melakukan pemijahan dengan mengikuti arah arus pasang. Arus tidak hanya membawa makanan tetapi juga membawa binatang laut itu sendiri.
4.2.2 Unit penangkapan ikan
Unit penangkapan ikan merupakan satu kesatuan teknis dalam operasi penangkapan ikan, terdiri dari nelayan, perahukapal penangkap ikan dan alat
penangkap ikan. Ketiga elemen tersebut sangat penting dalam melakukan
kegiatan operasi penangkapan ikan.
1 Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan usaha penangkapan ikan. Nelayan sebagai orang yang secara aktif melakukan pekerjaan
dalam operasi penangkapan ikan, dalam hal ini termasuk juru masak dan ahli mesin yang bekerja di atas kapal.
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Sumberdaya Kelautan Kabupaten Paser tahun 2008, nelayan di sekitar perairan Teluk Apar berjumlah 1.890 orang.
Jumlah nelayan setiap tahun cenderung mengalami peningkatan Gambar 14. Kondisi di atas secara tidak langsung memberikan gambaran terhadap
pemanfaatan sumberdaya di perairan Teluk Apar. Semakin bertambah jumlah nelayan tekanan pemanfaatan sumberdaya ikan di Teluk Apar juga akan semakin
meningkat.
500 1,000
1,500 2,000
2,500 3,000
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Tahun Ju
m la
h n
e la
y a
n o
rg
penuh utama
tambahan jumlah
Gambar 14 Perkembangan jumlah nelayan di Teluk Apar tahun 2003-2008
2 Kapal
Kapal perikanan menurut UU No 31 Tahun 2004 pasal 1 ayat 9 adalah kapal, perahu atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan
penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian
eksplorasi perikanan UU No 31 Tahun 2004. Secara Umum jumlah perahu dan kapal meningkat setiap tahun. Peningkatan secara signifikan pada motor ukuran
0-5 GT. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peningkatan jumlah nelayan, kultur masyarakat di pesisir pantai kawasan Teluk Apar, kemampuan
modal dan daerah operasi penangkapan. Selengkapnya perkembangan jumlah perahukapal di Teluk Apar periode 2003-2008 disajikan pada Tabel 4 dan
Gambar 15. Tabel 4 Perkembangan jumlah perahukapal penangkap ikan di Teluk Apar tahun
2003-2008
Tidak bermotor Kapal motor
Jumlah Tahun
Kecil Sedang
Tempel 0-5 GT
5-15 GT 2003
105 75
1.250 65
1.495 2004
85 76
1.300 65
1.526 2005
81 73
1.886 69
2.109 2006
78 62
1.375 47
1.562 2007
67 98
1.395 17
1.577 2008
132 163
1.558 29
1.882 Sumber : Data statistik DKPP Kabupaten Paser 2004-2009
500 1000
1500 2000
2500
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Tahun Ju
m la
h k
ap al
u n
it
tempel 0-5 GT
5-10 GT jumlah
Gambar 15 Perkembangan jumlah kapal motor penangkap ikan di Teluk Apar tahun 2003-2008
3 Alat tangkap
Beragam jenis alat tangkap dioperasikan di perairan Teluk Apar, diantara berbagai alat tangkap tersebut yang dominan digunakan untuk menangkap ikan
pelagis antara lain : pukat cincin, jaring insang hanyut, jaring insang lingkar, jaring insang tetap, bagan perahu, bagan tancap, rawai tetap, rawai hanyut,
pancing tonda, dan pancing lainnya. Produksi perikanana laut Kabupaten Paser secara umum ditopang oleh dua
perairan laut yaitu Teluk Adang dan Teluk Apar. Terdapat perbedaan keragaman alat tangkap yang dioperasikan pada masing-masing perairan teluk. Di perairan
Teluk Adang masih ditemukan atau masih beroperasi alat tangkap baby trawl dogol dan tidak terdapat alat tangkap purse seine. Sebaliknya di perairan Teluk
Apar masyarakat nelayan Desa Tanjung Aru dan Desa Muara Paser mengoperasikan alat tangkap purse seine dan tidak terdapat trawl.
