal 13 November 2009 jumlah anggota DPR pengusul bertambah menjadi 146
orang. Pada tanggal 30 November 2009 anggota DPR dari partai Demokrat berjumlah 148 orang mendukung hak angket sehingga jumlahnya menjadi 560 orang dari
seluruh anggota DPR. Pembentukan Panitia Khusus Pansus Hak Angket Bank Century pada
tanggal 4 Desember 2009 terdiri dari 30 anggota dewan dari seluruh fraksi.
145
Hasil pandanagan akhir Pansus Hak Angket Bank Century belum mencapai kebenaran
karena banyak muatan politik. Namun, perlu diketahui bahwa perkiraan krisis global yang akan berdampak kepada ekonomi Indonesia apabila Bank Century tidak
dilakukan bail out, hingga perekonomian Indonesia tidak sejak tahun 2008 tetap stabil. Hal itu dilakukan oleh BI berdasarkan analisis yang mendalam bersama
Menteri Keuangan.
B. Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam Penanganan Bank Century 1. Menteri Keuangan