3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada PT Taman Safari Indonesia, yang berlokasi di jalan Raya Puncak No.601, Cisarua, Bogor. Sedangkan untuk
waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga bulan Agustus 2008.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Pengumpulan Data
Menurut Mc. Leod dalam Umar 2004, pengertian data dari sudut ilmu sistem informasi sebagai fakta-fakta maupun angka-angka yang secara
relatif tidak berarti bagi pemakai. Menurut Umar 2004, penelitian terdiri dari dua sumber data, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan dari sumber pertama, baik secara individu atau perseorangan melalui wawancara, kuesioner,
atau pengamatan langsung di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, data primer dapat diperoleh dari hasil wawancara dari pihak
perusahaan dan pembagian kuesioner kepada wisatawan. Data primer ini digunakan untuk mendapatkan data yang aktual yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. b.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel maupun diagram. Dalam penelitian ini,
data sekunder dapat diperoleh dari data perusahaan, seperti program kerja perusahaan, literatur dan semua data saluran promosi yang
telah diterapkan perusahaan yang bersifat kualitatif. Data juga dapat diperoleh dari literatur lainnya, perpusatakaan, artikel, maupun
internet. Data sekunder ini digunakan untuk membantu dan
mendukung data primer yang didapatkan.
3.3.2. Pengambilan Contoh
Contoh adalah kumpulan dari unit sampling yang merupakan subset dari populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
survei. Penelitian survei mengambil contoh dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok Effendi dan
Singarimbun, 1995. Pengambilan contoh responden dalam penelitian ini digunakan
teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan contoh yang dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan kriteria-kriteria yang
digunakan sebagai acuan penarikan contoh. Kriteria konsumen yang dijadikan responden adalah sebagai berikut :
a. Konsumen sudah pernah melakukan pembelian jasa di TSI
b. Konsumen dinilai telah dewasa berumur
≥ 17 tahun untuk dapat diwawancarai dan mengisi kuesioner
c. Konsumen bersedia diwawancarai dan mengisi kuesioner yang
disediakan d.
Dalam satu rombongan keluarga hanya diambil satu orang yang menjadi responden dalam penelitian agar tidak saling mempengaruhi
dalam menjawab kuesioner e.
Dalam satu rombongan saudaratemankenalan, mengisi masing- masing satu kuesioner
Penentuan kriteria tersebut ditujukan agar responden dapat benar- benar memberikan penilaian secara obyektif terhadap TSI. Penentuan
jumlah contoh atau responden ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin Umar, 2004, yaitu :
n = N
.................................................................... 1 1+Ne
2
Keterangan : n = jumlah contoh
N = jumlah populasi e = nilai kritis batas ketelitian yang digunakan persen kelonggaran
penelitian karena kesalahan pengambilan contoh populasi yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, yaitu 10.
Berdasarkan data dari PT Taman Safari Indonesia, jumlah wisatawan domestik usia dewasa pada tahun 2007 adalah 448.137 orang. Sehingga
berdasarkan rumus Slovin maka diperoleh jumlah responden dengan perhitungan sebagai berikut :
448.137 n =
= 99,97769037 ~ 100 orang 1 + 448.137 0,1
2
Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang didapat dari perhitungan rumus Slovin Umar, 2004, yaitu responden yang
telah dewasa dan pernah mengunjungi TSI. Responden akan mengisi kuesioner yang dibagikan oleh interviewer.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehenshif dan sahih, sample dominant
diambil sebanyak 70 dari jumlah responden pada saat akhir pekan berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian dilakukan.
Sedangkan contoh diambil sebanyak 30 pada hari kerja.
3.4. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif, serta selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan
langkah-langkah berikut : a.
Pengeditan, bertujuan untuk memilih data dan informasi di lapangan.
b. Tabulasi, langkah yang bertujuan untuk menyajikan data dalam
bentuk tabel atau gambar untuk mempermudah penyajian dan interpretasi.
c. Interpretasi, menghubungkan semua peubah-peubah yang telah
ditetapkan dalam kerangka pemikiran yang akan digunakan dengan hasil penelitian yang diperoleh.
