Namun bukan berarti setiap konflik yang muncul harus ditanggapi secara positif dan pasrah menerima keadaan Sardarjoen, 2005. Konflik dalam pernikahan
tentunya harus dihadapi dan diselesaikan oleh pasangan agar tidak berujung pada hasil yang tidak diharapkan. Setiap pasangan tentunya memiliki cara yang
berbeda-beda dalam menghadapi konflik dalam rumah tangganya. Pemaparan fenomena di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana gambaran konflik yang terjadi pada pasangan pernikahan, dimana pasangan pernikahan yang akan diteliti adalah yang berasal dari etnis Jawa-Batak.
Penelitian yang dilakukan akan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat mengetahui gambaran dari konflik pernikahan yang sesuai dengan kehidupan
pasangan beserta bukti empiris yang ada dan bukan semata-mata penarikan kesimpulan sebab akibat Bogdan Taylor, dalam Moloeng, 2005.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana konflik pernikahan yang terjadi pada pasangan berlatarbelakang
etnis Jawa-Batak? 2.
Bagaimana metode menghadapi konflik yang dilakukan pada pasangan berlatar belakang etnis Jawa-Batak?
3. Apakah sumber yang melatarbelakangi terjadinya konflik pernikahan pada
pasangan etnis Jawa-Batak?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalahuntuk memperoleh pengetahuan mengenai gambaran konflik pernikahan pada pasangan
yang berlatar belakang etnis Jawa-Batak.
D. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, antara lain:
1. Memberi masukan yang bermanfaat dan informasi bagi disiplin ilmu psikologi
khususnya pada bidang psikologi perkembangan. 2.
Menjadi masukan dan referensi untuk bahan penelitian bagi peneliti selanjutnya.
2.Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis, antara lain:
1. Para pasangan pernikahan multietnik akan mendapatkan informasi tentang
gambaran konflik pernikahan, metode menghadapinya serta sumber-sumber yang menimbulkan konflik tersebut sehingga dapat meminimalisir konflik
yang terjadi dalam pernikahan.
Universitas Sumatera Utara
2. Masyarakat umum akan mengetahui dan memahami gambaran-gambaran
konflik yang ada di dalam pernikahan sehingga dapat menjadi pertimbangan dan proses belajar untuk nantinya menjalani suatu pernikahan.
3. Para konselor pernikahan akan mendapatkan referensi dalam mencari data-
data untuk menyelesaikan kasus-kasus dalam pernikahan yang terjadi pada pasangan pernikahan multietnik.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan berisi tentang uraian singkat mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : Landasan teori berisi landasan teoritis yang bersumber dari literatur dan pendapat para ahlipakar yang dapat digunakan sebagai
landasan berpikir dalam pembahasan penelitian ini. BAB III : Metode penelitian menjelaskan mengenai metode penelitian
kualitatif, responden penelitian, metode pengambilan data, alat bantu pengumpulan data, kredibilitas dan validitas penelitian, dan
prosedur penelitian. BAB IV
: Analisa data dan pembahasan berisi uraian singkat mengenai hasil
penelitian, interpretasi data dan pembahasan. BAB V
: Kesimpulan, diskusi dan saran, berisikan hasil dari penelitian yang
telah dilaksanakan dan terdapat diskusi terhadap data-data yang
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat dijelaskan dengan teori atau penelitian sebelumnya karena merupakan hal baru, serta saran yang berisi saran-saran
praktis sesuai dengan hasil dan masalah-masalah penelitian serta saran-saran
metodologis untuk
penyempurnaan penelitian
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konflik 1. Pengertian konflik
Secara umum Degenova 2008 mengatakan bahwa konflik merupakan hal yang normal terjadi pada setiap hubungan, dimana dua orang tidak pernah selalu
setuju pada suatu keputusan yang dibuat. Lewin dalam Lindzey Hall, 1985 menyatakan bahwa konflik adalah keadaan dimana dorongan-dorongan di dalam
diri seseorang berlawanan arah dan hampir sama kekuatannya. Weiten 2004 mendefenisikan konflik sebagai keadaan ketika dua atau
lebih motivasi atau dorongan berperilaku yang tidak sejalan harus diekspresikan secara bersamaan. Hal ini sejalan dengan defenisi yang diuraikan oleh Plotnik
2005 bahwa konflik sebagai perasaan yang dialami ketika individu harus memilih antara dua atau lebih pilihan yang tidak sejalan.
Berdasarkan beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu keadaan yang terjadi karena seseorang berada di bawah tekanan
untuk merespon stimulus-stimulus yang muncul akibat adanya dua motif yang saling bertentangan dimana antara motif yang satu akan menimbulkan frustasi
pada motif yang lain. Bahkan
Universitas Sumatera Utara