Coefficients
a
-.650 .481
-1.352 .180
.015 .123
.011 .122
.903 .707
1.414 .558
.118 .420
4.721 .000
.739 1.353
.402 .109
.316 3.695
.000 .801
1.249 .145
.077 .158
1.865 .065
.818 1.222
Constant X1
X2 X3
X4 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: keputusan a.
Tabel 12. Hasil Uji t
Berdasarkan Tabel 12, terlihat bahwa peubah X
2
dan X
3
yang memiliki pengaruh secara parsial terhadap peubah Y. Kedua peubah
X tersebut memiliki nilai signifikansi t alpha yang ditetapkan, dimana masing-masing sebesar 0,558 dan 0,402. Oleh karena itu,
dapat dinyatakan bahwa pada penelitian ini hanya peubah promosi penjualan dan hubungan masyarakat dan publisitas yang signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen. Mengidentifikasi peubah komunikasi pemasaran yang paling
berpengaruh terhadap Y dilakukan dengan melihat koefisien beta pada Tabel 12 pada kolom Unstandardized Coefficients yang
memiliki nilai paling besar. Dari kedua peubah X yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan Y, yaitu koefisien beta
peubah X
2
pada kolom tersebut sebesar 0,558 dan koefisien beta peubah X
3
sebesar 0,402. Hal ini terlihat bahwa koefisien beta peubah X
2
lebih besar daripada koefisien beta peubah X
3
sehingga dapat dinyatakan peubah X
2
yaitu promosi penjualan memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian wisatawan
dalam mengunjungi Taman safari Indonesia.
4.8. Implikasi Manajerial
Dewasa ini, komunikasi pemasaran telah menjadi hal yang sangat penting bagi dunia bisnis, khususnya bisnis pariwisata. Hal ini sangat
berkaitan erat dengan produk wisata yang akan ditawarkan kepada para calon wisatawan. Jumlah wisatawan yang berkunjung pada suatu tempat
atau obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan bagi obyek wisata
tersebut. TSI sebagai obyek wisata nasional telah melakukan komunikasi pemasaran tersebut untuk dapat menarik perhatian para wisatawan
khususnya wisatawan domestik. Alat komunikasi pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak TSI
yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, serta pemasaran interaktif melalui website. TSI belum melakukan penjualan
secara direct marketing dan penjualan secara pribadi. Dari hasil pengolahan dan analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda, maka perlu
tinjauan lebih lanjut mengenai implikasi manajerial berdasarkan penelitian ini.
a. Peubah periklanan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian wisatawan TSI. Kondisi tersebut dimungkinkan oleh penyampaian iklan yang kurang menarik bagi
wisatawan. Iklan melalui siaran radio, sebagian besar wisatawan jarang bahkan ada yang belum pernah mendengar iklan TSI di siaran
radio. Begitu halnya dengan iklan di surat kabar koran. Frekuensi dan daya jangkau iklan yang dimuat pada surat kabar tertentu sangat
terbatas. TSI selain sebagai obyek wisata nasional juga merupakan suatu wadah untuk mendapatkan wawasan, khususnya mengenai
satwa-satwa. Oleh karena itu, Pihak TSI hendaknya mengiklankan TSI melalui media televisi karena daya jangkauannya luas di seluruh
Indonesia. b.
Peubah promosi penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian wisatawan TSI. Kondisi ini
menggambarkan bahwa promosi penjualan telah menarik perhatian wisatawan, khususnya wisatawan domestik. Hal ini dapat terlihat
dari reaksi wisatawan yang sangat tertarik dengan adanya diskon dari Harga Tanda Masuk HTM. Selain itu, juga adanya kemudahan
dalam melakukan pembayaran dengan kartu kredit BNI. Promosi penjualan memiliki pengaruh paling dominan terhadap
keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, pihak TSI hendaknya dapat lebih meningkatkan promosi penjualannya, seperti
diskon yang diberikan tidak hanya dengan jumlah rombongan tertentu tetapi juga misalnya dalam satu keluarga yang ikut minimal
sepuluh orang dapat gratis satu orang untuk masuk ke TSI. TSI juga dapat menjalin kerjasama dengan supermarket-supermarket besar,
misalnya Giant. Pada setiap pembelian produk tertentu di Giant mendapatkan diskon harga untuk tiket masuk atau tiket wahana
permainannya. Selain itu, TSI dapat mengadakan perlombaan- perlombaan secara nasional yang lebih beragam dan dapat menjalin
kerjasama dengan bank lain dalam hal pembayaran dengan menggunakan kartu kredit yang lain.
c. Peubah hubungan masyarakat dan publisitas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian wisatawan TSI. Hal ini dimungkinkan oleh TSI telah memiliki citra atau image yang baik di
masyarakat Indonesia. Dari segi hubungan masyarakat, pihak TSI telah membina hubungan yang baik dengan berbagai pihak. Dalam
hal menjadi sponsor, TSI kurang begitu dikenal. Hal ini dimungkinkan oleh pihak perusahaan menjadi sponsor hanya di
daerah disekitarnya dan Bogor. Perusahaan hendaknya dapat berpartisipasi pada berbagai peristiwa
penting, karnaval, kesempatan pemberian penghargaan dan menjadi sponsor untuk kegiatan tertentu, baik di daerah Bogor maupun di
luar Bogor. Pemberitaan TSI melalui media di televisi dapat berupa penayangan film dokumenter mengenai satwa-satwa TSI dan juga
program-program acara di stasiun televisi tertentu. Selain itu juga, pada pemberitaan melalui media surat kabar, TSI dapat
mencantumkan identitas perusahaaan seperti desain arsitektur TSI, logo, tipografi dan seragam karyawan.
d. Peubah pemasaran interaktif internet website tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian wisatawan TSI. Dari segi pemasaran interaktif melalui website dinilai kurang baik karena para
wisatawan khususnya wisatawan domestik yang berkunjung ke TSI tidak banyak yang mengetahui adanya website TSI. Oleh karena itu,
pihak TSI hendaknya dapat lebih mensosialisasikan website tersebut kepada masyarakat Indonesia, yaitu melalui desain stiker TSI juga
pada logo TSI juga terdapat alamat website TSI. Selain itu, pada spanduk dan Billboard yang dipasang di jalan raya juga tercantum
website TSI. Pihak TSI hendaknya dapat lebih mempromosikan TSI
melalui websitenya. Misalnya, TSI dapat melakukan penjualan tiket secara online. Bagi wisatawan yang membeli secara online akan
mendapatkan potongan harga tiket masuk atau tiket wahana permainan sejumlah 10 hingga 20. Jumlah penduduk Indonesia
yang sangat banyak dapat berpotensi sebagai calon wisatawan TSI. Selain dari segi komunikasi pemasaran, hal-hal lain yang harus
diperhatikan oleh pihak TSI melalui atribut wisatanya adalah berikut : a.
Tarifharga tiket masuk TSI hendaknya lebih diperhatikan oleh pihak manajemen TSI karena tarifharga tiket masuk tersebut merupakan
atribut wisata TSI yang paling dominan dipertimbangkan oleh wisatawan dalam mengambil keputusannya. Hal yang dapat
dilakukan, seperti memberikan diskon harga tiket masuk bagi setiap pembelian tertentu. Selain itu, membuat tiket terobosan TSI. Hal ini
dikarenakan oleh mahalnya harga tiket wahana permainan untuk setiap satu kali main di setiap wahana permainan.
b. Atribut wisata yang lainnya seperti banyaknya jenis satwa dan
keamanan lokasi obyek wisata juga lebih diperhatikan. Pihak TSI hendaknya dapat menambah jumlah satwa-satwa yang ada di TSI,
khususnya pada area satwa Safari Siang. Hal ini dikarenakan oleh Safari Siang merupakan produk utama dari TSI. Selain itu, dapat
menambah pengetahuan wisatawan, khususnya anak-anak untuk dapat mengenal kehidupan satwa di alam bebas. Keamanan lokasi
obyek wisata juga merupakan faktor yang penting. Hal ini dikarenakan oleh selain terjaga dari bahaya pencurian juga
wisatawan merasa aman atas kehadiran satwa-satwa yang berada di area Safari Siang maupun area rekreasi.
c. Wahana permainan dan atraksi hiburan satwa termasuk atribut
wisata yang kurang menjadi pertimbangan keputusan wisatawan dalam melakukan pembelian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya
total skor yang dimiliki oleh kedua atribut wisata tersebut. Pihak TSI hendaknya dapat melakukan inovasi pada wahana permainan TSI
dan penambahan atraksi satwa dan hiburan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar para wisatawan tidak cepat merasa bosan. Tema
atraksi satwa dan atraksi show dibuat lebih kreatif lagi selain dari cowboy show.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1 Dari penelitian yang dilakukan, atribut wisata Taman safari
Indonesia TSI yang paling dominan dipertimbangkan oleh wisatawan domestik dalam mengambil keputusan untuk
mengunjungi TSI adalah tarifharga tiket masuk. Sedangkan atribut wisata TSI yang kurang dipertimbangkan oleh wisatawan domestik
dalam mengambil keputusan untuk mengunjungi TSI adalah wahana permainan.
2 Peubah komunikasi pemasaran memiliki pengaruh simultan terhadap
keputusan pembelian konsumen. Sedangkan peubah promosi penjualan dan peubah hubungan masyarakat dan publisitas memiliki
pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen.