3.4.1. Pengujian Kuesioner
Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji kuesioner yang digunakan. Hal ini dilakukan agar kuesioner yang digunakan memang
akurat dan layak untuk disebar kepada responden. Uji validitas dilakukan untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan, sehingga
memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan uji reliabilitas
dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 jawaban responden awal yang telah mengisi kuesioner, dengan rincian berikut :
a. Uji Validitas
Menurut Umar 2003, uji validitas menunjukkan sejauhmana alat pengukuran itu mengukur hal yang akan diukur. Penelitian ini
menguji validitas kuesionernya dengan teknik korelasi moment pearson
dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS Data Editor versi 13,0. Teknik ini digunakan untuk mencari
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua peubah atau lebih adalah sama. Uji Validitas menggunakan rumus korelasi
product moment Pearson dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan
software SPSS Data Editor versi 13,0.
…………… 2
r =
[
n
Σ
X
2
][
n
Σ
Y
2
-
Σ
Y
2
]
n
Σ
XY -
Σ
X
Σ
Y
X =
skor pernyataan
Y =
skor total
b. Uji Reliabilitas
Jika kuesioner telah dinyatakan sah, maka reliabilitas kuesioner tersebut diuji keandalannya. Menurut Umar 2003, reliabilitas
adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas menunjukkan
sejauh mana suatu pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih Teknik uji reliabilitas yang akan
digunakan adalah Teknik Alpha Cronbach dengan bantuan Microsoft Excel
2007 dan software SPSS Data Editor versi 13,0. Rumus Teknik Alpha Cronbach sebagai berikut :
r
11
= __k__ 1 _ Σσ
b 2
....................................... 3 k-1
σ
t 2
Di mana: r
11
= keandalan instrumen
k =
banyak butir pertanyaan Σσ
b 2
= jumlah ragam butir
σ
t 2
= ragam total
3.4.2. Skala Likert
Skala pengukuran kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert adalah ukuran gabungan yang didasarkan
pada struktur intensitas pertanyaan-pertanyaan. Skala Likert dengan ukuran ordinal hanya dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa
kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya didalam skala Simamora, 2005.
Data dengan dua kuesioner yaitu kuesioner tertutup dan terbuka. Kuesioner tertutup digunakan untuk mendapat data tentang dimensi peubah
apa yang dianggap paling penting oleh konsumen, sebagai responden penelitian ini. Sedangkan kuesioner terbuka adalah berisi pertanyaan
tentang data pribadi responden seperti nama, alamat, pekerjaan, dll. Kuesioner ini untuk memilih responden yang memenuhi kriteria sebagai
responden dalam penelitian ini Hadi, 1997. Dalam penelitian ini nantinya diminta menilai pendapat mengenai pertanyaan yang disampaikan dengan
pilihan jawaban yang tersedia yaitu point 1-5 dengan skala likert. Kategori jawaban atas pertanyaan X dan Y pada kuesioner yang terdiri atas 5
kategori seperti dimuat pada Tabel 3. Tabel 3. Kategori jawaban X dan Y
Kategori Jawaban Nilai
Tidak Setuju 1
Kurang Setuju 2
Cukup Setuju 3
Setuju 4 Sangat Setuju
5
Skor ini kemudian menjadi masukan dalam memberikan skor pada suatu jawaban responden terhadap suatu pernyataan responden. Sedangkan
pertanyaan terbuka terdiri dari beberapa pertanyaan yang memiliki kriteria sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
3.4.3. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Hasan 2003, regresi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ada tidaknya korelasi antarpeubah. Istilah
regresi yang ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1877. Secara umum dapat dikatakan bahwa
analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan suatu peubah, yaitu peubah tidak bebas peubah dependen pada satu atau lebih peubah bebas
peubah independen, dengan maksud menduga atau meramalkan nilai dari peubah dependen, jika nilai peubah independennya diketahui. Apabila
terdapat peubah bebas X independent dan peubah terikat Y dependent mempunyai hubungan korelasi, maka perubahan nilai peubah yang satu
akan mempengaruhi nilai peubah lainnya. Hubungan peubah dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi, misal Y = f X Supranto, 2001.
Menurut Hasan 2003, analisis regresi terdiri dari dua jenis, yaitu regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Regresi linear adalah
regresi yang peubah bebasnya peubah X berpangkat paling tinggi satu. Untuk regresi linear sederhana, yaitu regresi linear yang hanya melibatkan
dua peubah peubah X dan Y. Persamaan garis regresinya dapat dituliskan dalam rumus berikut :
Ŷ = a + b X .................................................................................. 4 Dimana :
Ŷ = peubah terikat X = peubah bebas
a = nilai koefisien konstanta b = koefisien regresi
Nilai a dan b, serta Ŷ dihasilkan dari rumus yang tersedia pada
program SPSS versi 13,0.
