56
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Daerah Penelitian
Kondisi umum daerah penelitian ini dideskripsikan bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan penelitian dan objek
penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian. Latar belakang yang dideskripsikan meliputi kondisi fisik dan kondisi sosial daerah penelitian.
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
a. Letak Astronomis
Wilayah penelitian ini adalah Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Letak astronomis Kecamatan Kedungbanteng adalah 6º57‟32” LS -
7º01‟29” LS dan 109º09‟12” BT - 109º18‟08” BT Peta Administrasi Kecamatan Kedungbanteng disajikan pada gambar 4.1.
b. Letak Administrasi
Kecamatan Kedungbanteng secara administrasi merupakan bagian dari Kabupaten Tegal dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Suradadi Sebelah Timur : Kecamatan Warureja
Sebelah Selatan : Kecamatan Jatinegara Sebelah Barat : Kecamatan Pangkah
Peta Administrasi Kecamatan Kedungbanteng dapat dilihat pada Gambar 4.1..
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Kecamatan Kedungbanteng merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Tegal dengan memiliki jumlah Perdukuhan, RT dan
RW yang berbeda antara desa yang satu dengan lainnya. Kecamatan Kedungbanteng memiliki 21 Perdukuhan, 217 RT dan 89 RW. Data
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Banyaknya Perdukuhan RT dan RW Menurut Desa Kelurahan di
Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010 Desa Kelurahan
Perdukuhan RT
RW 1.
Penujah 1
11 5
2. Karanganyar
9 34
14 3.
Tonggara 3
21 8
4. Kedungbanteng
2 36
17 5.
Dukuhjati Wetan 1
16 8
6. Sumingkir
1 18
9 7.
Margamulya 1
23 10
8. Kebandingan
1 26
6 9.
Karangmalang 1
20 8
10. Semedo
1 12
4 Jumlah 2010
21 217
89 Sumber: Kecamatan Kedungbanteng dalam Angka 2010
c. Kondisi Penggunaan Lahan
Kondisi penggunaan
lahan di
Kecamatan Kedungbanteng
berdasarkan luas lahan bukan sawah maupun lahan sawah dapat dilihat pada Tabel 4.2. Luas penggunaan lahan di Kecamatan Kedungbanteng pada tahun
2010 sebesar
8.761.027 ha.
Penggunaan lahan
di Kecamatan
Kedungbanteng tahun 2010 paling banyak digunakan untuk lahan bukan sawah yaitu 7.368.067 ha 84,10, sedangkan 1.392.960 ha 15,90
digunakan untuk lahan sawah. Lahan sawah terdiri dari sawah pengairan irigasi dan sawah tadah hujan. Penggunaan bukan lahan sawah paling luas
terdapat di Desa Karangmalang yaitu 2.575.450 ha 34,95 , sedangkan
penggunaan bukan lahan sawah yang paling sempit terdapat di Desa Sumingkir sebesar 35.775 ha 0,49 . Luas lahan bukan sawah
dimanfaatkan oleh penduduk untuk lahan bangunan, pekarangan, kebun, dan kolam.
Tabel 4.2. Luas Penggunaan Lahan Menurut Desa Kelurahan di Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2010 ha
Desa Kelurahan
Lahan Sawah Bukan Lahan
Sawah Jumlah
ha ha
ha 1.
Penujah 22.035
1,58 1.524.829 20,70
1.546.864 2.
Karanganyar 129.284
9,28 328.005
4,45 457.289
3. Tonggara
125.219 8,99
236.424 3,20
361.643 4.
Kedungbanteng 208.340 14,96 326.424 4,43
534.597 5.
Dukuhjati Wetan
117.211 8,41
86.824 1,18
204.035 6.
Sumingkir 115.875
8,32 35.775
0,49 151.650
7. Margamulya
149.852 10,76
123.623 1,68
273.475 8.
Kebandingan 136.690
9,81 71.860
0,98 208.550
9. Karangmalang
260.949 18,73 2.575.450
34,95 2.836.399
10.Semedo 127.505
9,15 2.059.020 27,95
2.186.525 Jumlah
1.392.960 100 7.368.067
100 8.761.027
Sumber: Kecamatan Kedungbanteng Dalam Angka 2010 Desa yang memiliki lahan sawah paling luas di Kecamatan
Kedungbanteng pada tahun 2010 adalah Desa Karangmalang yaitu 260.949 ha 18,73, sedangkan Desa Penujah merupakan desa yang memiliki
lahan sawah paling sempit yaitu 22.035 ha 1,58. Desa Karangmalang memiliki lahan sawah dan lahan bukan sawah paling luas apabila
dibandingkan dengan desa-desa lain yang berada di Kecamatan Kedungbanteng. Luas lahan di Desa Karangmalang yaitu 2.836.399 ha
32,38 yang terdiri dari luas lahan sawah 1.392.960 ha dan lahan bukan sawah 7.368.067 ha. Penggunaan lahan sawah di Kecamatan
Kedungbanteng menggunakan pengairan tehnis dan tadah hujan.
2. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian