6
tertarik untuk meneliti kembali penelitian terdahulu dengan beberapa variabel yang lain dengan judul ―analisis pengaruh kualitas audit, opini audit tahun
sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia‖.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah penelitian; pakah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan
pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, opini audit tahun
sebelumnya dan pertumbuhan perushaan secara parsial dan simultan terhadap opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara akademis bagi penulis, memperdalam pengetahuan dan memperluas wawasan penulis di bidang akuntansi auditing
khususnya audit going concern. Bagi masyarakat luas, selain
Universitas Sumatera Utara
7
menambah wawasan diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya.
2. Bagi investor dan calon investor, sebagai informasi mengenai kelangsungan usaha pada perusahaan pertambangan yang
beroperasi di Indonesia dan terdaftar di BEI, sehingga membantu investor dalam pengambilan keputusan untuk
berinvestasi. 3. Bagi manajemen perusahaan, diharapakan penelitian ini dapat
menambah informasi dalam pengambilan keputusan dalam hal mempertahankan kinerja peusahaan dan kelangsungan usaha
agar tidak sampai dikeluarkan opini going concern oleh auditor.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckling 1976 ―mendefinisikan teori agensi
merupakan hubungan keagenan suatu kontrak antara pemilik principal dengan manajer agent. Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan
baik, maka principal akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada agent
”. Tujuan dari teori agensi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan individu baik prinsipal maupun agen dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil The belief
revision role. 2. Mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah
pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja Theperformance evaluation role, Hubungan inilah disebut dengan teori
keagenan. Pemisahan dalam teori keagenan ini menandakan principal tidak lagi
terlibat dalam pengelolaan perusahaan karena telah dialihkan kepada agent. Pihak principal hanya bertindak sebagai pengawas dengan memonitor kinerja
perusahaan melalui laporan yang diberikan oleh agent. Namun, adanya pemisahan antara principal dan agent cenderung menimbulkan konflik
Universitas Sumatera Utara
9
keagenan yang didasarkan pada adanya perbedaan kepentingan. Principal dan agent sama
–sama berusaha memaksimumkan kesejahteraannya masing- masing.
Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua yaitu ‖positive
agency research dan principal agent research. Positive agent research memfokuskan pada identifikasi situasi dimana agen dan prinsipal mempunyai
tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen
‖. Principal agent research mengungkapkan bahwa hubungan agent - principal dapat diaplikasikan secara lebih luas,
misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi kerja, lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee.
Menurut Scott 2000 ada dua jenis asymmetric information yaitu ―adverse
selection dan moral hazard”. Adverse selection adalah suatu tipe informasi
asimetri asymmetric information dimana satu orang atau lebih pelaku-pelaku bisnis atau transaksi-transaksi potensial yang dapat mengamati kegiatan-
kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak lain, sedangkan moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak diluar perusahaan investor
mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer, tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian
tersebut. Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen yang berfungsi untuk memonitor perilaku
manajer agent agar bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal. Auditor
Universitas Sumatera Utara
10
adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal shareholders dengan pihak manajer dalam mengelola keuangan perusahaan.
2.1.2 Teori Sinyal Signaling Theory.
Menurut Mamduh 2004:314 menyatakan bahwa ―perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri ‖. Salah
satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar termasuk investor.
Teori sinyal signaling theory adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna
laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal
dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa
pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Auditing dapat mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan
stakeholders perusahaan, karena memungkinkan pihak diluar perusahaan untuk memverifikasi validitas laporan keuangan dengan memberikan opini audit.
2.1.3 Auditing
Pengertian Auditing menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J.Elder, 203:11
Universitas Sumatera Utara
11
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.
Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa auditing terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu ; akumulasi dan evaluasi bukti yang berkaitan dengan
laporan keuangan perusahaan untuk menentukan apakah laporan keuangan yang telah disajikan memang telah sesuai dengan ketentuan yang diterima
umum dan telah dapat dipercaya. Untuk meningkatkan keakuratan informasi ini, dibutuhkan seorang auditor yang handal, dan dapat dipercaya, tidak
memihak kepada siapapun yang berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Pengertian auditing menurut tokoh lain, dalam hal ini penulis kutip dari Mulyadi 2002 menyatakan bahwa
Auditing merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antar pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasil- hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan pengertian auditing menurut Konrath 2002:5 dalam Sukrisno Agoes 2012:2 mendefinisikan auditing sebagai: ―Suatu proses
sistematis untuk secara objektif mendapatkan untuk mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi
untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang
Universitas Sumatera Utara
12
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.‖
Beberapa poin penting yang dapat penulis rangkum dari ketiga pengertian auditing diatas, yaitu auditing merupakan :
a. Suatu proses akumulasi yang sistematis
Auditing merupakan
proses pengumpulan
informasi-informasi keuangan yang disajikan oleh auditee secara terstuktur, terorganisir, dan
memiliki tujuan yang jelas. b.
Mengevaluasi bukti yang dikumpulkan secara objektif Salah satu bagian dari proses yang sistematis sebagaimana yang telah
disebutkan diatas adalah pengumpulan bukti sebagai dasar untuk pernyataan asersi yang dibuat oleh individu atau badan usaha yang membuat asersi
tersebut, tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti yang telah dikumpulkan.
c. Menilai dan membandingkan kesesuaian antara informasi yang
disajikan dengan apa yang terjadi pada kenyataannya Bukti yang terkumpul dibandingkan dengan melihat nilai riil dari yang
terdapat pada bukti tersebut. Hal ini dapat dilakukan sesuai dengan program audit yang telah direncanakan oleh auditor. Standar yang dipakai sebagai
dasar untuk menilai pernyataan tersebut adalah : peraturan yang ditetapkan
Universitas Sumatera Utara
13
oleh suatu badan tertentu; anggaran atau ukuran prestasi pemilik satuan usaha; standar Akuntansi Keuangan SAK
d. Menyampaikan hasil dari temuan yang diperoleh dari proses audit
Setelah membandingkan antara bukti dan nilai riilnya, maka temuan temuan yang didapat disampaikan kepada pihak perusahaan yang kemudian
akan ditetapkan apakah sesuai atau tidaknya laporan perusahaan. Hal tersebut disampaikan dalam bentuk laporan audit audit report. Laporan
audit baku terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf pangantar introductory paragraph, paragraf lingkup scope paragraph, dan paragraf pendapat
opinion paragraph. Tujuan dari penyampaian ini adalah untuk memberikan informasai dan membantu pihak eksternal perusahaan yang
memiliki kepentingan terhadap perusahaan untuk memberikan keputusan yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan.
e. Seseorang yang melakukan audit auditor bersifat independen
Auditor haruslah bersifat independen, artinya tidak memihak pada kepentingan pihak internal maupun ekternal perusahaan. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan keakuratan dari informasi audit yang disampaikan.
2.1.4 Opini Audit
Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit adalah pemberian opini atas laporan keuangan yang disajikan auditee. Opini audit disajikan
pada paragraf terakhir laporan audit. Laporan yang telah diperiksa kewajarannya dituangkan dalam opini sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
14
Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas
laporan keuangan yang diauditnya. Opini audit menurut kamus standar akuntansi Ardiyos, 2007
―laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang
disajikan perusahaan ‖.