Untuk penelitian yang akan melihat hubungan lebih dari satu peubah independen yang mempengaruhi satu peubah dependen, maka analisi regresi
linear yang dapat digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Menurut Hasan 2003, regresi linear berganda adalah regresi dimana
peubah terikatnya Y dihubungkan dengan lebih dari satu peubah, tiga, empat, dan seterusnya dari peubah bebas X
1
, X
2
, X
3
, ..., X
n
yang dijelaskan namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear. Peubah-peubah
yang akan diteliti dapat diukur dengan skala yang berbeda satu dengan yang lainnya, namun demikian skala yang diperbolehkan adalah skala interval.
Menurut Simamora 2005, persamaan regresi linear berganda dapat dituliskan dalam rumus berikut :
Ŷ = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ …. + b
n
X
n
....................... 5 Dimana :
Ŷ = peubah dependen X
1-n
= peubah independen a, b
1-n
= koefisien regresi berganda a
= nilai Y apabila X
1
= X
2
= .... = X
n
b
1
= besarnya kenaikan penurunan Y dalam satuan, jika X
1
naik turun satu satuan dan X
2,
X
3,
..., X
n
konstan b
2
= besarnya kenaikan penurunan Y dalam satuan, jika X
2
naik turun satu satuan dan X
1
, X
3
, ..., Xn konstan b
3
= besarnya kenaikan penurunan Y dalam satuan, jika X
3
naik turun satu satuan dan X
1
, X
2
, ..., Xn konstan + atau- = tanda yang menunjukkan arah pengaruh Y dan X
1
atau X
2
atau X
3
dan seterusnya Nilai koefisien a dan b dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu
dengan metode kuadrat terkecil, matriks, atau menggunakan software komputer Supranto, 2001.
Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh dua peubah yaitu peubah independen dan peubah dependen. Dalam penelitian ini ada lebih
dari satu peubah independen yang mempengaruhi satu peubah dependen.
Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda, dengan peubah dependen yang dimaksud adalah keputusan pembelian jasa pada TSI
dan peubah-peubah independen tersebut adalah : a.
Periklanan sebagai X
1
terdiri dari iklan siaran radio, iklan pada surat kabar koran, iklan melalui media stiker, brosur, boklet, poster,
spanduk dan Billboard, isi pesan mengenai informasi kegiatan- kegiatan dan visualisasi tem, gambar, warna dalam iklan.
b. Promosi penjualan sebagai X
2
terdiri dari diskon untuk harga tiket masuk bagi jumlah rombongan tertentu, pameran, perlombaan foto
dan diskon harga tiket masuk untuk setiap pemakaian kartu kredit tertentu.
c. Hubungan masyarakat dan publisitas sebagai X
3
terdiri dari TSI menjadi sponsor pada berbagai acara seperti seminar, olahraga, 17
Agustus, pemberitaan di televisi, pemberitaan artikel di surat kabar, TSI berkontribusi bagi pengembangan daerah di sekitarnya dan citra
atau image yang dimiliki oleh TSI. d.
Pemasaran interaktif website sebagai X
4
terdiri dari website TSI mudah dioperasikan user friendly, website memberikan informasi
lengkap mengenai TSI, tampilan desain yang menarik, menggambarkan kehidupan alam satwa liar dan informasi yang
didapat membuat tertarik untuk berkunjung. Rumus analisis regresi linear berganda untuk empat peubah
independen adalah : Ŷ = a+b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
………………….……………… 6 Dimana :
Ŷ = keputusan pembelian jasa pada TSI X
1
= periklanan X2 = promosi penjualan
X3 = hubungan masyarakat dan publisitas X4 = Pemasaran Interaktif website
a, b
1-6
= koefisien regresi
Formulasi ini kemudian diolah dengan software SPSS Data Editor versi 13,0 untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu pengaruh peubah
independen, yaitu komunikasi pemasaran terhadap peubah dependen, yaitu keputusan pembelian jasa pada TSI dan untuk melihat peubah komunikasi
pemasaran mana yang paling dominan dalam memberikan pengaruhnya.
