Kredibilitas Penelitian Teknik dan Prosedur Analisa Data

3. Pedoman observasi

Pedoman umum observasi dibuat sebagaidata pelengkap dari hasil wawancara. Hasil observasi akan digunakan sebagai data pelengkap dari hasil wawancara. Adapun hal-hal yang akan diobservasi adalah lingkungan fisik dilakukannya wawancara, penampilan fisik responden, perilaku responden kepada peniliti selama wawancara, perubahan ekspresi wajah responden selama wawancara berlangsung, hal-hal yang mengganggu selama wawancara dan hal-hal yang sering dilakukan responden selama wawancara. Patton dalam Poerwandari, 2009 menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian. Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat.

4. Alat tulis dan kertas untuk mencatat

Pencatatan dilakukan untuk menunjang data yang terekam melalui perekam dan kertas untuk mencatat berfungsi sebagai data kontrol dan jalannya wawancara dan observasi.

E. Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas merupakan istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk mengganti konsep validitas, yaitu ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang hendak diukur. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting , proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks Poerwandari, 2009. Kredibilitas penelitian ini nantinya terletak pada keberhasilan penelitian Universitas Sumatera Utara dalam mengungkapkan bagaimana konflik pasangan pernikahan multikulutral pada etnis Jawa-Batak.

F. Prosedur Penelitian

Adapun rencana prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, peneliti menggunakan sejumlah hal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian, yaitu sebagai berikut : a. Mengumpulkan data Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dan teori-teori yang berhubungan dengan konflik pernikahan, metode-metode konflik pernikahan dan sumber-sumber konflik pernikahan, khususnya yang berkaitan dengan pernikahan yang terjadi pada etnis Jawa-Batak. b. Menyusun pedoman wawancara Penyusunan pedoman wawancara dimulai terlebih dahulu dengan menyusun landasan teori yang digunakan. Berdasarkan landasan teori tersebut disusunlah sejumlah pertanyaan yang menjadi pedoman wawancara. Setelah pedoman wawancara disusun, peneliti melakukan professional judgement dengan dosen pembimbing. Selanjutnya, hasil akhir dari pedoman wawancara yang tersusun dan disetujui oleh dosen pembimbing dapat dibaca pada lampiran. Pedoman wawancara ini dibuat agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Universitas Sumatera Utara c. Membuat informed consent Pernyataan pemberian izin oleh responden Pernyataan ini dibuat sebagai bukti bahwa responden telah menyepakati bahwa dirinya akan berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari siapapun. Peneliti menjelaskan tentang penelitian ini beserta dengan tujuan dan manfaat penelitiannya. d. Mempersiapkan alat-alat penelitian Alat-alat yang dipersiapkan agar mendukung proses pengumpulan data antara lain seperti tape recorder , alat pencatat kertas dan alat tulis serta pedoman wawancara dan observasi yang telah disusun. e. Mengurus izin pengambilan data Pengurusan izin dilakukan dengan meminta Surat Permohonan Izin Penelitian pada Administrasi Fakultas Psikologi USU. f. Persiapan untuk mengumpulkan data Peneliti mengumpulkan informasi tentang calon responden penelitiandan memastikan bahwa calon responden tersebut telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Setelah mendapatkan calon responden yang sesuai, peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian . g. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara Setelah memperoleh kesediaan dari responden penelitian, melalui ditandatanganinya surat pernyataan kesediaan oleh responden informed consent , peneliti membuat janji bertemu dengan responden dan berusaha Universitas Sumatera Utara membangun rapport yang baik dengan responden.Setelah itu, peneliti dan responden penelitian menentukan dan menyepakati waktu untuk pertemuan selanjutnya untuk melakukan wawancara penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki beberapa tahap pelaksanaan penelitian, antara lain: a. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dengan tujuan agar memastikan responden dalam keadaan sehat dan tidak berhalangan dalam melakukan wawancara. b. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk menandatangani “Lembar Persetujuan Wawancara” yang menyatakan bahwa responden mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian sewaktu-waktu serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Setelah itu, peneliti mulai melakukan proses wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melakukan beberapa kali wawacara untuk mendapatkan hasil dan data yang maksimal. Universitas Sumatera Utara c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim. Setelah proses wawancara selesai dilakukan dan hasil wawancara telah diperoleh, peneliti kemudian memindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2009. d. Melakukan analisa data Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai dibuat kemudian dibuatkan salinannya. Peneliti kemudian menyusun dan menganalisa data dari hasil transkrip wawancara yang telah di koding menjadi sebuah narasi yang baik dan menyusunnya berdasarkan alur pedoman wawancara yang digunakan saat wawancara. Peneliti membagi penjabaran analisa data responden ke dalam metode-metodedan sumber-sumberkonflik pernikahan berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Degenova 2008. e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi berdasarkan kesimpulandan data hasil penelitian. Setelah itu, peneliti memberikan saran- saran sesuai dengan kesimpulan, diskusi dan data hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara

3. Tahap pencatatan data

Pencatatan data dapat dipermudah dengan menggunakan alat perekam oleh peneliti sebagai alat bantu agar data yang diperoleh dapat lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum wawancara dimulai, peneliti meminta izin kepada responden untuk merekam wawancara yang akan dilakukan dengan tape recorder . Dari hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara yang dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di atas kertas.