Dalam melakukan suatu proses audit, auditor melakukan pemeriksaan dan penelusuran terhadap dokumen pendukung yang berkaitan dengan
informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk memperoleh keyakinan atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut. Setelah
melakukan serangkaian tahapan dalam suatu penugasan audit, barulah auditor dapat menentukan pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang telah
disajikan yang dinyatakan dalam laporan auditor independen. Laporan auditor independen memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia. SPAP, 2011:508.2. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik
– PSA 29 SA Seksi 508 2011, terdapat lima jenis opini auditor, yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
Universitas Sumatera Utara
15
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku unqualified opinion
with explanatory language Auditor
menyatakan bahwa
keadaan tertentu
sering kali
mengharuskan auditor untuk menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam laporan auditor bentuk baku. Keadaan
tersebut meliputi: a. Pendapatan auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor
independen lain. b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena
keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia. c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor
yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen,
auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah
memadai. d. Di antara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.
Universitas Sumatera Utara
16
e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan komparatif.
f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam namun tidak disajikan atau tidak
di-review. g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia —Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan,
yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur
audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keragu-raguan yang besar apakah informasi
tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut.
h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan. Selain itu, auditor dapat menambahkan paragraf penjelasan untuk
menekankan suatu hal tentang laporan keuangan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, kecuali
Universitas Sumatera Utara
17
untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan bilamana:
a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
unqualified opinion dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion.
b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari standar akuntansi keuangan di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan
pendapat tidak wajar adverse opinion. 4. Pendapat tidak wajar adverse opinion
Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pendapat ini dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan
tidak disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion Auditor tidak memberikan pendapat atas suatu laporan keuangan
perusahaan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang
kewajaran laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Universitas Sumatera Utara
18
Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus
memberikan semua
alasan substantif
yang mendukung
pernyataannya tersebut.
2.1.5 Opini Audit Going Concern
Going concern adalah kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional usahanya dalam kurun waktu yang lama pada masa yang
akan datang. Kosasih 1985: 33 menyatakan bahwa istilah ini diartikan sebagai anggapan bahwa operasi satuan ekonomi akan berlangsung terus di
masa yang akan datang. Going concern merupakan suatu asumsi akan kelangsungan hidup perusahaan yang berkaitan erat dengan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya, dan kemampuan perusahan dalam menagih piutangnya. Carmichael dalam
The Auditor‟s Reporting Obligation menyatakan bahwa going concern dipengaruhi oleh ketidakpastian yang sangat
material yang mengancam kelangsungan hidup suatu entitas atau perusahaan.
Menurut Altman dan McGough 1974 masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan defisiensi likuiditas,
defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek
pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.
Informasi going concern sangat bermanfaat bagi para pemakai informasi keuangan diantaranya :
Universitas Sumatera Utara
19
1. Pemberi pinjaman kreditur, melalui informasi going concern kredtur dapat menentukan apakah akan memberikan pinjaman pada
perusahaan tersebut atau tidak, kepada perusahaan apa saja ia akan memberikan pinjamannya, dan dapat memonitor pinjaman yang teah ia
berikan kepada perusahaan yang bersangkutan. 2. Investor, melalui informasi going concern dapat melihat apakah
perusahaan masih dapat bertahan hidup dan mengambil keputusan untuk berinvestasi atau tidak; dan keputusan mengenai menarik
investasi atau menambah investasi.
Opini audit going concern adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya SA Seksi 341. Dalam melaksanakan prosedur audit, auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi
adanya kondisi yang dapat menimbulkan kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hidupnya SA Seksi 341,
paragraf 02.
Pada saat menentukan opini going concern, auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu, jika
dipertimbangkan secara keseluruhan akan menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu yang diharapkan. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa
Universitas Sumatera Utara
20
diantaranya kemungkian hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini beberapa contoh peristiwa
yang menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini audit going concern
− dalam hal ini tidak hanya terbatas pada pristiwa berikut− diantaranya :
1. Trend negatif, misalnya kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan perusahaan, dan
rasio keuangan penting yang menunjukkan nilai dibawah standar perusahaan.