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
Menurut Sudarmanto 2005, analisis regresi linear berganda memerlukan uji persyaratan untuk menentukan kelayakan model regresi
yang diperoleh. Uji persyaratan tersebut sering disebut dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji linearitas garis regresi, uji multikolinearitas dan
uji keteroskedastisitas. Ketiga uji asumsi klasik tersebut dapat dilakukan dengan bantuan software SPSS Data Editor versi 13,0. Model regresi yang
baik adalah apabila tidak terjadi masalah multikolinearitas, autokorelasi, linearitas garis regresi dan masalah heteroskedastisitas dalam model regresi
yang diperoleh. Berikut ini dijelaskan masing-masing jenis-jenis uji asumsi klasik
yang biasa digunakan : a.
Uji Linearitas Garis Regresi Uji asumsi linearitas garis regresi berkaitan dengan suatu
pembuktian apakah model garis linear yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya atau tidak. Pengujian ini perlu dilakukan
sehingga hasil analisis yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan beberapa kesimpulan yang diperlukan dalam
penelitian. Model regresi yang baik adalah apabila garis regresi yang diperoleh linear. Pengujian linearitas garis regresi dilakukan
menggunakan pendekatan analisis tabel ANOVA dengan bantuan software
SPSS Data Editor versi 13,0 Sudarmanto, 2005. b.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan uji asumsi untuk menguji ada
tidaknya hubungan yang linear antara peubah independen satu dengan peubah independen lainnya. Dalam regresi berganda, adanya
hubungan yang linear antarpeubah independen akan menimbulkan
kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing peubah independen terhadap peubah dependennya. Model regresi yang baik
dan layak digunakan adalah model regresi bebas dari masalah multikolinearitas Sudarmanto, 2005.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang sistematis antara peubah yang diidentifikasi dengan
residual absolutnya. Pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah menggunakan korelasi rank
Spearman dengan terlebih dahulu menghitung nilai residual absolut masing-masing peubah dengan bantuan software SPSS Data Editor
versi 13,0. Model regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah heteroskedastisitas dalam data pengamatan Sudarmanto,
2005.
3.4.5. Uji F dan Uji t
Uji F dilakukan untuk melihat apakah terjadi pengaruh nyata antara peubah independen terhadap peubah dependen secara simultan. Sedangan
uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing peubah independen berpengaruh terhadap peubah dependen atau tidak. Uji t biasa disebut uji
pengaruh secara parsial, karena dapat melihat hubungan satu peubah independen terhadap peubah dependennya sementara peubah independen
lainnya dalam keadaan tetap Sudarmanto, 2005. Uji F dan uji t dilakukan dengan bantuan software SPSS Data Editor
versi 13,0. Uji F diketahui dengan melihat nilai signifikasi F hitung, apakah lebih besar dari alpha yang ditetapkan atau tidak. Sedangkan uji t dilakukan
dengan melihat signifikansi t hitung yang diperoleh dan kemudian dibandingkan dengan alpha
α yang ditetapkan, yaitu 5 atau 1.
1V. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Bogor
Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut.
Berdasarkan catatan Dinasti Sung di Cina dan prasasti yang ditemukan di Tempuran Sungai Ciaruten dengan Sungai Cisadane, berdirinya Bogor
dimulai sekitar abad ke-5 M. Pada mulanya di Bogor adalah sebuah kerajaan bernama Taruma Negara di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman yang
berasal dari Kerajaan Ciaruteun yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Bukti lainnya ditemukannya prasasti di berbagai tempat,
seperti Prasasti Jambu di Bukit Koleangkak Pasir Gintung Kecamatan Leuwiliang, Prasasti Kebon Kopi di Kecamatan Cibungbulang, dan prasasti
lainnya. Secara geografis, Kabupaten Bogor terletak di 6
19’-6 47’ LS dan
106 1-107
103’ BT dengan luas wilayah ± 317.102 Ha serta terdiri dari 40 kecamatan. Kecamatan Cibinong, tepatnya di Kelurahan Tengah, ditetapkan
sebagai ibu kota Kabupaten Bogor. Sedangkan secara administratif, Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kota Depok, KabupatenKota Bekasi,
Kabupaten Tangerang, dan DKI Jakarta di sebelah utara, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur di sebelah Selatan, Kabupaten Lebak dan
Provinsi Banten di sebelah Barat, serta Kabupaten Purwakarta dan kabupaten Karawang di sebelah Timur.
