Jumlah responden Prosedur pengambilan responden

terjadi pada tahun kedua dan ketiga pernikahan dimana pada fase ini dalam pasangan mulai berkonflik dalam pernikahan. c. Dewasa Awal 20-40 tahun Responden diambil yang berusia 20-40 tahun dewasa awal karena masa ini merupakan masa yang paling panjang dalam kehidupan manusia dan sesuai dengan tugas perkembangan yang dipaparkan oleh Havighurs dalam Hurlock, 2004 bahwa salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari pasangan dan menikah.

2. Jumlah responden

Menurut Banister dkk dalam Poerwandari, 2009, dengan fokusnya pada kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit.Oleh karena itu penelitian ini mengambil sampel sebanyak 2 dua pasang suami istri dari etnis Jawa suami dan Batak istri yang sudah menjalani usia pernikahan selama minimal 1 tahun. Alasan pengambilan sampel ini adalah karena dalam penelitian kualitatif umumnya menampilkan karakteristik a diarahkan tidak pada jumlah sampel besar, melainkan kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian, b tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, c tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah atau peristiwa acak, melainkan pada kecocokan konteks Sarantakos, 1993 dalam Poerwandari, 2009. Universitas Sumatera Utara

3. Prosedur pengambilan responden

Prosedur pengambilan responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan konstruk operasional operational construct sampling , dimana sampel dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi- studi sebelumnya atau sesuai tujuan penelitian Patton, dalam Poerwandari, 2009. Hal ini dilakukan agar sampel sungguh-sungguh mewakili bersifat representatif terhadap fenomena yang diteliti. Menurut Patton 1990, dalam Denzin, 2009 teknik ini digunakan untuk memilih responden yang mewakili minat, yakni responden yang berlatar belakang etnis Jawa-Batak dimana suami Jawa dan istri Batak yang memiliki konflik dalam pernikahannya. Dasar teori yang digunakan untuk memilih sampel penelitian ini adalah teori Sedyawati Jawa dan Tinambunan Batak, dimana kedua teori tersebut menjelaskan bagaimana karakter orang Jawa dan Batak pada umumnya dan teori dari Degenova 2008 mengenai metode dan sumber konflik yang terjadi pada pasangan pernikahan sehingga dapat ditetapkan bagaimana gambaran pasangan Jawa dan Batak ketika menghadapi konflik dalam pernikahan.

4. Lokasi penelitian