3. Responden C Istri
a. Identitas diri
Nama : Siti bukan nama sebenarnya
Usia : 42 tahun
Suku : Batak
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
b. Jadwal pelaksanaan wawancara
Table 6. Jadwal wawancara responden C No
Tanggal Wawancara Waktu Wawancara
Tempat Wawancara 1
02 Mei 2012 14.42 WIB
– 15.25 WIB Serdang Bedagai
2 07 Mei 2012
14.00 WIB – 14.50 WIB
Serdang Bedagai 3
16 Mei 2012 21.00 WIB
– 21.45 WIB Serdang Bedagai
c. Data observasi
Sebelum melakukan wawancara pertama, peneliti mencoba menghubungi ibu S melalui telepon untuk bertanya persetujuan wawancara yang akan dilakukan
sekaligus membuat janji untuk bertemu. Akhirnya 3 hari setelah percakapan lewat telepon, peneliti pun datang ke rumah keluarga ibu S untuk melakukan
wawancara. Wawancara pertama dilakukan pada siang hari di kediaman ibu S yaitu di
Pematang Pelintahan Serdang Bedagai. Hari itu cuaca cukup terik, dengan seorang teman peneliti pun tiba di rumah ibu S tepat pukul 13.45. Setelah
Universitas Sumatera Utara
berbicara sebentar wawancara pun dimulai terlebih dahulu kepada sang suami barulah setelah itu giliran ibu S yang terjadi tepat pada pukul 14.42 WIB.
Wawancara dilakukan di ruang tamu yang berukuran 3x5 meter. Ruangan tersebut cukup sempit karena terdapat kursi tamu dan lemari panjang yang di letakkan di
sudut ruangan. Ruangan tersebut juga diberi pembatas untuk ruang khusus nonton TV.
Ibu S terlihat ramah dan terbuka. Hal ini terlihat dari ia menyambut dengan senyuman saat peneliti mendatanginya. Dengan menggunakan kaos lengan ¾
berwarna kuning dan celana panjang, ibu S duduk tepat di hadapan peneliti. Tinggi ibu S sekitar 158 cm dengan berat sekitar 57 kg. Secara fisik, ibu S terlihat
kecil dan mungil untuk ukuran seorang ibu dengan 3 orang anak laki-laki. Selama proses wawancara, ibu S bersikap sangat manis dan terbuka.
Suaranya begitu keras dan lantang. Terlebih lagi ketika peneliti bertanya seputar hal yang menyangkut masalah sensitif seperti pertengkaran rumah tangga.
Terkadang terdengar bunyi suara tawa di sela-sela wawancara yang memecah keheningan pada saat itu. Ruangan yang cukup sempit membuat suara TV
terdengar saat wawancara dilakukan. Orang-orang yang berlalu lalang di dalam rumah juga tentu menjadi sedikit pengganggu jalannya wawancara. Akan tetapi,
kekhasan suara ibu S yang serak dan kuat membuat keributan kecil tersebut dapat diatasi.
Wawancara kedua terjadi sekitar 5 hari kemudian. Hari itu juga kondisi cuaca sangat cerah karena wawancara berlangsung pada siang hari. Masih di
ruangan yang sama yaitu di ruang tamu, ibu S yang pada saat itu baru pulang dari
Universitas Sumatera Utara
dokter gigi mengantar anak bungsunya langsung menyambut kedatangan peneliti dengan senyumannya yang khas yaitu dengan menampakkan semua giginya
dengan pandangan mata yang fokus ke peneliti sambil memberi salam. Sepertinya saat itu ibu S baru pulang dari kerja dan langsung pergi ke dokter gigi, karena
terlihat dari seragam dinas PNS yang berwarna hijau yang masih dikenakannya pada saat itu.
Proses wawancara ini tidak jauh berbeda dari hari sebelumnya. Dengan wajah yang memerah karena terkena sinar matahari tidak membuat ibu S lupa
akan senyumnya. Setiap pertanyaan demi pertanyaan dijawab oleh ibu S dengan suara khasnya yang serak dan kuat. Sesekali terlihat ibu S tidak memahami
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sehingga peneliti harus mengulang pertanyaan tersebut hingga ia mengerti. Duduk ibu S juga saat itu terlihat lebih
tenang yaitu menyenderkan tubuhnya ke kursi sambil kedua tangannya diletakkan ke masing-masing tangan kursi. Namun saat muncul pertanyaan yang sedikit
sensitif ibu S langsung mencondongkan badannya mendekat ke arah peneliti. Sejauh itu, wawancara kedua yang dilakukan berjalan lancar.
Wawancara terakhir terjadi kurang lebih 1 minggu setelahnya. Saat itu kondisinya sedikit berbeda dari dua wawancara sebelumnya, karena wawancara
ini berlangsung pada malam hari. Hari itu peneliti datang pada pukul 19.00 dan saat itu keluarga ibu S hendak makan malam. Dengan tidak mengurangi rasa
hormat, ibu S mengajak peneliti untuk bergabung makan malam bersama mereka. Kehangatan di keluarga tersebut dirasakan oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Sama seperti sebelumnya, ibu S mendapat giliran wawancara yang kedua. Di luar saat itu sedang mendung, petir kecil sesekali bergemuruh hingga ke dalam
rumah. Namun hal tersebut tidak membuat wawancara terhenti. Dengan menggunakan daster pakaian tidur ibu S menceritakan seputar kisah kehidupan
pernikahannya. Tidak malu-malu ia menceritakan semua yang ditanya oleh peneliti. Terkadang ibu S menguatkan suaranya sambil memasang ekspresi serius
untuk meyakinkan kepada peneliti tentang hal yang diceritakannya. Wawancara yang terjadi malam itu akhirnya ditutup dengan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya oleh peneliti dengan memberikan sedikit buah tangan kepada anak bungsu mereka.
4. Responden D Suami a. Identitas diri