3 Peubah komunikasi pemasaran dominan dalam mempengaruhi
keputusan wisatawan dalam melakukan pembelian jasa TSI adalah
peubah promosi penjualan.
2. Saran
1 Pihak TSI hendaknya dapat lebih memperhatikan setiap bentuk
kegiatan promosi penjualan yang telah dan akan dilakukan sehingga dapat tercipta bentuk komunikasi pemasaran yang efektif.
Komunikasi pemasaran yang efektif dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pangsa pasar produknya.
2 Agar proses komunikasi pemasaran dapat berjalan dengan efektif,
peningkatan kualitas bentuk komunikasi pemasaran tidak hanya pada promosi penjualan serta hubungan masyarakat dan publisitas, tetapi
juga pada periklanan dan pemasaran interaktif melalui internet. TSI hendaknya dapat lebih memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen serta melakukan inovasi, baik dari segi komunikasi pemasarannya maupun atribut wisata yang menyertainya.
3 Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai komunikasi pemasaran
dan loyalitas konsumen. Hal ini dikarenakan oleh adanya persaingan dalam bisnis pariwisata, pihak manajemen tidak cukup hanya
melihat faktor yang dianggap penting oleh konsumen, namun juga harus mengetahui sejauhmana komunikasi pemasaran dapat berjalan
dengan efektif atau tidak, sehingga dapat meningkatkan loyalitas konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Angipora, P. M. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Awaludin, E. T. 2003. Persepsi dan Sikap Pengunjung Terhadap Atribut Obyek Wisata Pantai Pondok bali, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi pada
Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor dalam angka 2007 Bogor Regency in Figures 2007. 2007. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Bogor.
Damanik, J dan Helmut F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata ; dari Teori ke Aplikasi. ANDI, Yogyakarta.
Djawahir, Kusnan M. 7-20 Agustus 2008. Kota-kota Pilihan Berbisnis. SWA sembada. Hlm 34.
Djuranovik, V. 2004. Analisis Pengaruh Promosi Terhadap Tingkat Kunjungan Konsumen Studi Kasus pada Toserba X, Bogor. Skripsi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor. 2007. Updating Data Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bogor Tahun 2007. Oktober 2007.
Laporan Akhir. PT Tjipta Andika Persada, Kabupaten Bogor, Bogor.
Effendi dan M. Singarimbun M.1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Engel, et.al. 1994. Perilaku Konsumen Terjemahan, Jilid 1 dan 2. Binarupa
Aksara, Jakarta. Hadi, S. 1997. Metodologi Research Jilid I. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Harahap, H. 2006. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada PT Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor. Skripsi pada Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hasan, M. I. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 Statistik Deskriptif. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi Bahasa Indonesia. PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta.
Kulluvaara, C and J. Tornberg. 2003. Integrated Marketing Communication and Tourism A case study of Icehotel AB. Bachelor’s Thesis, Department of
Business Administration and Social Science , Luleå University of
Technology, Sweden. www.ltu.sedeptslibindex-en.shtml [2 Juni 2008] Lovelock, C. H dan L. K. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi
Bahasa Indonesia. PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta. Middleton, V.T.C. 1994. Marketing in Travel and Tourism. Butterworth-
Heinemann Ltd, London. Morissan. 2007. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu Terjemahan.
Penerbit Ramdina Prakarsa, Tangerang. Schiffman, L.G and Kanuk, L.L. 1994. Consumer Behaviour. Prentice-Hall, New
Jersey. Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. Sudarmanto, G. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu,
Yogyakarta. Sumarwan, U. 2002. Perilaku Pelanggan Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia, Bogor. Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga, Jakarta.
Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. ANDI, Yogyakarta. Umar, H. 2003. Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan
Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
_______. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT RajaGrafindoPersada, Jakarta.
Yoeti, O. A. 1985. Pemasaran Pariwisata. Penerbit Angkasa, Bandung. _________ . 2006. Tours and Travel marketing. Pradnya Paramita, Jakarta.
Lampiran 7. Foto-foto Penelitian Atraksi satwa dan hiburan
Wahana permaianan Toilet Mushalla
Suasana alam Pinguin Food Court
Caravan Area parkir bus Toko souvenir
Lanjutan Lampiran 7. Bentuk komunikasi pemasaran TSI :
Spanduk TSI Billboard Lomba Foto
Pameran TSI Logo BNI Shooting Trans Tv Halo Safari Bina Safari
Lanjutan Lampiran 7. Kegiatan-kegiatan TSI :
Safari Siang Safari Malam Parade TSI Safari Trek Baby zoo
Kemah Safari
Lampiran 4. Hasil Pengolahan Regresi
a. Uji Reliabilitas