G. Teknik dan Prosedur Analisa Data

Menurut Poerwandari 2009 proses analisa data meliputi: a. Organisasi data Pengolahan dan analisis sesungguhnya dimulai dengan mengorganisasikan data. Data kualitatif sangat beragam dan banyak, oleh karena itu peneliti berkewajiban untuk mengorganisasikan datanya dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisa, serta menyimpan data dan analisa yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Hal-hal yang penting untuk diorganisasikan diantaranya adalah data mentah yang merupakan hasil rekaman dan catatan lapangan penelitian yang berkaitan dengan konflik pernikahan pada responden pasangan Jawa-Batak, dimana data tersebut akan diprosessebagian dalam bentuk verbatim dari hasil wawancara yang telah Universitas Sumatera Utara dilakukan dan kemudian akan ditandaidibubuhi kode-kode khusus untuk mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data. b. Koding dan analisa Setelah melakukan organisasi data, langkah penting pertama sebelum analisis dilakukan adalah memberi kode-kode pada materi yang diperoleh yang disebut dengan koding. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistematisasikan data secara lengkap dan detail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari yakni mengenai gambaran konflik pernikahan pada pasangan Jawa- Batak.Dengan demikian peneliti akan dapat menemukan makna dari data yang dikumpulkannya. Peneliti berhak memilih cara melakukan koding yang dianggap paling efektif bagi data yang dikumpulkan, pemilihan koding bisa dilakukan dengan tanda, huruf, maupun angka. Pemberian koding dan analisis pada data dapat dilakukan setelah membuat transkip wawancara dalam bentuk tabel, transkip tersebut perlu diperhatikan dan dibaca secara berulang-ulang dan jika pada transkip wawancara ditemukan materi yang diharapkan maka dapat dilakukan analisa awal dan kemudian dapat dikoding berdasarkan metode dan sumber konflikpernikahan sesuai dengan teori Degenova 2008 yang digunakan untuk memperoleh ide umum tentang tema sekaligus untuk menghindari kesulitan dalam mengambil kesimpulan. c. Pengujian terhadap dugaan Dugaan adalah kesimpulan sementara. Begitu tema-tema dan pola-pola muncul dari data, kita mengembangkan dugaan-duagaan yang Universitas Sumatera Utara jugamerupakan kesimpulan-kesimpulan sementara. Dugaan yang berkembang tersebut harus dipertajam serta diuji ketepatannya sesuai dengan teori Degenova 2008. Saat tema-tema dan pola-pola muncul dari data, untuk meyakini temuannya, selain mencoba untuk terus menajamkan tema dan pola yang ditemukan, peneliti juga perlu mencari data yang memberikan gambaran atau fenomena berbeda dari pola-pola yang muncul tersebut Poerwandari, 2009. d. Strategi analisa Analisis terhadap data pengamatan sangat dipengaruhi oleh kejelasan mengenai apa yang dilakukan. Patton dalam Poerwandari, 2009 menjelaskan bahwa proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata partisipan sendiri maupun konsep yang dipilih oleh peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. Pada penelitian ini, peneliti menganalisa masing-masing individu dimana dalam hal ini terdiri dari dua pasang suami istri dari etnis Jawa suami dan Batak istri. Hal ini sesuai dengan Poerwandari 2009 yang menyarankan untuk melakukan studi kasus terhadap masing-masing individu terlebih dahulu bila fokus penelitian adalah variasi individu-individu. e. Interpretasi Menurut Kvale dalam Poerwandari, 2009 interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Interpretasi dilakukan sesuai dengan teori Universitas Sumatera Utara yang digunakana oleh peneliti yaitu teori Degenova 2008 mengenai metode-metode dan sumber-sumber konflik pernikahan. Peneliti beranjak melampaui apa yang secara langsung dikatakan partisipan untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak segera tertampilkan dalam teks data mentah atau transkripsi wawancara. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisiuraian hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi. Hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan teori-teori konflik pernikahan yang dikemukakan oleh Degenova 2008. Peneliti menggambarkan data penelitian dalam empata tema utama. Keempat tema tersebut mendukung peneliti untuk mengungkap gambaran konflik pernikahan pada pasangan berlatar belakang etnis Jawa-Batak, diantaranya adalah: Latar belakang kehidupan pernikahan dan konflik-konflik yang terjadi pada pasangan Jawa-Batak Metode-metode menghadapi konflik pernikahan pada pasangan Jawa- Batak Sumber-sumber konflik pernikahan pada pasangan Jawa-Batak Kaitan konflik dengan budaya pada pasangan Jawa-Batak Data yang berkaitan dengan gambaran konflik pernikahan pada pasangan berlatar belakang etnis Jawa-Batak ini akan dijabarkan, dianalasia dan diinterpretasikan pada masing-masing responden. Universitas Sumatera Utara