Morfologi wilayah Kabupaten Bogor sangat beragam, terdiri dari dataran rendah, bergelombang, dan pegunungan. Secara umum wilayah
Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik yang bersifat piroklastik, yang berasal dari endapan batuan sedimen dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango
dan Gunung Salak. Kabupaten Bogor terletak pada ketinggian 15-2.500 m dpl. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Bogor, 2007, iklim di Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis tipe A sangat basah di bagian Selatan, dan tipe B basah di
bagian utara, dengan iklim panas, sejuk, dan sejuk sekali, dengan suhu rata- rata antara 20
C sampai 30 C. Iklim panas hampir meliputi seluruh
Kabupaten Bogor, baik Bogor Barat, Bogor Tengah, maupun Bogor Timur. Sedangkan iklim sejuk dan sejuk sekali berada di beberapa wilayah Bogor
Barat dan Bogor Tengah, seperti di kecamatan Ciawi, Cisarua, Nanggung, Cigudeg, Pamijahan, Leuwiliang, Cijeruk, dan Rumpin. Iklim ini sangat
terkait dengan ketinggian lokasi. Keadaan iklim yang menguntungkan serta keadaan alam yang indah merupakan potensi alam yang dapat dimanfaatkan
dalam menunjang pariwisata di Kabupaten Bogor. Sektor unggulan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Bogor
adalah industri, pariwisata dan pertanian. Penetapan ketiga sektor ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan pertumbuhan yang dicerminkan
dari pemerataan Pendapatan Domestik Regional Bruto, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM serta peningkatan Pendapatan Asli daerah
PAD. Pertumbuhan ekonomi yang kondusif dapat menunjang pertumbuhan
dalam sektor pariwisata. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui indikator pertumbuhan PDRB. Menurut Djawahir 2008, PDRB Kabupaten
Bogor termasuk dalam TOP 20 KotaKabupaten menurut PDRB 2006 dengan nilai PDRB harga dasar berlaku sebesar 44.792.697,65 jutaan
rupiah dan nilai PDRB atas dasar harag konstan 2000 sebesar 26.546.186,24 jutaan rupiah. Sedangkan untuk Pendapatan Asli Daerah
PAD Kabupaten Bogor termasuk dalam TOP 20 KotaKabupaten berdasarkan PAD Anggaran 2007 versi Majalah SWA 2008 yaitu sebesar
260.031,13 jutaan rupiah. Menurut Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor 2007,
dari tahun ke tahun, pencapaian perolehan PAD Kabupaten Bogor dari pariwisata pada umumnya selalu melebihi target yang telah ditetapkan.
Pendapatan Asli Daerah PAD yang diterima dari pariwisata pada tahun 2007 sebesar Rp 24.883.826.749,-. Angka tersebut telah melebihi 2,3 dari
target yang ditetapkan pada tahun 2007, yaitu Rp 24.319.704.000,-.
Selain itu, salah satu indikator untuk mengembangkan kinerja kepariwisataan Kabupaten Bogor yaitu dengan melihat jumlah,
perkembangan dan karakteristik wisatawan. Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata Kabupaten Bogor menujukkan
kecenderungan yang mulai meningkat sejak tahun 2005, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, dengan angka pertambahan
sebesar 16,79 pada tahun tersebut. Angka tersebut kembali meningkat sebesar 2,26 pada tahun 2006. Jumlah dan perkembangan wisatawan yang
berkunjung ke Obyek dan Daya tarik Wisata di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah dan perkembangan wisatawan yang berkunjung ke obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Bogor
Tahun Wisatawan Nusantara
Wisatawan Mancanegara
Jumlah
2002 1.793.720 42.515
1.836.235 2003 1.788.774
1.504 1.790.278
2004 1.498.321 18.028
1.516.349 2005 1.747.584
23.397 1.770.981
2006 1.754.185 56.776
1.810.961 2007 2.096.344
24.061 2.120.405
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, 2007
Dari data jumlah kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata tahun 2002-2007, secara umum daya tarik wisata yang paling banyak dikunjungi
wisatawan adalah Taman Safari Indonesia, Wisata Agro Gunung Mas dan Wana Wisata Curug Cilember. Sementara itu, untuk wisatawan
mancanegara, selain ketiga daya tarik wisata tersebut, Kebun Wisata Pasir Mukti, Taman Wisata Mekarsari dan Telaga Warna juga merupakan obyek
wisata yang paling banyak dikunjungi.
4.2. Gambaran Umum Perusahaan