8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckling 1976 ―mendefinisikan teori agensi
merupakan hubungan keagenan suatu kontrak antara pemilik principal dengan manajer agent. Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan
baik, maka principal akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada agent
”. Tujuan dari teori agensi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan individu baik prinsipal maupun agen dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil The belief
revision role. 2. Mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah
pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja Theperformance evaluation role, Hubungan inilah disebut dengan teori
keagenan. Pemisahan dalam teori keagenan ini menandakan principal tidak lagi
terlibat dalam pengelolaan perusahaan karena telah dialihkan kepada agent. Pihak principal hanya bertindak sebagai pengawas dengan memonitor kinerja
perusahaan melalui laporan yang diberikan oleh agent. Namun, adanya pemisahan antara principal dan agent cenderung menimbulkan konflik
Universitas Sumatera Utara
9
keagenan yang didasarkan pada adanya perbedaan kepentingan. Principal dan agent sama
–sama berusaha memaksimumkan kesejahteraannya masing- masing.
Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua yaitu ‖positive
agency research dan principal agent research. Positive agent research memfokuskan pada identifikasi situasi dimana agen dan prinsipal mempunyai
tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen
‖. Principal agent research mengungkapkan bahwa hubungan agent - principal dapat diaplikasikan secara lebih luas,
misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi kerja, lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee.
Menurut Scott 2000 ada dua jenis asymmetric information yaitu ―adverse
selection dan moral hazard”. Adverse selection adalah suatu tipe informasi
asimetri asymmetric information dimana satu orang atau lebih pelaku-pelaku bisnis atau transaksi-transaksi potensial yang dapat mengamati kegiatan-
kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak lain, sedangkan moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak diluar perusahaan investor
mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer, tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian
tersebut. Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen yang berfungsi untuk memonitor perilaku
manajer agent agar bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal. Auditor
Universitas Sumatera Utara
10
adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal shareholders dengan pihak manajer dalam mengelola keuangan perusahaan.
2.1.2 Teori Sinyal Signaling Theory.