Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di Kecamatan

D. Pembahasan

1. Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di Kecamatan

Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2011 Jumlah anak usia sekolah di SD MI 712 tahun dan SMPMTs 13-15 tahun, selanjutnya APK dan APMnya di kedua satuan pendidikan tersebut, menunjukan terjadinya peningkatan jumlah pada setiap tahunnya. Kondisi tersebut apabila dilihat dari sisi pengembangan kualitas SDM secara umum cukup menggembirakan karena tujuan negara ini mengacu kearah tersebut. Kecenderungan bahwa pelaksanaan wajib belajar 9 tahun di Kecamatan Kedungbanteng berjalan dengan baik dan sukses. Walaupun masih mengalami hambatan-hambatan, tetapi dalam perjalanan pelaksanaannya tetap dilakukan berbagai upaya-upaya yang inovatif. Selama periode 5 tahun 2007-2011 tingkat APK dan APM di Kecamatan Kedungbanteng mengalami peningkatan. Tingkat APK SDMI dan SMP MTs mengalami kenaikan sebesar 15,86 dan tingkat APM SDMI dan SMPMTs mengalami kenaikan sebesar 9,99. Peningkatan nilai APK dan APM disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah penduduk secara keseluruhan anak usia 7-15 tahun dan meningkatnya daya tampung sekolah untuk anak usia SDMI dan SMPMTs. Dampak positif dari upaya pemerintah dan masyarakat untuk menambah jumlah gedung sekolah yang baru dan penambahan ruang belajar serta dibarengi pula oleh meningkatnya aspirasi anak, aspirasi orang tua, dan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan. Peningkatan jumlah anak usia sekolah di SDMI 7-12 tahun dan SMPMTs 13-15 tahun, selanjutnya APK dan APMnya di kedua satuan pendidikan tersebut pada setiap tahunnya diakibatkan oleh berbagai upaya dari pemerintah pusat maupun pemerintah untuk penuntasan wajib belajar 9 tahun. Upaya tersebut, seperti: pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Salah satu kunci peningkatan kualitas pendidikan adalah pada kebijakan alokasi anggaran, anggaran pendidikan yang rendah kerap kali berbanding lurus dengan mutu pendidikan yang rendah juga. Langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan lewat program BOS. Hakekatnya BOS bertujuan untuk menyukseskan program wajib belajar 9 tahun, dengan harapan tak ada lagi anak yang tidak sekolah dengan dalih tak punya biaya. Pesan inti program BOS adalah membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan siswa lain yang mampu, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu sampai tamat, selama sembilan tahun. Maka, target program BOS adalah menjamin lulusan SDMI untuk melangsungkan pendidikannya hingga tingkat SMPMTs. Tidak boleh ada siswa miskin yang tidak mampu melanjutkan ke SMPMTs hanya karena mahalnya biaya sekolah. Fakta dalam pelaksanaan bahwa masih terdapat beberapa anak di Kecamatan Kedungbanteng yang tidak sekolah. Jika dilihat dari faktor eksternal, masih terdapatnya anak yang tidak sekolah di Kecamatan Kedungbanteng dikarenakan oleh karakter keluarga, lingkungan keluarga, tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan aksesibilitas. Informasi yang dapat diperoleh tentang anak yausia 7-15 tahun yang tidak sekolah di Kecamatan Kedungbanteng dapat dikarenakan oleh beberapa karakteristik. a. Desa Karanganyar memiliki jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang tidak sekolah paling tinggi yaitu . b. Desa Semedo memiliki lokasi jarak tempuh dari pusat Kecamatan Kedungbanteng paling jauh yaitu 17 km 2 . c. Desa Tonggara memiliki daerah objek wisata Waduk Cacaban. d. Daerah yang tidak memiliki sarana pendidikan SMP sederajat yaitu Panujah, Karanganyar, Kedungabnteng, Dukuh Jati Wetan, Sumingkir, Margamulya, Karangmalang dan Semedo. Namun, masing-masing memiliki sarana pendidikan SD.

2. Hambatan Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di Kecamatan