Pendekatan Kualitatif Metode Pengambilan Data

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2003.

A. Pendekatan Kualitatif

Metode kualitatif berusaha memahami suatu gejala sebagaimana pemahaman responden yang diteliti, dengan penekanan pada aspek subjektif dari perilaku seseorang Poerwandari, 2009. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat studi kasus intrinsik dimana penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsepteori ataupun tanpa ada upaya menggeneralisasi Poerwandari, 2009. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin menggali dan memperoleh gambaran yang luas dan mendalam mengenai bagaimana pengalaman subjektif seseorang mengenai konflik pernikahan multikultural yang dialaminya. Setiap individu tentunya memiliki pengalaman, gaya hidup dan pola fikir yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ketika dua individu disatukan dalam ikatan pernikahan maka akan ditemukan ketidaksepahaman antara keduanya. Jika tidak dapat diatasi maka terjadilah Universitas Sumatera Utara konflik. Setiap pasangan tentunya memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi konflik dalam rumah tangganya. Adanya perbedaaan itu pula yang menjadi alasan peneliti memilih metode kualitatif. Hal ini sesuai dengan fungsi dan pemanfaatan kualitatif yaitu dapat melihat sesuatu secara mendalam, mehamai isu-isu yang sensitif dan rumit.

B. Responden Penelitian 1. Karakteristik responden

Pemilihan responden penelitian didasarkan pada karakteristik tertentu. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini adalah: a. Pasangan suami istri yang berlatar belakang etnis Jawa dan Batak Suami Jawa Istri Batak Alasan diambil responden dengan suami Jawa dan istri Batak adalah karena sesuai teori yang dipaparkan Hurlock 2004 bahwa pria seharusnya memiliki sisi male power dan sebaliknya wanita. Namun pada kondisi tersebut, power suami yang berlatar belakang etnis Jawa menjadi melemah akbiat dominasi dari istri yang berlatar belakang etnis Batak. Hal ini terjadi karena karakter orang-orang pada etnis Jawa dan Batak. b. Usia pernikahan minimal 1 tahun Alasan pengambilan responden pada usia pernikahan minimal 1 tahun adalah sesuai dengan teori Hoffman 1994 yang mengatakan ada tiga tahap pernikahan yang dilalui pasangan, salah satunya adalah fase nesting yang Universitas Sumatera Utara terjadi pada tahun kedua dan ketiga pernikahan dimana pada fase ini dalam pasangan mulai berkonflik dalam pernikahan. c. Dewasa Awal 20-40 tahun Responden diambil yang berusia 20-40 tahun dewasa awal karena masa ini merupakan masa yang paling panjang dalam kehidupan manusia dan sesuai dengan tugas perkembangan yang dipaparkan oleh Havighurs dalam Hurlock, 2004 bahwa salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari pasangan dan menikah.

2. Jumlah responden

Menurut Banister dkk dalam Poerwandari, 2009, dengan fokusnya pada kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit.Oleh karena itu penelitian ini mengambil sampel sebanyak 2 dua pasang suami istri dari etnis Jawa suami dan Batak istri yang sudah menjalani usia pernikahan selama minimal 1 tahun. Alasan pengambilan sampel ini adalah karena dalam penelitian kualitatif umumnya menampilkan karakteristik a diarahkan tidak pada jumlah sampel besar, melainkan kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian, b tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, c tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah atau peristiwa acak, melainkan pada kecocokan konteks Sarantakos, 1993 dalam Poerwandari, 2009. Universitas Sumatera Utara

3. Prosedur pengambilan responden

Prosedur pengambilan responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan konstruk operasional operational construct sampling , dimana sampel dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi- studi sebelumnya atau sesuai tujuan penelitian Patton, dalam Poerwandari, 2009. Hal ini dilakukan agar sampel sungguh-sungguh mewakili bersifat representatif terhadap fenomena yang diteliti. Menurut Patton 1990, dalam Denzin, 2009 teknik ini digunakan untuk memilih responden yang mewakili minat, yakni responden yang berlatar belakang etnis Jawa-Batak dimana suami Jawa dan istri Batak yang memiliki konflik dalam pernikahannya. Dasar teori yang digunakan untuk memilih sampel penelitian ini adalah teori Sedyawati Jawa dan Tinambunan Batak, dimana kedua teori tersebut menjelaskan bagaimana karakter orang Jawa dan Batak pada umumnya dan teori dari Degenova 2008 mengenai metode dan sumber konflik yang terjadi pada pasangan pernikahan sehingga dapat ditetapkan bagaimana gambaran pasangan Jawa dan Batak ketika menghadapi konflik dalam pernikahan.

4. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian direncanakan akan dilakukan di kota Medan dan sekitarnya, sesuai dengan tempat tinggal responden penelitian. Pengambilan data dilakukan di rumah responden penelitian atau bisa juga berada dimana saja tergantung pada kenyamanan dan keinginan responden. Universitas Sumatera Utara

C. Metode Pengambilan Data

Penelitian kualitatif bersifat terbuka dan luas, maka metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu Poerwandari, 2009. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut Banister dkk, 1994 dalam Poerwandari, 2009. Wawancara yang digunakan adalah wawancara dengan pedoman umum, dimana dalam proses wawancara ini peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan dan bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit yang tujuannya untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist mengenai kerelevanan aspek-aspek tersebut dibahas atau ditanyakan Poerwandari, 2009.Wawancara dengan pedoman umum ini dapat berbentuk wawancara terfokus, mendalam in depth-interview dan berbentuk open-ended question. Wawancara terfokus yaitu wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal-hal tertentu dari kehidupan atau pengalaman responden yaitu wawancara yang fokus terhadap konflik yang terjadi pada kehidupan pernikahan responden, namun tidak menutup kemungkinan juga menggunakan bentuk wawancara mendalam in depth-interview dimana peneliti mengajukan pertanyaan mengenai konflik pernikahan secara utuh dan mendalam.Jika peneliti menganggap bahwa data Universitas Sumatera Utara wawancara yang diperoleh belum jelas untuk dapat diterik kesimpulannya, maka peneliti akan melakukan penggalian informasi lebih lanjut probing kepada responden. Selain itu juga dilakukan wawancara yang berbentuk open-ended question dimana peneliti mencoba mendorong responden untuk berbicara lebih lanjut tentang topik konflik dan sumber-sumbernya yang terjadi dalam kehidupan pasangan pernikahan Jawa-Batak tanpa membuat responden merasa diarahkan. Selama wawancara berlangsung akan dilakukan obeservasi terhadap situasi dan kondisi serta perilaku yang muncul pada responden. Hasil observasi akan digunakan sebagai data pelengkap dari hasil wawancara. Adapun hal-hal yang akan diobservasi adalah lingkungan fisik dilakukannya wawancara, penampilan fisik responden, perilaku responden kepada peniliti selama wawancara, perubahan ekspresi wajah responden selama wawancara berlangsung, hal-hal yang mengganggu selama wawancara dan hal-hal yang sering dilakukan responden selama wawancara. Poerwandari 2009 mengatakan observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.

D. Alat Bantu Pengumpulan Data