36
sampel trawl untuk memperkirakan kemampuan secara ekonomi, dan langkah- langkah terkait yang diambil.
Berdasarkan penelitian Salayo et al. 2008 tentang Manajemen Excess Capacity
pada Perikanan Skala Kecil: Persfektif Stakeholder Tiga Negara di Asia Tenggara, bahwa manajemen kapasitas perikanan darat dan perikanan laut adalah
salah satu perhatian kebijakan utama di sebagian besar negara di Asia Tenggara. Kelebihan
kapasitas menyebabkan
serangkaian dampak
negatif, seperti
penggunaan sumberdaya, konflik, overfishing, degradasi lingkungan dan kerugian ekonomi dan ancaman keamanan. Manajemen yang efektif dari excess capacity
di Asia Tenggara diperlukan untuk menjamin keberlanjutan jangka panjang perikanan di wilayah ini. Opsi manajemen, antara lain: 1 armada, alat tangkap,
dan metode, 2 spesifik lokasi, 3 karakteristik spesies dan stok, 4 ketersediaan data, 5 kondisi terkini kehidupan nelayan, 6 sistem pemerintahan, penegakan
hukum, 7 dan politik. Selain itu, perbaikan yang signifikan untuk prospek
perikanan kedepan memerlukan suatu perubahan besar dalam prioritas sosial, dengan konsekuensi perubahan dalam kebijakan dan pemerintahan.
2.11 Multi-Criteria Analysis MCA
Department for Communities and Local Government : London 2009
menjelaskan bahwa
semua pendekatan
multi-criteria analysis
MCA diperuntukkan untuk membuat suatu pilihan dan konstribusi terhadap kriteria
yang berbeda dan semuanya memerlukan penilaian. MCA berbeda dengan cost- benefit analysis
BCA dalam hal cara menggabungkan data. MCA secara formal menyediakan sistem pembobotan relatif terhadap kriteria yang berbeda. Peran
utama dari teknik MCA adalah untuk mengatasi kesulitan dari para pengambil keputusan dalam menangani sejumlah informasi yang kompleks secara konsisten.
MCA dapat digunakan untuk mengidentifikasi satu pilihan yang paling baik, membuat peringkat dari pilihan, membuat daftar pendek dari sejumlah pilihan
terbatas untuk penilaian secara rinci, atau hanya membedakan kemungkinan pilihan diterima atau tidak.
Ada beberapa alasan kuat yang dapat dilihat mengapa MCA terus berkembang dan banyak digunakan sampai sekarang, yaitu: 1 banyak jenis
keputusan berdasarkan dengan keadaan dan waktu, 2 waktu yang tersedia untuk analisis mungkin berbeda, 3 jumlah dan sifat data yang tersedia untuk
37
mendukung analisis dapat bervariasi, dan 4 keterampilan analitis dari mereka yang membuat keputusan dapat bervariasi. Beberapa kriteria penggunaan teknik
MCA sebagai berikut: 1 konsistensi dan logis, 2 transparan, 3 mudah
digunakan, 4 data harus konsistensi dengan keperluan, 5 kondisional dan realistis, dan 6 mudah diperoleh dan dievaluasi.
MCA menetapkan preferensi diantara pilihan dengan mengacu pada tujuan yang ada, yang dibuat oleh pengambil keputusan untuk mengidentifikasi dan
membuat kriteria terukur serta menilai sejauh mana tujuan telah dicapai. Secara sederhana, proses identifikasi tujuan dan kriteria itu sendiri dapat memberikan
informasi yang memadai bagi para pengambil keputusan. MCA menawarkan sejumlah cara untuk menggabungkan data dengan kriteria individu untuk
memberikan pilihan indikator kinerja secara keseluruhan. Salah satu keterbatasan MCA adalah tidak dapat menunjukkan peningkatan kesejahteraan, tidak seperti
CBA yang mengsyaratkan manfaat harus lebih besar daripada biaya. European Commission
2009 menjelaskan bahwa deskripsi MCA muncul pada tahun 1960 sebagai alat pengambil keputusan. Hal ini digunakan untuk
membuat penilaian komparatif atau alternatif heterogen. MCA dapat digunakan untuk menghitung beberapa kriteria secara bersamaan dalam situasi yang
kompleks. Metode ini dirancang untuk membantu para pengambil keputusan untuk mengintegrasikan pilihan yang berbeda, yang mencerminkan pendapat dari
pelaku yang bersangkutan. Partisipasi pengambil keputusan dalam proses ini adalah bagian penting dari pendekatan ini. Hasil biasanya diarahkan untuk
memberikan nasihat operasional atau rekomendasi untuk kegiatan masa depan. Evaluasi multikriteria dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan
sintesis tunggal pada akhir evaluasi, atau sebaliknya dengan maksud untuk menghasilkan kesimpulan yang disesuaikan dengan preferensi dan prioritas yang
berbeda. Pada kasus program sosio-ekonomi Uni Eropa, berbagai tingkat kemitraan Eropa, nasional dan regional dapat terpengaruh. Masing-masing
tingkat adalah sah dalam menentukan prioritas sendiri dan untuk mengekspresikan preferensi sendiri antara kriteria. Analisis multikriteria mirip dengan teknik yang
digunakan dalam bidang pengembangan organisasi atau sistem manajemen informasi. Hal ini juga terlihat seperti analisis profitabilitas.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian