anak usia 7-15 tahun yang belum memperoleh pendidikan. Dari penjelasan tersebut, maka peneliti memilih judul “Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9
Tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal”.
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1.
tingkat APK dan APM di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal pada tahun 2010 termasuk dalam urutan ke 10 dengan memiliki jumlah penduduk
usia 7-15 tahun paling sedikit apabila dibandingkan dengan kecamatan lain yang berada di Kabupaten Tegal.
2. tingkat APK SMP di Kecamatan Kedungbanteng tidak sesuai dengan target
pemerintah yaitu jumlah murid SMP di Kecamatan Kedungbanteng yang ada baru 71 dari penduduk umur 13-15 tahun, padahal pemerintah pada tahun
2009 menargetkan tingkat APK SMP sebesar 95. 3.
tingkat APM SMP di Kecamatan Kedungbanteng tahun 2010 menunjukan 70 anak penduduk di Kecamatan Kedungbanteng usia 13-15 tahun telah terserap
di tingkat SMP, sisanya 30 penduduk di Kecamatan Kedungbanteng usia 13- 15 tahun belum memperoleh pendidikan di tingkat SMP.
4. di Kecamatan Kedungbanteng masih terdapat anak usia 7-15 tahun yang tidak
sekolah, padahal pemerintah telah menetapkan program wajib belajar 9 tahun. Permasalahan yang akan diteliti berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan adalah: 1.
bagaimana pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal?
2. faktor-faktor apa yang menghambat pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun
di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan masalah yang muncul adalah: 1.
untuk mengetahui pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.
2. untuk mengidentifikasikan hambatan-hambatan pelaksanaan program wajib
belajar 9 tahun di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Dinas Pendidikan, dapat memberikan informasi faktual tentang
kondisi fisik dan kondisi sosial ekonomi terhadap program wajib belajar 9 tahun agar dapat memberikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan .
b. Bagi peneliti, dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai program wajib
belajar 9 tahun dan menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat di bangku perkuliahan, serta membuktikan kesesuian teori dengan di lapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat, dapat memberikan masukan tentang visi pendidikan
sehingga dapat menyukseskan dan mendukung pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun.
b. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi kepada siswa agar tetap semangat
dalam mengikuti program wajib belajar 9 tahun.
E. Penegasan Istilah
Peneliti agar lebih mudah dalam melakukan penelitian, maka perlu menegaskan beberapa istilah. Penegasan istilah dalam penelitian ini yaitu wajib
belajar 9 tahun, jumlah tanggungan orang tua, pendidikan orang tua, lingkungan keluarga, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan aksesibilitas.
1. Wajib belajar 9 tahun
Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah
daerah Departemen Pendidikan Nasional, 2010:216. Pendidikan minimal yang dimaksud dalam penelitian adalah penduduk di Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal yang berusia 7-15 tahun harus mengikuti program wajib belajar 9 tahun sampai dengan tamat.
2. Hambatan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun
Hambatan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun dalam penelitian adalah jumlah tanggungan orang tua, pendidikan orang tua,
lingkungan keluarga, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan aksesibilitas.
a. Jumlah Tanggungan Orang Tua
Jumlah tanggungan orang tua dalam penelitian adalah jumlah anak yang dimiliki oleh orang tua anak usia 7-15 tahun yang tidak
mengikuti program wajib belajar 9 tahun.
b. Pendidikan Orang Tua
Pendidikan orang tua dalam penelitian, dilihat dari pendidikan formal maupun pendidikan nonformal orang tua. Pendidikan formal yang
pernah ditempuh oleh orang tua, antara lain: pada jenjang SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi maupun tidak pernah mengikuti sekolah.
Pendidikan nonformal yang pernah diikuti oleh orang tua, seperti: kursus mengetik, kursus menjahit, kursus elektro ataupun kursus lainnya yang
pernah diikuti oleh orang tua. c.
Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga dalam penelitian merupakan suatu tempat
tinggal dimana anak usia 7-15 tahun yang tidak sekolah tinggal. Lingkungan tersebut dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif
bagi anak, berupa: dukungan keluarga, keadaan tempat tingal maupun kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan.
d. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis pekerjaan orang tua dalam penelitian adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang tua untuk mendapatkan sumber penghasilan hidup
sehari-hari yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan orang tua. e.
Pendapatan Orang Tua Pendapatan adalah hasil yang berupa uang atau barang yang
diterimakan sebagai balas jasa atau kontra prestasi BPS, 1996:8. Pendapatan orang tua dalam penelitian ini adalah seluruh pendapatan
yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang bekerja baik dari penghasilan pokok ataupun sampingan.
f. Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan
transportasi yang menghubungkannya Tamin, 2000: 32. Faktor-faktor yang menentukan aksesibilitas dalam penelitian ini adalah jarak yang
ditempuh anak untuk sekolah, waktu tempuh yang diperlukan anak untuk sekolah, biayaongkos perjalanan yang dibutuhkan untuk sekolah dan
fasilitas transportasi yang digunakan anak ketika sekolah.
F. SISTEMATIKA SKRIPSI