F. Kerangka Berfikir
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun.
Program Wajib Belajar 9 Tahun
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UU
Penduduk Usia Sekolah 7-15
Tahun Anak Usia Sekolah
yang Sedang Sekolah 7-15
Anak Usia Sekolah yang
Tidak Sekolah 7- APK dan
APM Tidak Sesuai Target
Sesuai Target
Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Wajib
Belajar 9 Tahun
Karakter Keluarga, Lingkungan Keluarga,
Pendidikan Orang Tua, Jenis Pekerjaan Orang Tua,
Pendapatan Orang Tua, dan
Program Wajib Belajar 9 Tahun Tercapai
Program Wajib Belajar 9 Tahun Tidak Tercapai
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Jadi, setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan yang layak dan wajib mengikuti program wajib belajar 9 tahun yaitu 6 tahun di tingkat SD dan 3 tahun di tingkat SMP.
Penuntasan program wajib belajar 9 tahun dapat dilihat dari data penduduk usia sekolah 7-15 tahun, anak usia sekolah 7-15 tahun yang sedang
sekolah dan anak usia sekolah 7-15 tahun yang tidak sekolah. Jumlah penduduk tersebut dapat dilihat untuk mengetahui penghitungan APK Angka Partisipasi
Kasar dan APM Angka Partisipasi Murni. APK dan APM merupakan salah satu indikator untuk mengetahui pencapaian program wajib belajar 9 tahun.
Pemerintah pada tahun 2009 menargetkan APK dan APM sebesar 95. APK dan APM di suatu wilayah apabila 95 maka dapat dikategorikan tidak sesuai
dengan target pemerintah, namun apabila 95 dapat dikategorikan sesuai dengan target pemerintah.
Menurut Dinas Pendidikan Kabupaten Tegal, Kecamatan Kedungbanteng pada tahun 2010 menunjukkan tingkat APK SD dan SMP sebesar 93,86 dan
APM SD dan SMP sebesar 91,02. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa tingkat APK dan APM di Kecamatan Kedungbanteng tidak sesuai dengan target
pemerintah. Selain itu, pada data APK dan APM menunjukkan masih terdapat
anak usia sekolah yang belum memperoleh pendidikan Pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun ditargetkan dapat sukses pada tahun 2009. Namun,
adakalanya terdapat hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya.. Anak yang tidak sekolah pada suatu wilayah dapat dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi, antara lain: faktor internal dari dalam individu maupun faktor eksternal dari luar individu.
Faktor-faktor yang diduga menghambat dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal dilihat dari
faktor eksternalnya, antara lain: karakter keluarga, lingkungan keluarga, pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, dan
aksesibilitas. Keenam faktor tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi anak usia sekolah.
Pelaksanaan program
wajib belajar
9 tahun
di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal menghadapi suatu masalah. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program wajib
belajar 9 tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal yang dapat didefinisikan pada penelitian ini.
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto 2006:130, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang
mempunyai anak usia 7-15 tahun yang tidak mengikuti program wajib belajar 9 tahun baik pada tingkat SDMI atau SMPMTs. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 721 orang yang tersebar ke dalam 10 desa di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Jumlah populasi diperoleh dari data Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana BPPKB di Kecamatan Kedungbanteng pada tahun 2010.
2. Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tehnik proportional random sampling yaitu cara pengambilan sampel dilakukan secara acak dari seluruh populasi yang
ada. Sampel yang diambil adalah 72 orang yang berada pada 10 desa di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Pengambilan sampel diambil
10 dan dilakukan secara acak agar pada setiap sampel dapat mewakili populasi yang ada. Responden dalam penelitian adalah orang tua dari anak
usia 7-15 tahun yang tidak maupun mengikuti program wajib belajar 9 tahun. Sampel responden dapat dilihat pada Tabel 3.1.