2. Kesulitan keuangan, misalnya kegagalan melunasi kewajiban yang telah jatuh tempo, penunggakan pembayaran deviden, dan
restrukturisasi utang. 3. Masalah intern, misalnya adanya karyawan yang melakukan mogok
kerja, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen yang panjang yang tidak ekonomis, dan kebutuhan untuk secara
signifikian memperbaiki operasi. 4. Masalah luar, misalnya masalah gugatan pengadilan baik yang
dilakukan oleh pemasok, maupun pelanggan yang merasa tidak puas dengan pelayanan perusahaan, kehilangan pelanggan dan pemasok
utama, kerugian akibat bencana besar, keluarnya undang-undang yang mengancam keberadaan perusahaan, kehilangan franchise, lisensi atau
paten yang penting, dan bencana yang tidak diasuransikan.
Universitas Sumatera Utara
21
Auditor perlu mempertimbangkan rencana manajemen dalam mengatasi kondisi buruk yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang dalam
periode tidak lebih dari satu tahun. Dalam SA Standar Auditing Seksi 341 dinyatakan pertimbangan
– pertimbangan tersebut antara lain: 1. Rencana untuk menjual aktiva.
2. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi. 3. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran.
4. Rencana untuk menaikkan modal pemilik.
Perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian bukan berarti telah bebas dari kebangkrutan. Oleh karena itu auditor mengevaluasi
tingkat kekuatan kelangsungan hidup perusahaan klien. Berikut beberapa pedoman yang diberikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia mengenai dampak dari
pengaruh kelangsungan hidup perusahaan terhadap opini yang dikeluarkan oleh auditor, yaitu :
1. Tanggungjawab auditor
Seorang auditor bertanggungjawab dalam mengevaluasi kelangsungan hidup perusahaan klien. Jika auditor menemukan adanya tanda-tanda yang
menunjukkan gangguan operasional perusahaan, maka auditor harus : a. Berkordinasi dengan pihak manajemen dan memastikan apa rencana
manajemen dalam meminimalisir atau menghilangkan dampak yang akan mungkin terjadi pada masa yang akan datang dari temuan
auditor.
Universitas Sumatera Utara
22
b. Memastikan rencana tersebut efektif dan aman jika direalisasikan, dan memastikan pada manajemen bahwa mereka akan melaksanakan
rencana tersebut.
2. Prosedur audit
Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti
audit. Auditor cukup membuat suatu prosedur yang dapat menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya dimana dalam prosedur tersebut dapat dilihat
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang dapat merugikan iinternal maupun eksternal perusahaan. Berikut contoh
prosedur audit yang dapat dibuat oleh auditor, yaitu : a. Prosedur ananalitik,
b. Review terhadap peristiwa kemudian, c. Review terhadap kepatuhan atas syarat-syarat utang,
d. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite penting yang dibentuk,
e. Permintaan keterangan kepada penasehat hokum entitas dan pendapatnya, f. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mepunyai hubungan istimewa.
3. Pertimbangan atas kondisi peristiwa
Auditor dapat mempertimbangkan suatu peristiwa yang terjadi pada perusahaan klien dalam memberikan opini going concern. Mengidentifikasi
kejadian tersebut, apakah berdampak merugikan atau tidak terhadap pihak-
Universitas Sumatera Utara
23
pihak yang berkaitan dengan perusahaan klien kemudian menentukan seberapa tingkat pengaruh kejadian tersebut terhadap operasional perusahaan.
4. Pertimbangan atas manajemen
Rencana manajemen perusahaan klien juga perlu dipertimbangkan dalam hal pemberian opini going concern. Hal ini apat dilihat pada contoh berikut :
a. Apabila manajemen tidak memiliki rencana dalam hal pengurangan resiko buruk suatu peristiwa untuk mempertahankan kelangsung hidup
suatu perusahaan, maka auditor harus mempertimbangkan untuk menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion.
b. Apabila manajemen memiliki rencana untuk mengurangi resiko buruk yang terjadi pada perusahaan, maka auditor memiliki dua pilihan,
diantaranya : Jika menurut auditor rencana yang dibuat manajemen perusahaan
tidak efektif, maka auditor mempertimbangkan untuk menyatakan tidak memberikan opini disclaimer opnion.
