Nilai-nilai budaya Batak Budaya Batak 1. Pengertian budaya Batak

menentukan, saling berhubungan dan saling membutuhkan yang diikat dengan sistem Dalihan Natolu Tinambunan, 2010. Orang Batak tidak seperti paradigma sebagian orang yang menganggap bahwa penampilannya atau cara berinteraksinya kasar. Sebenarnya “kasar” itu berarti orang Batak bicara dan bertindak tegas. Orang Batak digambarkan sebagai orang yang tidak mau kalah, bersuara keras, egois, terbuka, spontan, agresif dan pemberani kepada orang-orang yang khususnya di luar suku Batak Tinambunan, 2010. Dengan demikian, orang Batak terkenal tidak takut berkonflik dengan orang lain karena memiliki ajaran bahwa manusia adalah sederajat, tidak ada manusia istimewa lebih dari orang lain.

2. Nilai-nilai budaya Batak

Menurut Tinambunan 2010, orang Batak berpegang teguh pada nilai-nilai yang ditanamkan kepada mereka melalui 7 falsafah hidup yang menjadi pegangan hidup, antara lain: 1. Mardebata Mempunyai kepercayaan kepada Tuhan. Sejak zaman batu, orang Batak telah mengenal adanya Tuhan yang disebut Ompu Mulajadi Nabolon. Oleh karena itu, orang Batak selalu memperlihatkan hubungan yang dalam kepada Maha Pencipta. Adanya kepercayaan inilah yang membuat mereka selalu menjalin keakraban kepada sesama manusia yang diyakini bahwa setiap orang Batak yang semarga adalah saudara dan sesama saudara tidak boleh saling menyakiti sesuai dengan ajaran Tuhan. Universitas Sumatera Utara 2. Marpinompar Mempunyai keturunan. Setiap marga Batak menghendaki adanya keturunan sebagai generasi penerus, khususnya anak laki-laki agar silsilahnya tidak terputus atau hilang. Oleh sebab itu, orang Batak yang belum punya anak laki- laki belum bisa dianggap mimiliki hagabeon memiliki anak lengkap, perempuan dan laki-laki, walaupun sudah memilki hasangopan terpandang di masyarakat dan memiliki hamoraon punya harta. Oleh karena itu tentunya sebagai orang Batak akan sangat diusahakan untuk memiliki keturunan terutama laki-laki. Ketika hal ini tidak terjadi maka keluarga ataupun suami istri akan selalu mempermasalahkan keadaan ini dalam kehidupan keluarga mereka. Terkadang hal inilah yang menjadi akar permasalahan dari pertengkaran yang terjadi pada pernikahan mereka. 3. Martutur Mempunyai kekerabatan hierarki dalam keluarga yang dikuatkan dengan Dalihan Natolu , yaitu dongan sabutuha semarga dengan panggilan kekerabatan. Martutur saling memberitahukan marga dan urutan generasi ke generasi dalam susunan kekerabatan marga sejak anak-anak telah diajarkan oleh orangtua. Oleh karena itu kekerabatan masyarakat Batak dalam setiap pertemuan baik dalam suka dan duka merupakan konsepsi sistem dalam menjalankan Dalihan Notulu. 4. Maradat Mempunyai adat-istiadat dengan pelaksanaan dalihan notulu tiga tungku yang implementasinya hormat kepada keluarga pihak istri, hati-hati kepada Universitas Sumatera Utara yang semarga, dan mengasihi kepada boru anak perempuan kita beserta keluarga. Hal ini membuktikan bahwa orang Batak saling menghormati dan mengasihi antar sesama keluarga. 5. Marpangkirimon Mempunyai pengharapan cita-cita, yakni mencapai hamoraon pencapaian hartamateri, hagabeon mendapatkan anak laki-laki dan perempuan, dan hasangapon punya kedudukan dan dihormati dalam lingkungan masyarakat. Hal ini yang menyebabkan orang Batak sangat begitu antusias dan keras dalam menghendaki dan memperoleh sesuatu. 6. Marpatik Mempunyai aturan dan undang-undang yang dapat mengikat semua masyarakat Batak untuk tidak berbuat anarkis, dan lengkap dengan sanksi, yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan raja-raja dan harus dihormati semua pihak. Umumnya ini terjadi pada masyarakat Batak yang masih menganut sistem tradisional. Walaupun begitu tetap pada masyarakat Batak, ada aturan yang ditetapkan kepada mereka untuk tidak berperilaku kasar dan berbuat anarkis kepada orang lain. Pada dasarnya yang membuat orang Batak sering marah-marah dan berperilaku anarkis adalah karena hal tersebut sudah di luar batas kewajaran dan tidak dapat ditolerir lagi. 7. Maruhum Mempunyai hukum undang-undang yang baku ditetapkan oleh raja huta raja kampung berdasarkan musyawarah yang harus dihormati dan dituruti oleh semua pihak dan tidak boleh diubah-diubah atau dilanggar oleh siapa pun. Universitas Sumatera Utara Dari hukum yang berlaku, masyarakat Batak harus siap menghadapi dan mengatasi 8 delapan penyakit hati, yaitu buruk sangka, buruk lisan, dengki, dendam, marah, menggunjing, serakah, dan riapamer. Selain itu memiliki kemampuan mewujudkan 7 tujuh sasaran utama jati diri, yaitu jati diri jelas, semangat tinggi, wawasan luas, pengendalian diri, dapat membaca situasi, persuasive dan soleder setia kawan.

E. Dewasa Awal 1. Pengertian dewasa awal