Trawl tidak beroperasi di Teluk Apar, hal ini disebabkan oleh adanya
kepatuhan terhadap kesepakatan antar nelayan, tokoh masyarakat, aparat desa yang berada di sekitar kawasan Teluk Apar untuk melarang beroperasinya trawl
di perairan Teluk Apar, mengingat alat yang dioperasikan sebagian besar merupakan alat tangkap pasif khususnya jaring tiga lapis penambe, selain itu
armada yang digunakan dominan berkapasitas kecil sehingga operasi semua unit penangkapan terfokus pada satu kawasan yang sama. Berdasarkan hal tersebut
maka disepakati untuk alat tangkap trawl dilarang dioperasikan di Teluk Apar. Perkembangan jenis alat tangkap pada periode 2003-2008 Tabel 5, Gambar 16
dan 17. Tabel 5 Perkembangan jumlah alat tangkap di Teluk Apar tahun 2003-2008
Jumlah alat tangkap Teluk Apar unit Tahun
Jaring insang bagan
pukat cincin hanyut
lingkar tetap
perahu tancap
2003 35
211 259
214 80
79 2004
35 249
313 248
58 56
2005 56
232 287
234 26
58 2006
82 262
255 218
18 2007
41 324
305 237
1 18
2008 29
490 198
243 1
18 rawai
pancing Tahun
sero hanyut
tetap tonda
lainnya jumlah
2003 66
251 48
241 170
1.720 2004
66 237
45 230
163 1.766
2005 72
225 44
214 150
1.670 2006
70 242
88 194
127 1.626
2007 44
193 79
228 119
1.633 2008
54 193
79 182
121 1.662
Sumber : Data statistik DKPP Kabupaten Paser 2004-2009
500 1000
1500 2000
2500
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Tahun
Jm la
la tt
an gk
ap u
ni t
purse seine jaring insang
bagan
Gambar 16 Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine, jaring insang, dan bagan di Teluk Apar tahun 2003-2008
500 1000
1500 2000
2500
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Tahun
Jm la
la tt
an gk
ap u
ni t
sero rawai
pancing
Gambar 17 Perkembangan jumlah alat tangkap sero, rawai, dan pancing di Teluk Apar tahun 2003-2008
Pasca pelarangan
pengoperasian trawl
telah berdampak
terhadap menurunnya jumlah alat tangkap trawl dogol di Kabupaten Paser, kondisi ini
secara tidak langsung mempengaruhi jumlah produksi udang. Dampak lain dari pelarangan pengoperasian trawl adalah semakin meningkatnya luasan bukaan
hutan mangrove di Kabupaten Paser untuk usaha budidaya udang. Ditinjau dari aspek pencapaian produksi khususnya udang, hal ini memberikan nilai tambah
bagi Kabupaten Paser karena produksi udang yang sebelumnya dihasilkan melalui penangkapan trawl kini tersubstitusi melalui usaha budidaya, dan produksi yang
dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dari hasil penangkapan. Oleh karena itu
kontribusi udang terhadap produksi perikanan di Kabupaten Paser Teluk Apar dominan dihasilkan oleh aktivitas budidaya.
Pembukaan lahan tambak secara besar-besaran di Kabupaten Paser khususnya di Teluk Apar telah menciptakan permasalahan baru. Pada beberapa
desa pesisir disekitar kawasan Teluk Apar telah mengalami abrasi sehingga mengakibatkan rusaknya bangunan-bangunan rumah, selain itu juga karena
kerasnya terpaan
angin laut
yang langsung
mengarah kerumah-rumah
diperkampungan nelayan akibat tidak adanya penghalangterbukanya hutan mangrove untuk usaha tambak. Hal ini semakin diperparah oleh minimnya
pengetahuan masyarakat bagaimana usaha budidaya tambak yang berwawasan lingkungan, sehingga dalam melakukan usahanya mereka tidak memperhatikan
kaidah-kaidah keseimbangan.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pola Musim Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Teluk Apar