Jika menurut auditor rencana yang dibuat manajemen perusahaan efektif dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, serta manajemen mengungkapkan rencana tersebut dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor dapat
mempertimbangkan untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion.
Jika menurut auditor rencana manajemen tersebut efektif, namun tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, maka
Universitas Sumatera Utara
24
auditor dapat mempertimbangkan untuk memberikan pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion atau pendapat tidak
wajar adverse opinion.
5. Pertimbangan Dampak Informasi Kelangsungan Hidup Entitas Terhadap
Laporan Auditor Setelah auditor mempertimbangkan rencana manajemen, maka apabila
auditor mendapat
kesangsian akan
kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidup dalam jangka waktu pantas, auditor
harus mempertimbangkan dampak yang kemungkinan timbul atas laporan keuangan dan cukup atau tidaknya pengungkapannya. Berikut beberapa
informasi yang dapat diungkapkan, yaitu : a. Kondisi atau peristiwa yang menimbulkan kesangsian besar mengenai
kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam waktu pantas.
b. Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kondisi atau peristiwa tersebut. c. Evaluasi manajemen terhadap signifikan atau tidaknya kondisi atau
peristiwa dan factor-faktor yang melemahkan dampak negatifnya. d. Kemungkinan diberhentikan operasi satuan waktu.
e. Rencana manajemen termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan.
f. Informasi mengenai kemungkinan pulihnya kembali keadaan satuan usaha atau klasifikasi aktiva yang dicatat atau klasifikasi utang.
Universitas Sumatera Utara
25
2.1.6 Kualitas Audit
De Angelo 1981 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu
pelanggaran dalam
sistem akuntansi kliennya.
Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, dapat dipahami bahwa kualitas audit berkaitan dengan kemampuan auditor dalam menemukan,
mengidentifikasi, dan melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh klien diserta dengan bukti-bukti yang ditemukan. Semakin besar KAP-nya, semakin
tinggi kualitas auditnya. Dalam penelitian yang lain yang dilakukan oleh Deis dan Giroux
1992, dikatakan bahwa beberapa hal yang mempengaruhi kualitas audit yaitu:
1. Lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan tenure, semakin lama seorang auditor telah melakukan
audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan
semakin rendah.
2. Jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan
berusaha menjaga reputasinya.
3. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor
agar tidak mengikuti standar.
Universitas Sumatera Utara
26
4. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh
pihak ketiga.
Dari berbagai faktor diatas, dalam penelitian ini lebih menekankan pada ukuran Kantor Akuntan Publik sebagai tolok ukur kualitas audit. Adapun
ukuran perusahaan tersebut diproksikan pada big four dan non big four. Berikut nama-nama perusahaan yang tergolong dalam KAP big four, yaitu :
1. Price Water House Coopers PWC, yang bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan.
2. Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.
3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, yang bekerjasama dengan KAP Siddharta dan Widjaja.
4. Ernst and Young EY, yang bekerjasama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko, dan Sandjaja. Suherman Surja.
2.1.7 Pertumbuhan Perusahaan
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya adalah pertumbuhan perusahaan. Pada umumnya,
pertumbuhan perusahaan diproksikan pada tingkat rasio penjualan. Hal ini disebabkan karena penjualan merupakan aktivitas utama dan merupakan
pemasukan terbesar suatu perusahaan, termasuk perusahaan pertambangan. Pada penelitian Weston dan Copeland 1992 dalam Solikah 2007:38
Universitas Sumatera Utara
27
mengatakan bahwa ―rasio penjualan mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam
kegiatan ekonomi secara keseluruhan .‖ Sedangkan menurut Fabozzi 2000
dalam Sinaga 2009 pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan pada laporan keuangan pertahun. Dengan demikian, pertumbuhan perusahaan
juga menjadi salah satu poin penting bagi auditor dalam memberikan opini audit.
Semakin tinggi rasio penjualan perusahaan, berarti semakin tinggi pertumbuhan perusahaannya dan semakin kecil kemungkinan untuk mendapat
opini audit going conern, dan semakin meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin
kecil rasio penjualan perusahaannya, semakin besar kemungkinan untuk mendapat opini going concern, dan semakin kecil pula kepercayaan investor
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba
sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai pengaruh opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan kualitas
audit terhadap opini audit going concern. Masing-masing penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
28
menggunakan variabel independen yang berbeda-beda dari tahun ke tahun, dan hasil penelitiannya juga berbeda-beda diantara masing-masing peneliti. Berikut ini
adalah beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Variabel Penelitian Hasil penelitian
1, Ompusungg
u 2014 Variabel independen :
likuiditas, leverage, profitabilitas, kualitas
audit, opini audit tahun sebelumnya
Variabel dependen : penerimaan opini audit
Going Concern Likuiditas, leverage ,
profitabilitas dan kualitas audit, tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan opni audit going concern.
Sedangkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
2. Doris 2010
Variabel independen : quick ratio, long term
debt to asset ratio, return on asset, kualitas audit,
pertumbuhan perusahaan Variabel dependen: opini
audit wajar dengan pernyataan going
concern Long term debt to asset ratio
dan kualitas audit berpengaruh positif terhadap pemberian
opini audit going concern. Sedangkan quick ratio, return
on asset, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
3. Magdalena
2012 Variabel independen:
kualitas audit, profitabilitas, leverage,
opini audit tahun sebelumnya
Variabel dependen: penerimaan opini audit
going concern. Variabel kualitas audit,
leverage, profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap opini audit Going Concern. sedangkan opini
audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan
terhadap opini audit Going
Universitas Sumatera Utara
29
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Peneliti terdahulu yang menggunakan variabel kualitas audit pada perusahaan pertambangan menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dilihat dari penelitian Concern.
4. Setyarno
dkk 2006 Variabel independen :
kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan
penjualan, kualitas audit, opini audit tahun
sebelumnya. Variabel dependen :
opini audit going concern.
Kondisi keuangan perusahaan dan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern sedangkan kualitas audit dan
pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern.
5. Demak
2012 Variabel independen:
kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya,
leverage, dan pertumbuhan perusahaan
Variabel dependen: opini audit going concern
perusahaan Opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh positif terhadap opini audit going concern..
Sedangkan kualitas audit, leverage, dan pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan going concern.
6. Susarni dan
Jatmiko 2011
Variabel independen : kondisi keuangan
perusahaan, debt default, kualitas audit, opini audit
tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan
Variabel dependen: opini audit going concern
perusahaan Opini audit tahun sebelumnya
dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Sedangkan kondisi keuangan perusahaan, debt default, dan
kualitas audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan going concern.
Universitas Sumatera Utara
30
yang dilakukan oleh Ompusunggu 2014 dan penelitian yang dilakukan oleh Susarni dan Jatmiko 2011.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang menggunakan variabel kualitas audit. Doris 2010 mendapatkan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh
Magdalena 2012, Demak 2012 dan Setyarno dkk 2006 menunjukkan hasil bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concer pada perusahaan manufaktur. Penelitian terdahulu yang menggunakan variabel opini audit tahun
sebelumnya menunjukkan hasil bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern baik pada
perusahaan manufaktur maupun pada perusahaan pertambangan. Penelitian yang menggunakan variabel pertumbuhan perusahaan menunjukkan hasil bahwa
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimnaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. Sedangkan peneliti belum
menemukan pada penelitian terdahulu pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan pertambangan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel yang, sampel penelitian dan periode sampel yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
31
Opini Audit Going Concern
Y
2.3 Kerangka Konseptual